32.5 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Kulit Durian dan Gambir Atasi Masalah Kewanitaan

PALANGKA
RAYA-
Meski perkembangan dunia tak terbendung, tapi tak sedikit
pula kaum hawa yang masih bingung mengatasi keputihan. Tiga produk mengatasi
masalah kewanitaan yang diciptakan oleh siswa-siswi SMAN 2 Palangka Raya ini
patut dicoba loh.

Kearifan lokal di Kalteng masih
dijaga hingga kini. Termasuk oleh para generasi penerus. Berbagai inovasi telah
bermunculan dari otak-otak brilian generasi muda Kalteng. Bahkan tak sekali dua
kali saja anak-anak generasi Kalteng tampil di ajang internasional untuk
memperkenalkan kearifan lokal di Bumi Tambun Bungai ini.

Masyarakat Kalteng
tentu bangga. Generasi muda yang berprestasi tak hanya di bidang modernisasi, tapi
juga mengangkat isu-isu kearifan lokal yang dikombinasikan agar semakin
diminati oleh generasi milenial. Salah satu contoh kecapi, alat musik
tradisional yang akhirnya bisa digunakan dan dimainkan bukan hanya oleh sang
ahli. Bahkan, bisa mengiringi lagu-lagu internasional.

Kali ini, empat siswa
SMAN 2 (Smada) Palangka Raya yang termasuk dalam rombongan mengikuti ajang
World Invention Kompetition And Exhibition (WICE) di Malaysia pada 2-6 Okotber
2019 lalu, berhasil menyabet medali perunggu. Penghargaan itu didapatkan atas
karya yang memberikan manfaat luar biasa bagi kaum wanita, khususnya wanita
milenial. Mereka adalah Sabina, Ajeng Kasih Romadhona, Athea Mustika Arham,
Said Muhammad Akbar, dan Biaz Dea Nabila. Kelimanya berhasil menciptakan tiga
produk mengatasi masalah kewanitaan, khususnya keputihan.

Tak bisa dimungkiri
bahwa sebagian besar wanita pernah mengalami keputihan. Ternyata suku Dayak
Ngaju memiliki kearifan lokal dalam mengatasi permasalahan kewanitaan ini. “Semua
ini semata-mata berdasarkan kearifan lokal, berdasarkan riset dari BKKBN bahwa
75 persen wanita, khususnya remaja, pernah mengalami keputihan,” ucap Sabina
membuka pembicaraan.

Baca Juga :  Corat-Coret Seragam, Belasan Siswa Diberi Hukuman dan Dibubarkan

Melihat kondisi ini,
sebagai generasi muda tentu ingin menciptakan inovasi bagaimana agar kearifan
lokal di Kalteng tetap lestari, dengan menyasar generasi milenial. Sabina
menyebutkan, tiga produk yang berhasil menyabet penghargaan itu terbagi menjadi
tiga jenis, yakni kapsul, Yogurt, dan masker. “Kami menamakannya kobir. Diambil
dari kata; kombinasi kulit durian dan gambir,” kata Sabina cekikikan.  Mendengar nama produk tersebut, penulis sempat
heran. Sabina pun langsung melanjutkan penjelasannya.

Kobir ini, katanya,
merupakan sebuah produk antijamur, kombinasi antara kulit durian dan gambir.
Fungsinya untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans di area vagina. Jamur ini identik dengan terjadinya
keputihan di bagian miss V atau area kewanitaan.

“Berdasarkan hasil
penelitian, kombinasi kulit durian dan gambir ini ternyata zona hambatnya
sangat efektif. Menghasilkan 23,5 mm zona hambat pada pertumbuhan jamur Candida albicans pada vagina,” katanya
saat dibincangi di ruang kepala Smada.

Ide ini muncul lantaran
kobir ini dahulunya sering digunakan oleh masyarakat Dayak Ngaju dengan
pengaplikasian yang sederhana. Agar menarik saat dipamerkan di dunia, mereka pun
membuat kombinasi, tanpa meninggalkan sisi kearifan lokalnya.

“Kulit durian ini
merupakan limbah yang banyak ditemui di Indonesia, khususnya Kota Palangka
Raya. Untuk itu, kami mencoba memanfaatkanya dengan mengusung kearifan lokal,
karena memang merupakan salah satu kearifan lokal yang tidak banyak diketahui
oleh generasi milenial,” ungkap perempuan berhijab ini.

Cara membuatnya mudah.
Kulit durian dipotong-potong kecil dan dijemur sekitar tiga hari. Kemudian kulit
durian tersebut ditumbuk dan diblender agar lebih lembut. Bahan yang kedua
adalah gambir. “Gambir itu kan mudah dihancurkan, sehingga sangat mudah sekali
membuatnya,” ucapnya.

