32.5 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Badai Sitokin Picu Gagal Napas, 1 dari 4 Pasien Korona Lansia Wafat

Lansia
terbukti masuk dalam kelompok rentan terpapar Covid-19 bahkan bisa mengalami
penurunan kondisi dan kematian. Fakta itu terungkap dalam sebuah penelitian terbaru
yang menyebutkan rata-rata hampir 1 dari 4 pasien lansia meninggal dunia akibat
Covid-19.

Dalam
studi terbaru yang dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesua
FKUI-RSCM mengenai Profil Klinis Covid-19 pada Populasi Usia Lanjut. Tingkat
kematian pasien Covid-19 berusia di atas 60 tahun sebesar 23 persen atau hampir
1 dari 4 pasien lansia.

Angka
ini diperoleh dari studi yang dilakukan sejumlah peneliti FKUI-RSCM dari bulan
April hingga Agustus 2020. Subjek penelitian adalah pasien-pasien usia lanjut
dengan Covid-19 yang dirawat inap di RSCM. Penelitian ini telah dipublikasi di
jurnal Acta Medica Indonesiana Jurnal Q3 reputasi internasional dengan judul
Clinical Profile of Elderly Patients with COVID-19 Hospitalized in Indonesia’s
National General Hospital.

Dekan
FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB mengatakan, populasi usia
lanjut merupakan salah satu populasi yang paling berisiko tinggi untuk terkena
dampak Covid-19. Gejala-gejala yang dijumpai pada pasien kelompok usia ini
seringkali tidak khas sehingga berujung pada keterlambatan diagnosis dan
penanganan.

“Tingginya
angka kematian pada orang tua harus menjadi pelajaran bagi masyarakat yang
mempunyai mobilisasi tinggi dan memiliki anggota keluarga berumur 60 tahun ke
atas untuk senantiasa menjaga jarak, serta tetap disiplin dalam menerapkan
protokol kesehatan agar tidak menjadi sumber penularan virus di rumah,” tutur
Ari kepada JawaPos.com, Kamis (15/10).

Baca Juga :  3 Hal ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Tidur Pakai AC

Mayoritas
pasien berusia 60-69 tahun (68 persen) dan berjenis kelamin laki-laki (66 persen).
Persentase pasien dengan gejala-gejala khas Covid-19, seperti demam, batuk, dan
sesak napas hanya sekitar 50 persen. Sisanya datang dengan gejala tidak khas.

Tingkat
kematian pasien usia lanjut dengan Covid-19 dalam penelitian ini (23 persen)
lebih tinggi dibandingkan angka nasional (14,9 persen). Bahkan 90 persen pasien
yang meninggal berjenis kelamin laki-laki.

Lalu,
mengapa pasien lansia laki-laki lebih rentan memburuk daripada perempuan
lansia?

Ada
beberapa mekanisme yang menjelaskan mengapa laki-laki lebih rentan mengalami
luaran buruk dalam kasus Covid-19. Salah satunya karena penurunan jumlah sel B
dan sel T pada laki-laki usia lanjut lebih besar dibandingkan perempuan.
Dampaknya, respons imun yang dihasilkan pun tidak terlalu adekuat.

Selain
itu, hormon testosteron, biasa dikenal oleh masyarakat sebagai hormon seks
pria, ternyata memengaruhi ekspresi TMPRSS2 yang berperan penting dalam proses
masuknya virus SARS-CoV-2 ke dalam sel tubuh.

Mengapa
Pasien Lansia Rentan Memburuk dan Meninggal?

Pada
penelitian ini, proporsi pasien yang meninggal pada kelompok usia 70 tahun ke
atas lebih tinggi dibandingkan kelompok usia 60-69 tahun. Seiring dengan
bertambahnya usia, sistem imun tubuh seseorang semakin mengalami disfungsi.
Akibatnya, pasien-pasien Cov8d-19 usia lanjut semakin rentan mengalami badai
sitokin atau peradangan di dalam tubuh yang dapat menimbulkan masalah di
berbagai organ tubuh dan memicu kejadian gagal napas.

Baca Juga :  4 Kiat Menjaga Gula Darah Normal bagi Penderita Diabetes

Keberadaan
komorbiditas atau penyakit penyerta menjadi salah satu faktor yang meningkatkan
risiko kematian pasien-pasien Covif-19. Hasil penelitian ini menunjukkan
hipertensi dan diabetes melitus sebagai komorbiditas yang umum ditemukan pada
pasien. Beberapa pasien bahkan memiliki komorbiditas lebih dari 1.

Meskipun
multikomorbiditas bukan termasuk salah satu faktor risiko kematian Covid-19
yang menonjol pada penelitian ini, sebuah studi dari UK Biobank menyatakan
multikomorbiditas, terutama multikomorbiditas kardiometabolik berkaitan dengan
peningkatan risiko perburukan Covid-19.

Hal
menarik lain yang patut diperhatikan terkait hasil penelitian ini adalah
sebagian besar pasien (86 persen) tidak memiliki riwayat kontak erat dengan
pasien terkonfirmasi Covid-19. Mengingat tingginya risiko penularan melalui
kluster keluarga dan banyaknya pasien asimptomatik atau tanpa gejala di
Indonesia, anggota keluarga lain termasuk pelaku rawat harus selalu waspada
serta lebih memerhatikan penerapan upaya pencegahan penularan Covid-19.

