PALANGKA
RAYA, KALTENGPOS.CO – Plt
Gubernur Kalteng Habib Ismail Bin Yahya menegaskan bahwa perbedaan pilihan
untuk mencari pemimpin merupakan sebuah proses demokrasi. Berbeda itu biasa
saja.
“Pemilu baik pemilihan
gubernur dan pemilihan bupati adalah pemilu yang luar biasa dan penting. Karena
seluruh wujud pemimpin dipilih pada pemilu itu,” katanya, belum lama ini.
Semua pihak telah
memprediksi bahwa pemilu akan sangat seru karena berhadapan antara dua pasangan
calon pada pilgub Kalteng 9 Desember 2020 mendatang. “Jangan sampai
masyarakat terjebak pada polarisasi baik menyangkut politik, kepercayaan
dan hati nurani. Sehingga menimbulkan dampak negatif. Itu jangan
sampai terjadi. Karena perbedaan adalah demokrasi. Bukan perpecahan,”
terangnya.
Semisal karena perbedaan
politik dan kurangnya wawasan dari dua pendukung, bisa saja menimbulkan dua
sahabat berseteru. Atau dua orang yang bersaudara menjadi saling tidak ramah,
akhirnya putus silaturahmi. Dua pendukung saling caci maki dan berperilaku tak
menyenangkan atau menjelekan satu sama lain.
Dikatakannya, perlu dipahami
bahwa demokrasi yang dianut adalah demokrasi Pancasila yang sejatinya
kedaulatan ada di tangan rakyat. Masyarakatnya berasaskan kekeluargaan dan
gotong royong.
Oleh karena itu, selaku
pemerintah daerah Habib mengajak semua calon bersama tim pemenangan dan
relawan, untuk saling beradu program serta visi misi yang ditawarkan. “Jangan
sampai saling menjelekan satu sama lain, sehingga dapat menimbulkan perpecahan.
Perbedaan apapun harus tetap mengedepankan Falsafah Huma Betang,”
tegasnya.
Habib juga mengajak semua
pihak untuk menggunakan hak pilih pada 9 Desember 2020 di TPS masing-masing
dengan baik sesuai dengan hati nurani. Tanpa paksaan dari pihak manapun.
“Mari kita sama-sama
menggunakan hak pilih dengan bijak dan sukseskan pilkada. Karena pilihan kita
akan menentukan nasib daerah ini 5 tahun kedepan. Kita semua harus peduli
dengan pembangunan dan kemajuan daerah,” harapnya.