33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

20 Unit Traktor Pulpis Dikerahkan ke Dadahup Garap Lahan Food Estate

PULANG PISAU, KALTENGPOS.CO – Kementerian Pertanian (Kementan)
terus menggarap lahan Food Estate program ketahanan pangan sebagaimana
instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kalimantan Tengah. Meski terkendala
kontur lahan rawa yang labil, namun Kementan optimis akhir bulan Desember lahan
Food Estate seluas 30 ribu hektare rampung digarap.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin
Limpo (SYL) berharap akhir bulan Desember ini proses penggarapan lahan telah
rampung. Diharapkan pada awal tahun depan proses penanaman sudah bisa
dilakukan. Kendati begitu, Mentan SYL mengakui jika ada kendala kontur lahan
rawa dengan kondisi yang berbeda-beda.  

“Progresnya cukup bagus dari
tantangan alam yang ada. Ini lahan rawa, di mana kontur lahannya ada yang dalam
dan sedang. Lahannya sangat dinamis, tidak seperti di Jawa, Sumatra atau
Sulawesi,” ujar Mentan SYL saat melakukan kunjungan kerja dalam rangka
pemantauan progres kegiatan Food Estate, pertengahan Desember lalu.

Ia berharap akhir bulan Desember
ini seluruh pengolahan lahan sudah selesai, sehingga awal Januari mulai penanaman.
Ia meminta koordinasi semua pihak untuk bersama-sama menyukseskan program ketahanan
pangan nasional tersebut.  

Baca Juga :  Harapkan Bantuan Pemprov Tingkatan Kapasitas Pelabuhan Bahaur

Dirjen Prasarana dan Sarana
Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menerangkan, target 30.000 hektar lahan
Food Estate terbagi di dua wilayah yakni Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulau
Pisau. Di Pulau Kapuas areal lahan Food Estate seluas 20.000 hektare, sementara
di Kabupaten Pulau Pisau seluas 10.000 hektare lahan.  

“Untuk program intensifikasi
di Kalimantan Tengah ini terdiri dari 20.000 hektare itu di Kabupaten Kapuas.
Sampai hari ini realisasinya sudah mencapai 18.800 hektar. Masih ada 1.200
hektar yang belum selesai. Kemudian untuk di Kabupaten Pulau Pisau seluas
10.000 hektar sudah selesai semua,” terang Sarwo Edhy.

Ia melanjutkan, 1.200 hektar
lahan yang belum rampung di Kabupaten Kapuas seluruhnya berada di Dadahup.
“Di Dadahup ada kurang lebih 167 hektar, yang 370 hektare dalam proses
penyelesaian,” ujarnya. Dari jumlah 370 hektat lahan, sekitar 256 hektare
lahan yang telah rampung digarap. “Sambil terus berjalan diharapkan sampai
akhir Desember sudah selesai 100 persen,” harap Sarwo Edhy.

Baca Juga :  Fokus Pemerataan Pembangunan Infrastruktur

Sarwo Edhy memaparkan kondisi
kontur lahan rawa yang tengah digarap di Kalimantan Tengah. Selain labil,
terdapat cekungan-cekungan yang cukup dalam pada lahan yang akan digarap
menjadi Food Estate tersebut.

“Kalau ada traktor roda
empat hanya mengunakan satu pasang roda apung itu amblas. Dua pasang amblas.
Paling normal adalah tiga pasang. Sehingga, yang seharusnya 60 unit itu hanya
digunakan 3 unit saja yang dipasang roda apung. Sisanya dalam proses
pengambilan roda apung dari petani di lokasi-lokasi lain yang sudah
selesai,” papar Sarwo Edhy.

 Dalam waktu dekat, Sarwo Edhy menegaskan akan
memobilisasi sebanyak 20 unit traktor dari Pulau Pisang ke Dadahup. “Itu
akan kita mobilisasi dan efektifkan, sehingga diharapkan akhir Desember, 10
hari ke depan dapat di selesaikan 100 persen. Kendalanya di sini lahan labil,
tapi kita coba untuk mengatasi itu semua, sehingga nanti pada waktunya
selesai,” tegas Sarwo Edhy.

PULANG PISAU, KALTENGPOS.CO – Kementerian Pertanian (Kementan)
terus menggarap lahan Food Estate program ketahanan pangan sebagaimana
instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kalimantan Tengah. Meski terkendala
kontur lahan rawa yang labil, namun Kementan optimis akhir bulan Desember lahan
Food Estate seluas 30 ribu hektare rampung digarap.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin
Limpo (SYL) berharap akhir bulan Desember ini proses penggarapan lahan telah
rampung. Diharapkan pada awal tahun depan proses penanaman sudah bisa
dilakukan. Kendati begitu, Mentan SYL mengakui jika ada kendala kontur lahan
rawa dengan kondisi yang berbeda-beda.  

“Progresnya cukup bagus dari
tantangan alam yang ada. Ini lahan rawa, di mana kontur lahannya ada yang dalam
dan sedang. Lahannya sangat dinamis, tidak seperti di Jawa, Sumatra atau
Sulawesi,” ujar Mentan SYL saat melakukan kunjungan kerja dalam rangka
pemantauan progres kegiatan Food Estate, pertengahan Desember lalu.

Ia berharap akhir bulan Desember
ini seluruh pengolahan lahan sudah selesai, sehingga awal Januari mulai penanaman.
Ia meminta koordinasi semua pihak untuk bersama-sama menyukseskan program ketahanan
pangan nasional tersebut.  

Baca Juga :  Harapkan Bantuan Pemprov Tingkatan Kapasitas Pelabuhan Bahaur

Dirjen Prasarana dan Sarana
Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menerangkan, target 30.000 hektar lahan
Food Estate terbagi di dua wilayah yakni Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulau
Pisau. Di Pulau Kapuas areal lahan Food Estate seluas 20.000 hektare, sementara
di Kabupaten Pulau Pisau seluas 10.000 hektare lahan.  

“Untuk program intensifikasi
di Kalimantan Tengah ini terdiri dari 20.000 hektare itu di Kabupaten Kapuas.
Sampai hari ini realisasinya sudah mencapai 18.800 hektar. Masih ada 1.200
hektar yang belum selesai. Kemudian untuk di Kabupaten Pulau Pisau seluas
10.000 hektar sudah selesai semua,” terang Sarwo Edhy.

Ia melanjutkan, 1.200 hektar
lahan yang belum rampung di Kabupaten Kapuas seluruhnya berada di Dadahup.
“Di Dadahup ada kurang lebih 167 hektar, yang 370 hektare dalam proses
penyelesaian,” ujarnya. Dari jumlah 370 hektat lahan, sekitar 256 hektare
lahan yang telah rampung digarap. “Sambil terus berjalan diharapkan sampai
akhir Desember sudah selesai 100 persen,” harap Sarwo Edhy.

Baca Juga :  Fokus Pemerataan Pembangunan Infrastruktur

Sarwo Edhy memaparkan kondisi
kontur lahan rawa yang tengah digarap di Kalimantan Tengah. Selain labil,
terdapat cekungan-cekungan yang cukup dalam pada lahan yang akan digarap
menjadi Food Estate tersebut.

“Kalau ada traktor roda
empat hanya mengunakan satu pasang roda apung itu amblas. Dua pasang amblas.
Paling normal adalah tiga pasang. Sehingga, yang seharusnya 60 unit itu hanya
digunakan 3 unit saja yang dipasang roda apung. Sisanya dalam proses
pengambilan roda apung dari petani di lokasi-lokasi lain yang sudah
selesai,” papar Sarwo Edhy.

 Dalam waktu dekat, Sarwo Edhy menegaskan akan
memobilisasi sebanyak 20 unit traktor dari Pulau Pisang ke Dadahup. “Itu
akan kita mobilisasi dan efektifkan, sehingga diharapkan akhir Desember, 10
hari ke depan dapat di selesaikan 100 persen. Kendalanya di sini lahan labil,
tapi kita coba untuk mengatasi itu semua, sehingga nanti pada waktunya
selesai,” tegas Sarwo Edhy.

Terpopuler

Artikel Terbaru