Lansia
terbukti masuk dalam kelompok rentan terpapar Covid-19 bahkan bisa mengalami
penurunan kondisi dan kematian. Fakta itu terungkap dalam sebuah penelitian terbaru
yang menyebutkan rata-rata hampir 1 dari 4 pasien lansia meninggal dunia akibat
Covid-19.

Dalam
studi terbaru yang dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesua
FKUI-RSCM mengenai Profil Klinis Covid-19 pada Populasi Usia Lanjut. Tingkat
kematian pasien Covid-19 berusia di atas 60 tahun sebesar 23 persen atau hampir
1 dari 4 pasien lansia.

Angka
ini diperoleh dari studi yang dilakukan sejumlah peneliti FKUI-RSCM dari bulan
April hingga Agustus 2020. Subjek penelitian adalah pasien-pasien usia lanjut
dengan Covid-19 yang dirawat inap di RSCM. Penelitian ini telah dipublikasi di
jurnal Acta Medica Indonesiana Jurnal Q3 reputasi internasional dengan judul
Clinical Profile of Elderly Patients with COVID-19 Hospitalized in Indonesia’s
National General Hospital.

Dekan
FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB mengatakan, populasi usia
lanjut merupakan salah satu populasi yang paling berisiko tinggi untuk terkena
dampak Covid-19. Gejala-gejala yang dijumpai pada pasien kelompok usia ini
seringkali tidak khas sehingga berujung pada keterlambatan diagnosis dan
penanganan.

“Tingginya
angka kematian pada orang tua harus menjadi pelajaran bagi masyarakat yang
mempunyai mobilisasi tinggi dan memiliki anggota keluarga berumur 60 tahun ke
atas untuk senantiasa menjaga jarak, serta tetap disiplin dalam menerapkan
protokol kesehatan agar tidak menjadi sumber penularan virus di rumah,” tutur
Ari kepada JawaPos.com, Kamis (15/10).

Baca Juga :  3 Hal ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Tidur Pakai AC

Mayoritas
pasien berusia 60-69 tahun (68 persen) dan berjenis kelamin laki-laki (66 persen).
Persentase pasien dengan gejala-gejala khas Covid-19, seperti demam, batuk, dan
sesak napas hanya sekitar 50 persen. Sisanya datang dengan gejala tidak khas.

Tingkat
kematian pasien usia lanjut dengan Covid-19 dalam penelitian ini (23 persen)
lebih tinggi dibandingkan angka nasional (14,9 persen). Bahkan 90 persen pasien
yang meninggal berjenis kelamin laki-laki.

Lalu,
mengapa pasien lansia laki-laki lebih rentan memburuk daripada perempuan
lansia?

Ada
beberapa mekanisme yang menjelaskan mengapa laki-laki lebih rentan mengalami
luaran buruk dalam kasus Covid-19. Salah satunya karena penurunan jumlah sel B
dan sel T pada laki-laki usia lanjut lebih besar dibandingkan perempuan.
Dampaknya, respons imun yang dihasilkan pun tidak terlalu adekuat.

Selain
itu, hormon testosteron, biasa dikenal oleh masyarakat sebagai hormon seks
pria, ternyata memengaruhi ekspresi TMPRSS2 yang berperan penting dalam proses
masuknya virus SARS-CoV-2 ke dalam sel tubuh.

Mengapa
Pasien Lansia Rentan Memburuk dan Meninggal?

Pada
penelitian ini, proporsi pasien yang meninggal pada kelompok usia 70 tahun ke
atas lebih tinggi dibandingkan kelompok usia 60-69 tahun. Seiring dengan
bertambahnya usia, sistem imun tubuh seseorang semakin mengalami disfungsi.
Akibatnya, pasien-pasien Cov8d-19 usia lanjut semakin rentan mengalami badai
sitokin atau peradangan di dalam tubuh yang dapat menimbulkan masalah di
berbagai organ tubuh dan memicu kejadian gagal napas.

Baca Juga :  4 Kiat Menjaga Gula Darah Normal bagi Penderita Diabetes

Keberadaan
komorbiditas atau penyakit penyerta menjadi salah satu faktor yang meningkatkan
risiko kematian pasien-pasien Covif-19. Hasil penelitian ini menunjukkan
hipertensi dan diabetes melitus sebagai komorbiditas yang umum ditemukan pada
pasien. Beberapa pasien bahkan memiliki komorbiditas lebih dari 1.

Meskipun
multikomorbiditas bukan termasuk salah satu faktor risiko kematian Covid-19
yang menonjol pada penelitian ini, sebuah studi dari UK Biobank menyatakan
multikomorbiditas, terutama multikomorbiditas kardiometabolik berkaitan dengan
peningkatan risiko perburukan Covid-19.

Hal
menarik lain yang patut diperhatikan terkait hasil penelitian ini adalah
sebagian besar pasien (86 persen) tidak memiliki riwayat kontak erat dengan
pasien terkonfirmasi Covid-19. Mengingat tingginya risiko penularan melalui
kluster keluarga dan banyaknya pasien asimptomatik atau tanpa gejala di
Indonesia, anggota keluarga lain termasuk pelaku rawat harus selalu waspada
serta lebih memerhatikan penerapan upaya pencegahan penularan Covid-19.

Terpopuler

Artikel Terbaru