26.7 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Barca Menolak, Bundesliga Solider

Rehat kompetisi yang sudah berjalan dua pekan
dan ketidakjelasan kapan kompetisi kembali bergulir membuat klub-klub elite di
Eropa mengambil kebijakan tidak populer. Yakni, memangkas gaji para pemain
mahal.

CHAIRMAN Bayern Muenchen Karl-Heinz Rummenigge,
anggota Dewan Klub Bayern Oliver Kahn, dan Direktur Olahraga Bayern Hasan
Salihalmidzic memanggil enam perwakilan pemain pada awal pekan ini. Tiga
petinggi klub Die Roten itu membicarakan satu hal yang sensitif untuk para
pemain. Rasionalisasi gaji dalam bahasa halusnya. Atau potong gaji dalam bahasa
kasarnya.

Enam pemain tersebut terdiri atas tiga pemain
asal Jerman dan tiga non-Jerman. Wakil pemain lokal adalah kiper Manuel Neuer,
striker Thomas Mueller, dan gelandang Joshua Kimmich. Lalu, yang non-Jerman
adalah striker Robert Lewandowski, bek David Alaba, dan gelandang Thiago
Alcantara.

Seperti dilansir The Times (26/3) lalu,
sembilan orang tersebut terlibat dalam telewicara. Dan, menurut salah seorang
pemain, telekonferensi itu berjalan cepat dengan hasil mereka menyepakati gaji
pemain per bulan depan dipotong 20 persen. ’’Sebagai bentuk solidaritas,
direksi juga mengikuti jejak para pemain tersebut,’’ tulis The Times.

Berkaca dari laporan keuangan Bayern tahun
lalu, gaji setahun para pemain klub asal Bavaria itu musim lalu (2018–2019)
mencapai EUR 336 juta (Rp 5,98 triliun). ’’Pemotongan gaji dilakukan karena
Bayern merasa bahwa mengeluarkan biaya yang besar saat kompetisi tidak berjalan
terasa aneh. Juga sebagai bentuk solidaritas,’’ imbuh The Times.

Baca Juga :  Bocah Ajaib Bukan Perjudian

Solidaritas yang dimaksud adalah kebijakan
rasionalisasi gaji yang sudah diinisiatori beberapa klub Bundesliga lainnya. Di
antaranya, Borussia Moenchengladbach, disusul Werder Bremen, Schalke 04, Bayer
Leverkusen, Union Berlin, dan Borussia Dortmund.

 

Direktur Olahraga Gladbach Max Eberl kepada Kicker
menyatakan, rasionalisasi gaji awalnya malah tidak datang dari pihak klub.
Tetapi dari perwakilan para pemain sekaligus kapten tim, Lars Stindl. Ide
tersebut lalu diteruskan kepada direksi dan mereka menyetujuinya.

Dengan pemotongan gaji maksimal 20 persen per
bulan dari tiap pemain, klub yang sempat memuncaki Bundesliga musim ini pada
spieltag ketujuh sampai ke-14 itu bisa mengirit pengeluaran hingga EUR 1 juta
(Rp 17,8 miliar). Besaran gaji yang dipotong itu akan digunakan klub untuk
menyubsidi silang kebutuhan staf klub yang gajinya sangat jauh dibanding Stindl
dkk.

’’Saya sangat bangga dengan apa yang dilakukan
anak-anak. Hal itu menjadi pesan positif buat para fans dan Kota Borussia jika
klub ini berdiri bersama dalam masa suka maupun duka,’’ kata Eberl.

Per kemarin, kasus positif Covid-19 di Jerman
mencapai 37.323 orang dengan 206 di antara mereka meninggal dan 3.547 lainnya
berhasil sembuh. Di antara negara-negara Eropa, Jerman menjadi negara dengan
kasus Covid-19 positif ketiga tertinggi setelah Italia (74.386) dan Spanyol
(49.515).

Baca Juga :  Kalteng Putra Wajib Kerja Keras

Berbeda dengan klub-klub Bundesliga, negosiasi
antara dewan klub FC Barcelona dan pemain untuk rasionalisasi gaji menemui
jalan buntu. Sebagaimana diberitakan Marca, perwakilan pemain seperti kapten
tim Lionel Messi, gelandang Sergio Busquets, bek tengah Gerard Pique, bek kiri
Jordi Alba, dan gelandang Sergi Roberto sudah bertemu dengan dewan klub.
Menurut salah seorang pemain, alasan pemotongan gaji yang bisa lebih dari 30
persen per bulan dianggap tak masuk akal.

’’Para pemain berkeberatan, salah satunya,
karena mereka sudah dikenai pajak yang sangat tinggi dari pemerintah untuk gaji
mereka. Jika dipotong lagi dan kompetisi belum pasti kapan berlangsung kembali,
pemain merasa dirugikan lebih banyak,’’ tulis Marca.

Hal itu ditambah buruknya relasi yang terjalin
musim ini antara dewan klub Barca dan Messi cs. Yakni, terkait dengan kebijakan
berhemat membeli pemain selama bursa transfer musim panas dan dingin.

Alhasil, dengan kedalaman skuad yang minim,
ditambah gangguan badai cedera, Barca sudah kehilangan dua ajang musim ini.
Terhenti di perempat final Copa del Rey dan kandas di semifinal Supercopa de
Espana. Untung, Blaugrana masih mampu memuncaki klasemen La Liga dan masih
bertahan di babak 16 besar Liga Champions. 

