30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Jaga Kondisi dengan Vitamin C

VITAMIN C, yang juga
dikenal sebagai asam askorbat, punya banyak khasiat untuk tubuh. Seperti
antioksidan, mencegah peradangan, stres, bahkan anti bakteri.
Dalam
keterangan tertulis Minute Maid Pulpy Orange, Senin (7/12), Ahli Gizi dari
Perhimpunan Nutrisi Indonesia Prof Saptawati Bardosono mengatakan, sesuai
anjuran Kementerian Kesehatan untuk Angka Kecukupan Gizi tahun 2019, kecukupan
asupan vitamin C ditentukan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Contohnya,
laki-laki usia mulai 16 tahun sampai lebih dari 80 tahun adalah 90 mg per hari,
sementara pada perempuan sebesar 75 mg per hari.

Untuk memberikan efek
kesehatan yang optimal, kadar vitamin C dalam tubuh perlu dipertahankan. Selain
itu, vitamin C juga merupakan zat gizi esensial yang harus diperoleh dari
makanan sehari-hari.

Secara alamiah, vitamin
C dapat diperoleh dari buah dan sayur misalnya jambu biji yang mengandung
vitamin C sebesar 125 mg/buah, jeruk (70 mg/buah), brokoli (80 mg) dan kembang
kol (50 mg). Prof. Tati mengatakan bahwa konsumsi vitamin C dapat disesuaikan
berdasarkan aktivitas yang dilakukan setiap hari.

Baca Juga :  Dokter: Deteksi Dini Kanker Payudara Berikan Peluang Sembuh

“Asupan vitamin C dari
makanan bisa mencapai 200 mg/hari, tapi bila Anda termasuk anak muda yang aktif
dan sering melakukan latihan fisik, jumlah tersebut belum bisa mencukupi.
Setidaknya Anda membutuhkan suplementasi mulai dari 500-1.000 mg/hari untuk
mencegah terjadinya gangguan pernapasan,” ujarnya.

Menurutnya, kelompok
orang yang banyak membutuhkan vitamin C adalah mereka yang sering mengonsumsi
makanan yang tidak segar dan tak mengandung sumber vitamin C. Mereka yang pola
hidupnya tidak sehat, seperti tidak pernah berolahraga, merokok, dan sering
meminum alkohol juga memerlukan asupan vitamin C yang cukup.

“Dengan kondisi cuaca
yang tidak menentu serta ditambah dengan polusi, vitamin C menjadi penting
untuk menjaga kondisi tubuh,” lanjut Prof. Tati.

Ada penelitian yang
mengatakan bahwa mengonsumsi vitamin C sebanyak 1.250 mg/hari selama delapan
minggu bisa meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan risiko penyakit kronis
dan memperlambat proses penuaan. Prof. Tati menambahkan, salah satu penyebab
penyakit jantung adalah kurangnya konsumsi vitamin C sebesar 300 mg/hari.

Baca Juga :  Sapu Tangan dan Syal Tak Efektif Jadi Pengganti Masker Cegah Covid-19

Untuk itu, konsumsi
vitamin C secara terus menerus justru dianjurkan. Bagaimana mengetahui
kecukupan jumlah vitamin C yang telah dikonsumsi? Yang paling mudah, catatlah
buah dan sayur yang telah kita makan.

Idealnya, Prof. Tati
menganjurkan untuk mengonsumsi tiga porsi buah dan sayur. Meski demikian, semua
bisa disesuaikan tergantung kebutuhan.

“Bila dibutuhkan, kita dapat memperoleh vitamin
C dari makanan dan minuman yang telah melewati proses penambahan mikronutrien.
Misalnya seperti jus jeruk atau minuman yang mengandung jeruk dengan melihat
label kemasannya untuk mengetahui kandungannya. Untuk dosis yang lebih tinggi,
dianjurkan juga untuk mengonsumsi suplemen vitamin C,” ujar Prof Tati.