Baca Juga :  Pengunjung Wajib Cuci Tangan, Jumlahnya Dibatasi 280 Orang

Selanjutnya campurkan
kedua serbut tersebut. Serbuk kulit durian dan gambir. Bahan tersebut dapat
dijadikan tiga produk sekaligus.

Pertama, campur bubuk
kulit durian dan gambir, kemudian dimasukkan ke dalam bungkus kapsul. Maka
kapsul kobir dapat dikonsumsi oleh kaum wanita. Pemakaian disarankan dua kali
dalam sehari, yakni usai sarapan dan menjelang tidur. Sebagaimana mengonsumsi obat
pada umumnya, maka sebelum menggunakan kapsul ini, pastikan perut tidak dalam
keadaan kosong alias belum makan.

“Tetapi terkadang
generasi milenial ini jarang suka minum jamu atau kapsul,” katanya.

Untu menyiasati itu,
tim memilih cara tersendiri, yakni mencampurkan serbuk kobir ke Yogurt. Cara
ini diyakini ampuh merayu para remaja perempuan agar mau mengonsumsi kobir tersebut.
“Produk ini masih terkontaminasi dengan bahan lain yakni Yogurt, tapi cara ini
salah satu rayuan karena menjadi salah satu minuman kekinian,” beber perempuan
kelahiran Kota Palangka Raya 9 Januari 2004 silam.

Yang paling efektif,
lanjut perempuan berkulit kuning langsat ini, kobir dengan jenis masker.
Pasalnya kobir jenis masker ini tidak terkontaminasi dengan bahan lain. Selain
itu, bisa langsung digunakan di area kewanitaan. Aplikasikan sebagai masker.

“Untuk menjadikan
masker mudah, campur kobir dengan air hangat dan aplikasikan di sekitar vagina
selama 15 menit. Lakukan sekali dalam sehari,” tegas gadis manis yang
bercita-cita sebagai dosen ini.

Para remaja perempuan
dalam tim ini sudah merasakan secara pribadi khasiat produk yang diperkenalkan mereka
itu. “Iya, memang ada perbedaan antara memakai produk itu dan tidak, khususnya
masker. Memberikan sensai dingin dan mengurangi rasa gatal di area vagina,”
pungkasnya. (
abw/ce/ram)

PALANGKA
RAYA-
Meski perkembangan dunia tak terbendung, tapi tak sedikit
pula kaum hawa yang masih bingung mengatasi keputihan. Tiga produk mengatasi
masalah kewanitaan yang diciptakan oleh siswa-siswi SMAN 2 Palangka Raya ini
patut dicoba loh.

Kearifan lokal di Kalteng masih
dijaga hingga kini. Termasuk oleh para generasi penerus. Berbagai inovasi telah
bermunculan dari otak-otak brilian generasi muda Kalteng. Bahkan tak sekali dua
kali saja anak-anak generasi Kalteng tampil di ajang internasional untuk
memperkenalkan kearifan lokal di Bumi Tambun Bungai ini.

Masyarakat Kalteng
tentu bangga. Generasi muda yang berprestasi tak hanya di bidang modernisasi, tapi
juga mengangkat isu-isu kearifan lokal yang dikombinasikan agar semakin
diminati oleh generasi milenial. Salah satu contoh kecapi, alat musik
tradisional yang akhirnya bisa digunakan dan dimainkan bukan hanya oleh sang
ahli. Bahkan, bisa mengiringi lagu-lagu internasional.

Kali ini, empat siswa
SMAN 2 (Smada) Palangka Raya yang termasuk dalam rombongan mengikuti ajang
World Invention Kompetition And Exhibition (WICE) di Malaysia pada 2-6 Okotber
2019 lalu, berhasil menyabet medali perunggu. Penghargaan itu didapatkan atas
karya yang memberikan manfaat luar biasa bagi kaum wanita, khususnya wanita
milenial. Mereka adalah Sabina, Ajeng Kasih Romadhona, Athea Mustika Arham,
Said Muhammad Akbar, dan Biaz Dea Nabila. Kelimanya berhasil menciptakan tiga
produk mengatasi masalah kewanitaan, khususnya keputihan.

Tak bisa dimungkiri
bahwa sebagian besar wanita pernah mengalami keputihan. Ternyata suku Dayak
Ngaju memiliki kearifan lokal dalam mengatasi permasalahan kewanitaan ini. “Semua
ini semata-mata berdasarkan kearifan lokal, berdasarkan riset dari BKKBN bahwa
75 persen wanita, khususnya remaja, pernah mengalami keputihan,” ucap Sabina
membuka pembicaraan.