Rehat kompetisi yang sudah berjalan dua pekan
dan ketidakjelasan kapan kompetisi kembali bergulir membuat klub-klub elite di
Eropa mengambil kebijakan tidak populer. Yakni, memangkas gaji para pemain
mahal.

CHAIRMAN Bayern Muenchen Karl-Heinz Rummenigge,
anggota Dewan Klub Bayern Oliver Kahn, dan Direktur Olahraga Bayern Hasan
Salihalmidzic memanggil enam perwakilan pemain pada awal pekan ini. Tiga
petinggi klub Die Roten itu membicarakan satu hal yang sensitif untuk para
pemain. Rasionalisasi gaji dalam bahasa halusnya. Atau potong gaji dalam bahasa
kasarnya.

Enam pemain tersebut terdiri atas tiga pemain
asal Jerman dan tiga non-Jerman. Wakil pemain lokal adalah kiper Manuel Neuer,
striker Thomas Mueller, dan gelandang Joshua Kimmich. Lalu, yang non-Jerman
adalah striker Robert Lewandowski, bek David Alaba, dan gelandang Thiago
Alcantara.

Seperti dilansir The Times (26/3) lalu,
sembilan orang tersebut terlibat dalam telewicara. Dan, menurut salah seorang
pemain, telekonferensi itu berjalan cepat dengan hasil mereka menyepakati gaji
pemain per bulan depan dipotong 20 persen. ’’Sebagai bentuk solidaritas,
direksi juga mengikuti jejak para pemain tersebut,’’ tulis The Times.

Berkaca dari laporan keuangan Bayern tahun
lalu, gaji setahun para pemain klub asal Bavaria itu musim lalu (2018–2019)
mencapai EUR 336 juta (Rp 5,98 triliun). ’’Pemotongan gaji dilakukan karena
Bayern merasa bahwa mengeluarkan biaya yang besar saat kompetisi tidak berjalan
terasa aneh. Juga sebagai bentuk solidaritas,’’ imbuh The Times.

Baca Juga :  Bocah Ajaib Bukan Perjudian

Solidaritas yang dimaksud adalah kebijakan
rasionalisasi gaji yang sudah diinisiatori beberapa klub Bundesliga lainnya. Di
antaranya, Borussia Moenchengladbach, disusul Werder Bremen, Schalke 04, Bayer
Leverkusen, Union Berlin, dan Borussia Dortmund.

 

Direktur Olahraga Gladbach Max Eberl kepada Kicker
menyatakan, rasionalisasi gaji awalnya malah tidak datang dari pihak klub.
Tetapi dari perwakilan para pemain sekaligus kapten tim, Lars Stindl. Ide
tersebut lalu diteruskan kepada direksi dan mereka menyetujuinya.

Dengan pemotongan gaji maksimal 20 persen per
bulan dari tiap pemain, klub yang sempat memuncaki Bundesliga musim ini pada
spieltag ketujuh sampai ke-14 itu bisa mengirit pengeluaran hingga EUR 1 juta
(Rp 17,8 miliar). Besaran gaji yang dipotong itu akan digunakan klub untuk
menyubsidi silang kebutuhan staf klub yang gajinya sangat jauh dibanding Stindl
dkk.

’’Saya sangat bangga dengan apa yang dilakukan
anak-anak. Hal itu menjadi pesan positif buat para fans dan Kota Borussia jika
klub ini berdiri bersama dalam masa suka maupun duka,’’ kata Eberl.

Per kemarin, kasus positif Covid-19 di Jerman
mencapai 37.323 orang dengan 206 di antara mereka meninggal dan 3.547 lainnya
berhasil sembuh. Di antara negara-negara Eropa, Jerman menjadi negara dengan
kasus Covid-19 positif ketiga tertinggi setelah Italia (74.386) dan Spanyol
(49.515).

Baca Juga :  Kalteng Putra Wajib Kerja Keras

Berbeda dengan klub-klub Bundesliga, negosiasi
antara dewan klub FC Barcelona dan pemain untuk rasionalisasi gaji menemui
jalan buntu. Sebagaimana diberitakan Marca, perwakilan pemain seperti kapten
tim Lionel Messi, gelandang Sergio Busquets, bek tengah Gerard Pique, bek kiri
Jordi Alba, dan gelandang Sergi Roberto sudah bertemu dengan dewan klub.
Menurut salah seorang pemain, alasan pemotongan gaji yang bisa lebih dari 30
persen per bulan dianggap tak masuk akal.

’’Para pemain berkeberatan, salah satunya,
karena mereka sudah dikenai pajak yang sangat tinggi dari pemerintah untuk gaji
mereka. Jika dipotong lagi dan kompetisi belum pasti kapan berlangsung kembali,
pemain merasa dirugikan lebih banyak,’’ tulis Marca.

Hal itu ditambah buruknya relasi yang terjalin
musim ini antara dewan klub Barca dan Messi cs. Yakni, terkait dengan kebijakan
berhemat membeli pemain selama bursa transfer musim panas dan dingin.

Alhasil, dengan kedalaman skuad yang minim,
ditambah gangguan badai cedera, Barca sudah kehilangan dua ajang musim ini.
Terhenti di perempat final Copa del Rey dan kandas di semifinal Supercopa de
Espana. Untung, Blaugrana masih mampu memuncaki klasemen La Liga dan masih
bertahan di babak 16 besar Liga Champions. 

Terpopuler

Artikel Terbaru