VITAMIN C, yang juga
dikenal sebagai asam askorbat, punya banyak khasiat untuk tubuh. Seperti
antioksidan, mencegah peradangan, stres, bahkan anti bakteri.
Dalam
keterangan tertulis Minute Maid Pulpy Orange, Senin (7/12), Ahli Gizi dari
Perhimpunan Nutrisi Indonesia Prof Saptawati Bardosono mengatakan, sesuai
anjuran Kementerian Kesehatan untuk Angka Kecukupan Gizi tahun 2019, kecukupan
asupan vitamin C ditentukan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Contohnya,
laki-laki usia mulai 16 tahun sampai lebih dari 80 tahun adalah 90 mg per hari,
sementara pada perempuan sebesar 75 mg per hari.

Untuk memberikan efek
kesehatan yang optimal, kadar vitamin C dalam tubuh perlu dipertahankan. Selain
itu, vitamin C juga merupakan zat gizi esensial yang harus diperoleh dari
makanan sehari-hari.

Secara alamiah, vitamin
C dapat diperoleh dari buah dan sayur misalnya jambu biji yang mengandung
vitamin C sebesar 125 mg/buah, jeruk (70 mg/buah), brokoli (80 mg) dan kembang
kol (50 mg). Prof. Tati mengatakan bahwa konsumsi vitamin C dapat disesuaikan
berdasarkan aktivitas yang dilakukan setiap hari.

Baca Juga :  Dokter: Deteksi Dini Kanker Payudara Berikan Peluang Sembuh

“Asupan vitamin C dari
makanan bisa mencapai 200 mg/hari, tapi bila Anda termasuk anak muda yang aktif
dan sering melakukan latihan fisik, jumlah tersebut belum bisa mencukupi.
Setidaknya Anda membutuhkan suplementasi mulai dari 500-1.000 mg/hari untuk
mencegah terjadinya gangguan pernapasan,” ujarnya.

Menurutnya, kelompok
orang yang banyak membutuhkan vitamin C adalah mereka yang sering mengonsumsi
makanan yang tidak segar dan tak mengandung sumber vitamin C. Mereka yang pola
hidupnya tidak sehat, seperti tidak pernah berolahraga, merokok, dan sering
meminum alkohol juga memerlukan asupan vitamin C yang cukup.

“Dengan kondisi cuaca
yang tidak menentu serta ditambah dengan polusi, vitamin C menjadi penting
untuk menjaga kondisi tubuh,” lanjut Prof. Tati.

Ada penelitian yang
mengatakan bahwa mengonsumsi vitamin C sebanyak 1.250 mg/hari selama delapan
minggu bisa meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan risiko penyakit kronis
dan memperlambat proses penuaan. Prof. Tati menambahkan, salah satu penyebab
penyakit jantung adalah kurangnya konsumsi vitamin C sebesar 300 mg/hari.

Baca Juga :  Sapu Tangan dan Syal Tak Efektif Jadi Pengganti Masker Cegah Covid-19

Untuk itu, konsumsi
vitamin C secara terus menerus justru dianjurkan. Bagaimana mengetahui
kecukupan jumlah vitamin C yang telah dikonsumsi? Yang paling mudah, catatlah
buah dan sayur yang telah kita makan.

Idealnya, Prof. Tati
menganjurkan untuk mengonsumsi tiga porsi buah dan sayur. Meski demikian, semua
bisa disesuaikan tergantung kebutuhan.

“Bila dibutuhkan, kita dapat memperoleh vitamin
C dari makanan dan minuman yang telah melewati proses penambahan mikronutrien.
Misalnya seperti jus jeruk atau minuman yang mengandung jeruk dengan melihat
label kemasannya untuk mengetahui kandungannya. Untuk dosis yang lebih tinggi,
dianjurkan juga untuk mengonsumsi suplemen vitamin C,” ujar Prof Tati.

Terpopuler

Artikel Terbaru