26.1 C
Jakarta
Monday, November 11, 2024

Sebaiknya Jangan Menggunakan Bedak untuk Mengeringkan Keringat di Tubuh

Penggunan bedak dalam kondisi berkeringat acapkali jadi solusi bagi beberapa orang. Namun, sudah benarkah penggunaan bedak dalam kondisi berkeringat atau tubuh dalam keadaan lembab?

Menurut Pakar dermatologi dan venereologi lulusan Universitas Hasanuddin, dr Amelia Setiawati Soebyanto, Sp.DV, ia tak menyarankan penggunaan bedak untuk mengeringkan keringat pada tubuh, walaupun ini bisa membantu.

“Jangan dikasih bedak kalau bisa. Dikasih bedak sebenarnya bisa lebih kering, tetapi yang ada jadi bubur setelahnya, media buat jamur tumbuh,” ucapnya pada Rabu (22/11) dikutip JawaPos.com dari Antara.

Amelia merekomendasikan kepada orang-orang, khususnya dengan produksi keringat berlebih untuk mengganti baju dan tidak membiarkan keringat kering dengan sendirinya daripada menaburi tubuh dengan bedak.

“Kalau keringat banyak bawa baju ganti. Jangan dibiarkan kering begitu, keringat itu harus dikeringkan. Setelah itu, ganti baju. Itu akan lebih baik dibandingkan pakai bedak,” jelas Amelia.

Baca Juga :  Kenali Ciri Lain Orang dengan Kepribadian Egois

Kemudian, baik mereka dengan keringat berlebih maupun orang-orang pada umumnya, disarankan sebaiknya mandi dua kali sehari dengan durasi maksimal 10 menit, menggunakan sabun yang lembut.

Menurutnya, mandi yang terlalu lama atau lebih sering, terutama saat usia lanjut akan membuat kulit lebih kering, karena setiap kali mandi ada air dari tubuh yang terbuang.

Dia mengatakan jika produksi keringat masing-masing orang berbeda, bergantung pada salah satunya dari proporsi tubuh.  Mereka yang punya proporsi tubuh berlebih dikatakan memang mempunyai risiko berkeringat lebih tinggi dibandingkan orang yang proporsi tubuhnya lebih kecil.

Amelia berpendapat jika penerapan gaya hidup sehat, termasuk pola makan sehat dan rutin melakukan latihan fisik akan membantu mengatasi keringat berlebih tersebut.

Baca Juga :  Atasi Kulit Kusam dan Berjerawat dengan Rutin Eksfoliasi

“Tapi kalau dia berkeringat berlebihan, kita harus evaluasi apakah dia punya penyakit lain yang harus diobati salah satunya tiroid. Penyakit tiroid itu ditandai dengan metabolisme yang lebih tinggi, jadi keringat juga banyak,” katanya.

Berbicara mengenai penyakit tiroid, menurut Kementerian Kesehatan, selain keringat berlebihan, masalah kesehatan ini juga ditandai gejala-gejala, seperti kenaikan atau perubahan berat badan, kulit terasa kering dan tidak nyaman, rambut kering, rapuh, dan rontok. Kemudian, kuku rapuh dan mengelupas, serta mata perih, kering, dan seperti ada pasir.(jpc/ind)

Penggunan bedak dalam kondisi berkeringat acapkali jadi solusi bagi beberapa orang. Namun, sudah benarkah penggunaan bedak dalam kondisi berkeringat atau tubuh dalam keadaan lembab?

Menurut Pakar dermatologi dan venereologi lulusan Universitas Hasanuddin, dr Amelia Setiawati Soebyanto, Sp.DV, ia tak menyarankan penggunaan bedak untuk mengeringkan keringat pada tubuh, walaupun ini bisa membantu.

“Jangan dikasih bedak kalau bisa. Dikasih bedak sebenarnya bisa lebih kering, tetapi yang ada jadi bubur setelahnya, media buat jamur tumbuh,” ucapnya pada Rabu (22/11) dikutip JawaPos.com dari Antara.

Amelia merekomendasikan kepada orang-orang, khususnya dengan produksi keringat berlebih untuk mengganti baju dan tidak membiarkan keringat kering dengan sendirinya daripada menaburi tubuh dengan bedak.

“Kalau keringat banyak bawa baju ganti. Jangan dibiarkan kering begitu, keringat itu harus dikeringkan. Setelah itu, ganti baju. Itu akan lebih baik dibandingkan pakai bedak,” jelas Amelia.

Baca Juga :  Kenali Ciri Lain Orang dengan Kepribadian Egois

Kemudian, baik mereka dengan keringat berlebih maupun orang-orang pada umumnya, disarankan sebaiknya mandi dua kali sehari dengan durasi maksimal 10 menit, menggunakan sabun yang lembut.

Menurutnya, mandi yang terlalu lama atau lebih sering, terutama saat usia lanjut akan membuat kulit lebih kering, karena setiap kali mandi ada air dari tubuh yang terbuang.

Dia mengatakan jika produksi keringat masing-masing orang berbeda, bergantung pada salah satunya dari proporsi tubuh.  Mereka yang punya proporsi tubuh berlebih dikatakan memang mempunyai risiko berkeringat lebih tinggi dibandingkan orang yang proporsi tubuhnya lebih kecil.

Amelia berpendapat jika penerapan gaya hidup sehat, termasuk pola makan sehat dan rutin melakukan latihan fisik akan membantu mengatasi keringat berlebih tersebut.

Baca Juga :  Atasi Kulit Kusam dan Berjerawat dengan Rutin Eksfoliasi

“Tapi kalau dia berkeringat berlebihan, kita harus evaluasi apakah dia punya penyakit lain yang harus diobati salah satunya tiroid. Penyakit tiroid itu ditandai dengan metabolisme yang lebih tinggi, jadi keringat juga banyak,” katanya.

Berbicara mengenai penyakit tiroid, menurut Kementerian Kesehatan, selain keringat berlebihan, masalah kesehatan ini juga ditandai gejala-gejala, seperti kenaikan atau perubahan berat badan, kulit terasa kering dan tidak nyaman, rambut kering, rapuh, dan rontok. Kemudian, kuku rapuh dan mengelupas, serta mata perih, kering, dan seperti ada pasir.(jpc/ind)

Terpopuler

Artikel Terbaru