30.1 C
Jakarta
Saturday, March 15, 2025

Puluhan Murid SD di Sukoharjo Alami Keracunan, Diduga Usai Santap Menu Makan Bergizi Gratis

PROKALTENG.CO-Puluhan murid SDN Dukuh 3, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sukoharjo kota mengalami gejala mual dan sakit perut pada, Kamis (16/1/2025). Kondisi tersebut terjadi diduga usai menyantap hidangan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diselenggarakan di sekolah setempat.

Gejala keracunan mual muncul sekitar pukul 10.00. Sebelumnya, puluhan murid SDN Dukuh 3 itu, mengonsumsi makanan yang terdiri dari ayam goreng berbalut tepung.

Kepala SDN Dukuh 3 Lilik K menjelaskan, beberapa siswa mencium aroma kurang sedap pada ayam yang disajikan.

“Makanan yang mungkin membuat anak-anak mual itu ayam. Ada aroma yang tidak fresh. Anak-anak, terutama kelas 2 dan kelas 5, merasa mual dan sakit perut,” ungkap Lilik.

Dari total 200 siswa yang menerima program MBG, awalnya hanya sekitar 10 anak yang mengalami gejala tersebut. Meski demikian, pihak sekolah segera mengambil langkah cepat dengan menghubungi Puskesmas dan ahli gizi untuk menangani situasi ini.

Alhamdulillah semua tidak apa-apa. Bu bidan dan bu dokter langsung datang ke sekolah, memberikan obat, dan memastikan kondisi anak-anak. Tidak ada yang dirawat atau dipulangkan,” urai Lilik K.

Baca Juga :  Waduh! Video Syur Berdurasi 5 Menit Beredar, Diduga Dilakukan Oknum Guru dan Murid

“Mungkin karena proses masaknya ya. Tapi, Alhamdulillah, semua anak sudah sehat kembali,” pungkasnya.

Namun data terbaru menyebutkan korban bertambah menjadi 40 murid yang mengalami mual, pusing, sakit perut, dan muntah.

Gejala keracunan mulai dirasakan puluhan murid itu sekitar pukul 09.30 atau di waktu istirahat sekolah.

Menu yang disajikan pada program tersebut terdiri dari nasi putih, oseng wortel dan kol, ayam crispy, tahu bacem, buah naga, dan susu.

Menu ayam crispy diduga menjadi penyebab utama keluhan gejala keracunan para siswa.

Kepala Dinkes Sukoharjo Tri Tuti Rahayu mengambil langkah cepat melakukan penanganan.

“Kami langsung melaksanakan pengecekan dan mendata siswa yang mengalami gejala keracunan,” ujarnya, Kamis (16/1/2025).

Upaya tersebut dilakukan bersama tim Puskesmas Sukoharjo Kota dipimpin dr. Kunari Mahanani.

Baca Juga :  Sehari 12 hingga 20 Anak Cuci Darah karena Gagal Ginjal, IDAI Beri Imbauan Begini

“Anak-anak yang sakit segera diberi obat, dan kondisi mereka terus dipantau,” ternag Tri Tuti.

Sementara itu, dr. Kunari Mahanani menuturkan, gejala keracunan yang dialami siswa termasuk ringan dan tidak memerlukan rujukan ke rumah sakit.

“Anak-anak hanya mual, muntah, dan pusing. Semua sudah kami tangani di tempat,” ucapnya

“Hasil observasi menunjukkan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kondisi mereka sudah membaik,” imbuh dr. Kunari.

Sebagai tindakan pencegahan, pihak penyelenggara program MBG langsung mengganti lauk ayam dengan telur untuk menu yang belum sempat didistribusikan.

Selain itu, Dinkes Sukoharjo juga berkoordinasi dengan sekolah lain untuk memastikan tidak ada kejadian serupa.