Baca Juga :  Corat-Coret Seragam, Belasan Siswa Diberi Hukuman dan Dibubarkan

Melihat kondisi ini,
sebagai generasi muda tentu ingin menciptakan inovasi bagaimana agar kearifan
lokal di Kalteng tetap lestari, dengan menyasar generasi milenial. Sabina
menyebutkan, tiga produk yang berhasil menyabet penghargaan itu terbagi menjadi
tiga jenis, yakni kapsul, Yogurt, dan masker. “Kami menamakannya kobir. Diambil
dari kata; kombinasi kulit durian dan gambir,” kata Sabina cekikikan.  Mendengar nama produk tersebut, penulis sempat
heran. Sabina pun langsung melanjutkan penjelasannya.

Kobir ini, katanya,
merupakan sebuah produk antijamur, kombinasi antara kulit durian dan gambir.
Fungsinya untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans di area vagina. Jamur ini identik dengan terjadinya
keputihan di bagian miss V atau area kewanitaan.

“Berdasarkan hasil
penelitian, kombinasi kulit durian dan gambir ini ternyata zona hambatnya
sangat efektif. Menghasilkan 23,5 mm zona hambat pada pertumbuhan jamur Candida albicans pada vagina,” katanya
saat dibincangi di ruang kepala Smada.

Ide ini muncul lantaran
kobir ini dahulunya sering digunakan oleh masyarakat Dayak Ngaju dengan
pengaplikasian yang sederhana. Agar menarik saat dipamerkan di dunia, mereka pun
membuat kombinasi, tanpa meninggalkan sisi kearifan lokalnya.

“Kulit durian ini
merupakan limbah yang banyak ditemui di Indonesia, khususnya Kota Palangka
Raya. Untuk itu, kami mencoba memanfaatkanya dengan mengusung kearifan lokal,
karena memang merupakan salah satu kearifan lokal yang tidak banyak diketahui
oleh generasi milenial,” ungkap perempuan berhijab ini.

Cara membuatnya mudah.
Kulit durian dipotong-potong kecil dan dijemur sekitar tiga hari. Kemudian kulit
durian tersebut ditumbuk dan diblender agar lebih lembut. Bahan yang kedua
adalah gambir. “Gambir itu kan mudah dihancurkan, sehingga sangat mudah sekali
membuatnya,” ucapnya.

Baca Juga :  Pengunjung Wajib Cuci Tangan, Jumlahnya Dibatasi 280 Orang

Selanjutnya campurkan
kedua serbut tersebut. Serbuk kulit durian dan gambir. Bahan tersebut dapat
dijadikan tiga produk sekaligus.

Pertama, campur bubuk
kulit durian dan gambir, kemudian dimasukkan ke dalam bungkus kapsul. Maka
kapsul kobir dapat dikonsumsi oleh kaum wanita. Pemakaian disarankan dua kali
dalam sehari, yakni usai sarapan dan menjelang tidur. Sebagaimana mengonsumsi obat
pada umumnya, maka sebelum menggunakan kapsul ini, pastikan perut tidak dalam
keadaan kosong alias belum makan.

“Tetapi terkadang
generasi milenial ini jarang suka minum jamu atau kapsul,” katanya.

Untu menyiasati itu,
tim memilih cara tersendiri, yakni mencampurkan serbuk kobir ke Yogurt. Cara
ini diyakini ampuh merayu para remaja perempuan agar mau mengonsumsi kobir tersebut.
“Produk ini masih terkontaminasi dengan bahan lain yakni Yogurt, tapi cara ini
salah satu rayuan karena menjadi salah satu minuman kekinian,” beber perempuan
kelahiran Kota Palangka Raya 9 Januari 2004 silam.

Yang paling efektif,
lanjut perempuan berkulit kuning langsat ini, kobir dengan jenis masker.
Pasalnya kobir jenis masker ini tidak terkontaminasi dengan bahan lain. Selain
itu, bisa langsung digunakan di area kewanitaan. Aplikasikan sebagai masker.

“Untuk menjadikan
masker mudah, campur kobir dengan air hangat dan aplikasikan di sekitar vagina
selama 15 menit. Lakukan sekali dalam sehari,” tegas gadis manis yang
bercita-cita sebagai dosen ini.

Para remaja perempuan
dalam tim ini sudah merasakan secara pribadi khasiat produk yang diperkenalkan mereka
itu. “Iya, memang ada perbedaan antara memakai produk itu dan tidak, khususnya
masker. Memberikan sensai dingin dan mengurangi rasa gatal di area vagina,”
pungkasnya. (
abw/ce/ram)

Terpopuler

Artikel Terbaru