25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

WHO Tegaskan Tak Ada yang Kebal dari Covid-19, Sekalipun Pernah Terinf

KALTENGPOS.CO – Isu Herd
Immunity
atau kekebalan kawanan kembali diperbincangkan. Dalam konsep itu,
semakin banyaknya lonjakan kasus harian, akan bisa membuat masyarakat kebal
terhadap Virus Corona.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
tidak merekomendasikan negara-negara mengeluarkan apa yang disebut sertifikat
kekebalan untuk virus Corona. Sebab para ilmuwan masih tidak yakin apakah
antibodi Covid-19 mengurangi risiko infeksi ulang.

Artinya, tak ada satupun orang
bisa kebal dari Covid-19. Dan tidak ada jaminan pula orang yang sudah
terinfeksi, tak terinfeksi lagi. Mereka bisa kembali terinfeksi Covid-19 dan
sudah terjadi di beberapa negara.

“Kami tidak memiliki informasi
itu. Oleh karena itu, bisa saja seseorang kemudian mengalami infeksi baru
karena kekebalan hanya dapat bertahan beberapa bulan, kami tidak
merekomendasikan itu (sertifikat kebal Covid-19),” kata Asisten Direktur
Organisasi Kesehatan Pan Amerika WHO, Dr. Jarbas Barbosa seperti dilansir dari
CNBC, Kamis (17/9).

Baca Juga :  Cuaca Panas, Perhatikan hal ini Saat Berolahraga di Car Free Day

Antibodi umumnya diproduksi
sebagai respons terhadap partikel asing atau antigen yang menyerang tubuh dan
membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi. Ahli kesehatan mengatakan
belum ada cukup data untuk menunjukkan bahwa antibodi virus Corona memastikan
kekebalan terhadap virus.

Sebuah studi kecil yang
diterbitkan di Nature Medicine pada Juni menunjukkan, antibodi virus Corona
hanya dapat bertahan dua hingga tiga bulan setelah seseorang terinfeksi virus.

Para peneliti di Distrik Wanzhou,
Tiongkok membandingkan respons antibodi dari 37 orang tanpa gejala dengan
pasien yang bergejala. Mereka menemukan bahwa orang tanpa gejala memiliki
respons antibodi yang lebih lemah daripada mereka yang memiliki gejala.

Pada  Juni, pakar penyakit menular AS Dr. Anthony
Fauci, mengatakan jika Covid-19 bertindak seperti virus Corona lainnya,
kemungkinan durasi kekebalannya tidak akan lama.

Baca Juga :  Mayoritas OTG Covid-19 Tak Sadar Paru-Paru Mereka Rusak dan Memutih

“Jika Anda melihat sejarah virus Corona,
umum yang menyebabkan flu biasa, laporan dalam literatur menyebutkan bahwa daya
tahan kekebalan yang melindungi berkisar dari 3 hingga 6 bulan hingga hampir
selalu kurang dari setahun,” katanya kepada JAMA Editor Howard Bauchner.

“Tak bisa menjamin perlindungan
yang lama,” lanjut dr. Fauci.

Durasi kekebalan memiliki
implikasi penting untuk pengembangan vaksin. Bahkan jika seseorang kehilangan
kekebalan setelah jangka waktu tertentu.

Jika para ilmuwan menemukan
berapa lama kekebalan bertahan, mereka mungkin dapat merekomendasikan kapan
seseorang mungkin membutuhkan dosis vaksin lain.

KALTENGPOS.CO – Isu Herd
Immunity
atau kekebalan kawanan kembali diperbincangkan. Dalam konsep itu,
semakin banyaknya lonjakan kasus harian, akan bisa membuat masyarakat kebal
terhadap Virus Corona.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
tidak merekomendasikan negara-negara mengeluarkan apa yang disebut sertifikat
kekebalan untuk virus Corona. Sebab para ilmuwan masih tidak yakin apakah
antibodi Covid-19 mengurangi risiko infeksi ulang.

Artinya, tak ada satupun orang
bisa kebal dari Covid-19. Dan tidak ada jaminan pula orang yang sudah
terinfeksi, tak terinfeksi lagi. Mereka bisa kembali terinfeksi Covid-19 dan
sudah terjadi di beberapa negara.

“Kami tidak memiliki informasi
itu. Oleh karena itu, bisa saja seseorang kemudian mengalami infeksi baru
karena kekebalan hanya dapat bertahan beberapa bulan, kami tidak
merekomendasikan itu (sertifikat kebal Covid-19),” kata Asisten Direktur
Organisasi Kesehatan Pan Amerika WHO, Dr. Jarbas Barbosa seperti dilansir dari
CNBC, Kamis (17/9).

Baca Juga :  Cuaca Panas, Perhatikan hal ini Saat Berolahraga di Car Free Day

Antibodi umumnya diproduksi
sebagai respons terhadap partikel asing atau antigen yang menyerang tubuh dan
membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi. Ahli kesehatan mengatakan
belum ada cukup data untuk menunjukkan bahwa antibodi virus Corona memastikan
kekebalan terhadap virus.

Sebuah studi kecil yang
diterbitkan di Nature Medicine pada Juni menunjukkan, antibodi virus Corona
hanya dapat bertahan dua hingga tiga bulan setelah seseorang terinfeksi virus.

Para peneliti di Distrik Wanzhou,
Tiongkok membandingkan respons antibodi dari 37 orang tanpa gejala dengan
pasien yang bergejala. Mereka menemukan bahwa orang tanpa gejala memiliki
respons antibodi yang lebih lemah daripada mereka yang memiliki gejala.

Pada  Juni, pakar penyakit menular AS Dr. Anthony
Fauci, mengatakan jika Covid-19 bertindak seperti virus Corona lainnya,
kemungkinan durasi kekebalannya tidak akan lama.

Baca Juga :  Mayoritas OTG Covid-19 Tak Sadar Paru-Paru Mereka Rusak dan Memutih

“Jika Anda melihat sejarah virus Corona,
umum yang menyebabkan flu biasa, laporan dalam literatur menyebutkan bahwa daya
tahan kekebalan yang melindungi berkisar dari 3 hingga 6 bulan hingga hampir
selalu kurang dari setahun,” katanya kepada JAMA Editor Howard Bauchner.

“Tak bisa menjamin perlindungan
yang lama,” lanjut dr. Fauci.

Durasi kekebalan memiliki
implikasi penting untuk pengembangan vaksin. Bahkan jika seseorang kehilangan
kekebalan setelah jangka waktu tertentu.

Jika para ilmuwan menemukan
berapa lama kekebalan bertahan, mereka mungkin dapat merekomendasikan kapan
seseorang mungkin membutuhkan dosis vaksin lain.

Terpopuler

Artikel Terbaru