“Pukul 11.30, seluruh kegiatan pengecekan dan penanganan selesai dalam keadaan aman. Insya Allah, tidak ada kasus tambahan, dan anak-anak dalam kondisi baik,” kata Tri Tuti Rahayu. (kwl/jpg)

PROKALTENG.CO-Puluhan murid SDN Dukuh 3, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sukoharjo kota mengalami gejala mual dan sakit perut pada, Kamis (16/1/2025). Kondisi tersebut terjadi diduga usai menyantap hidangan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diselenggarakan di sekolah setempat.

Gejala keracunan mual muncul sekitar pukul 10.00. Sebelumnya, puluhan murid SDN Dukuh 3 itu, mengonsumsi makanan yang terdiri dari ayam goreng berbalut tepung.

Kepala SDN Dukuh 3 Lilik K menjelaskan, beberapa siswa mencium aroma kurang sedap pada ayam yang disajikan.

“Makanan yang mungkin membuat anak-anak mual itu ayam. Ada aroma yang tidak fresh. Anak-anak, terutama kelas 2 dan kelas 5, merasa mual dan sakit perut,” ungkap Lilik.

Dari total 200 siswa yang menerima program MBG, awalnya hanya sekitar 10 anak yang mengalami gejala tersebut. Meski demikian, pihak sekolah segera mengambil langkah cepat dengan menghubungi Puskesmas dan ahli gizi untuk menangani situasi ini.

Alhamdulillah semua tidak apa-apa. Bu bidan dan bu dokter langsung datang ke sekolah, memberikan obat, dan memastikan kondisi anak-anak. Tidak ada yang dirawat atau dipulangkan,” urai Lilik K.

Baca Juga :  Waduh! Video Syur Berdurasi 5 Menit Beredar, Diduga Dilakukan Oknum Guru dan Murid

“Mungkin karena proses masaknya ya. Tapi, Alhamdulillah, semua anak sudah sehat kembali,” pungkasnya.

Namun data terbaru menyebutkan korban bertambah menjadi 40 murid yang mengalami mual, pusing, sakit perut, dan muntah.

Gejala keracunan mulai dirasakan puluhan murid itu sekitar pukul 09.30 atau di waktu istirahat sekolah.

Menu yang disajikan pada program tersebut terdiri dari nasi putih, oseng wortel dan kol, ayam crispy, tahu bacem, buah naga, dan susu.

Menu ayam crispy diduga menjadi penyebab utama keluhan gejala keracunan para siswa.

Kepala Dinkes Sukoharjo Tri Tuti Rahayu mengambil langkah cepat melakukan penanganan.

“Kami langsung melaksanakan pengecekan dan mendata siswa yang mengalami gejala keracunan,” ujarnya, Kamis (16/1/2025).

Upaya tersebut dilakukan bersama tim Puskesmas Sukoharjo Kota dipimpin dr. Kunari Mahanani.

Baca Juga :  Sehari 12 hingga 20 Anak Cuci Darah karena Gagal Ginjal, IDAI Beri Imbauan Begini

“Anak-anak yang sakit segera diberi obat, dan kondisi mereka terus dipantau,” ternag Tri Tuti.

Sementara itu, dr. Kunari Mahanani menuturkan, gejala keracunan yang dialami siswa termasuk ringan dan tidak memerlukan rujukan ke rumah sakit.

“Anak-anak hanya mual, muntah, dan pusing. Semua sudah kami tangani di tempat,” ucapnya

“Hasil observasi menunjukkan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kondisi mereka sudah membaik,” imbuh dr. Kunari.

Sebagai tindakan pencegahan, pihak penyelenggara program MBG langsung mengganti lauk ayam dengan telur untuk menu yang belum sempat didistribusikan.

Selain itu, Dinkes Sukoharjo juga berkoordinasi dengan sekolah lain untuk memastikan tidak ada kejadian serupa.

“Pukul 11.30, seluruh kegiatan pengecekan dan penanganan selesai dalam keadaan aman. Insya Allah, tidak ada kasus tambahan, dan anak-anak dalam kondisi baik,” kata Tri Tuti Rahayu. (kwl/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru