33.8 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Ini Cara Kemendikbud Agar Lulusan SMK Gampang Dapat Kerja

JAKARTA-Peluang
memperoleh pekerjaan yang tepat dalam waktu cepat menjadi harapan setiap
lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Terlebih, selama masa studi mereka
dibekali oleh berbagai macam kompetensi, baik yang bersifat teoritis,
keterampilan, maupun praktik sehingga siap memasuki dunia kerja.

Kendati
demikian, ketersediaan lowongan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah
pelamar kerap membuat para lulusan SMK merasa khawatir kalah bersaing masuk ke
dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Menanggapi
persoalan tersebut, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia
Industri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ahmad Saufi
mengatakan, saat ini kesempatan lulusan SMK langsung diterima kerja di DUDI
justru semakin besar. Hal ini disebabkan adanya ‘pernikahan massal’ yang
semakin memperkuat kemitraan antara pendidikan vokasi dengan DUDI.

“Kami di
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI diberi tugas khusus untuk
menjodohkan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri. Kami akan
banyak berinteraksi dengan pelaku industri, termasuk mengenalkan
potensi-potensi yang dimiliki oleh pendidikan vokasi sehingga mereka percaya
akan kemampuan lulusan vokasi,” kata dia melalui siaran pers (30/6).

Pada jenjang
SMK, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI tahun ini memberikan perhatian
khusus bagi peningkatan kapasitas dan kompetensi guru serta kepala sekolah.
Pelatihan bagi guru dilakukan melalui program up-skilling dan re-skilling guru
kejuruan SMK berstandar industri.

Baca Juga :  Sambut Era Elektrifikasi, Piaggio Indonesia Siap Rilis Vespa Listrik

Sedangkan bagi
kepala sekolah, terdapat Program ‘Diklat CEO’ untuk meningkatkan kapasitas
manajerial kepala SMK khususnya dalam entrepreneur leadership. Fokus
Kemendikbud pada pengembangan pendidikan vokasi sendiri adalah di empat bidang
prioritas, yakni pemesinan dan konstruksi, hospitality, ekonomi kreatif, dan
care service (layanan perawatan).

Pada kesempatan
tersebut, Saufi menambahkan, industri kini juga diberi keterlibatan besar dalam
proses pembelajaran di SMK. Pihaknya telah membentuk Forum Pengarah Vokasi
(FPV) yang beranggotakan para pelaku usaha, komunitas industri, dan stakeholder
terkait lainnya. FPV akan dilibatkan mulai dari penyusunan kurikulum, hingga
perekrutan lulusan.

“Melalui
pendekatan ini artinya kita sudah menggandeng langsung para pelaku usaha. Bahkan
kita juga memperoleh daftar calon tempat kerja bagi para lulusan beserta
kriteria yang dibutuhkan DUDI. Berikutnya, kita menyusun strategi untuk
menyiapkan lulusan yang kompeten secara hard skill dan soft skill,” terang dia.

Selaras dengan
konsep Merdeka Belajar yang digagas oleh Kemendikbud, para siswa SMK kini
memiliki peluang untuk mengembangkan dan menyalurkan passion-nya. Mereka dapat
memadukan pembelajaran yang didapatkan di sekolah dengan pengalaman di luar
sekolah untuk memperkaya soft skill, salah satunya komunikasi.

Baca Juga :  Dua Siswa Mankoraya Wakili Kalteng

“Berbagai macam
informasi dan pengetahuan saat ini dapat mudah dicari melalui internet secara
tidak terbatas. Namun, membaca saja tidak cukup karena soft skill itu harus
dilatih dengan cara mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi lainnya
yang bermanfaat. Di sana, para siswa akan belajar untuk berkomunikasi, bekerja
dengan tim, sampai menyelesaikan masalah. Kemampuan inilah yang menjadi nilai
tambah ketika memasuki dunia kerja,” ujar dia.

Secara khusus,
ia pun berpesan kepada para siswa SMK yang belum lulus untuk belajar menguasai
bahasa asing. Sebab, lulusan vokasi tidak hanya berpeluang bekerja di
Indonesia, tetapi keterampilannya juga banyak dibutuhkan di luar negeri.

Sementara bagi
yang sudah lulus, Saufi mengajak untuk tidak mudah puas dan terus berupaya
meningkatkan kemampuan diri, seperti dengan meniti jenjang karir, berwirausaha,
ataupun melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

 

JAKARTA-Peluang
memperoleh pekerjaan yang tepat dalam waktu cepat menjadi harapan setiap
lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Terlebih, selama masa studi mereka
dibekali oleh berbagai macam kompetensi, baik yang bersifat teoritis,
keterampilan, maupun praktik sehingga siap memasuki dunia kerja.

Kendati
demikian, ketersediaan lowongan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah
pelamar kerap membuat para lulusan SMK merasa khawatir kalah bersaing masuk ke
dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Menanggapi
persoalan tersebut, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia
Industri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ahmad Saufi
mengatakan, saat ini kesempatan lulusan SMK langsung diterima kerja di DUDI
justru semakin besar. Hal ini disebabkan adanya ‘pernikahan massal’ yang
semakin memperkuat kemitraan antara pendidikan vokasi dengan DUDI.

“Kami di
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI diberi tugas khusus untuk
menjodohkan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri. Kami akan
banyak berinteraksi dengan pelaku industri, termasuk mengenalkan
potensi-potensi yang dimiliki oleh pendidikan vokasi sehingga mereka percaya
akan kemampuan lulusan vokasi,” kata dia melalui siaran pers (30/6).

Pada jenjang
SMK, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI tahun ini memberikan perhatian
khusus bagi peningkatan kapasitas dan kompetensi guru serta kepala sekolah.
Pelatihan bagi guru dilakukan melalui program up-skilling dan re-skilling guru
kejuruan SMK berstandar industri.

Baca Juga :  Sambut Era Elektrifikasi, Piaggio Indonesia Siap Rilis Vespa Listrik

Sedangkan bagi
kepala sekolah, terdapat Program ‘Diklat CEO’ untuk meningkatkan kapasitas
manajerial kepala SMK khususnya dalam entrepreneur leadership. Fokus
Kemendikbud pada pengembangan pendidikan vokasi sendiri adalah di empat bidang
prioritas, yakni pemesinan dan konstruksi, hospitality, ekonomi kreatif, dan
care service (layanan perawatan).

Pada kesempatan
tersebut, Saufi menambahkan, industri kini juga diberi keterlibatan besar dalam
proses pembelajaran di SMK. Pihaknya telah membentuk Forum Pengarah Vokasi
(FPV) yang beranggotakan para pelaku usaha, komunitas industri, dan stakeholder
terkait lainnya. FPV akan dilibatkan mulai dari penyusunan kurikulum, hingga
perekrutan lulusan.

“Melalui
pendekatan ini artinya kita sudah menggandeng langsung para pelaku usaha. Bahkan
kita juga memperoleh daftar calon tempat kerja bagi para lulusan beserta
kriteria yang dibutuhkan DUDI. Berikutnya, kita menyusun strategi untuk
menyiapkan lulusan yang kompeten secara hard skill dan soft skill,” terang dia.

Selaras dengan
konsep Merdeka Belajar yang digagas oleh Kemendikbud, para siswa SMK kini
memiliki peluang untuk mengembangkan dan menyalurkan passion-nya. Mereka dapat
memadukan pembelajaran yang didapatkan di sekolah dengan pengalaman di luar
sekolah untuk memperkaya soft skill, salah satunya komunikasi.

Baca Juga :  Dua Siswa Mankoraya Wakili Kalteng

“Berbagai macam
informasi dan pengetahuan saat ini dapat mudah dicari melalui internet secara
tidak terbatas. Namun, membaca saja tidak cukup karena soft skill itu harus
dilatih dengan cara mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi lainnya
yang bermanfaat. Di sana, para siswa akan belajar untuk berkomunikasi, bekerja
dengan tim, sampai menyelesaikan masalah. Kemampuan inilah yang menjadi nilai
tambah ketika memasuki dunia kerja,” ujar dia.

Secara khusus,
ia pun berpesan kepada para siswa SMK yang belum lulus untuk belajar menguasai
bahasa asing. Sebab, lulusan vokasi tidak hanya berpeluang bekerja di
Indonesia, tetapi keterampilannya juga banyak dibutuhkan di luar negeri.

Sementara bagi
yang sudah lulus, Saufi mengajak untuk tidak mudah puas dan terus berupaya
meningkatkan kemampuan diri, seperti dengan meniti jenjang karir, berwirausaha,
ataupun melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

 

Terpopuler

Artikel Terbaru