PALANGKA
RAYA–Kabut
asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai pekat dan baunya semakin
menyengat. Bahkan, kabut yang menyelimuti Kota Palangka Raya beberapa pekan terakhir
tidak hanya menggangu jarak pandang saat berkendara saja, namun proses pendidikan
juga merasakan dampak dari kabut asap ini.
Seperti yang terlihat
di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Huda 2 pada Sabtu pagi (27/7), seluruh
murid-muridnya terpaksa memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan dan saat
proses belajar mengajar berlangsung. Hal itu dilakukan untuk mencegah 454 murid
yang belajar di madrasyah Jalan Tjilik Riwut Km 4 Palangka Raya itu terhindar
dari berbagai penyakit akibat menghirup asap, ssalah satunya infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA)
Salah satu orangtua
murid, Eli (28) saat menjemput anaknya pulang sekolah mengatakan dirinya memang
merasa khawatir, karena kabut asap yang mulai terasa aromanya, sehingga mengganggu
kesehatan untuk itulah dia selalu menyuruh anaknya menggunakan masker.
“Saya khawatir saja mas
nanti jatuh sakit, di samping ini juga musim batuk pilek, ditambah lagi dengan
kabut, saya suruh anak saya memakai masker saat di luar rumah, yang namanya
anak-anak kadang bandel, kadang dilepas dan bisa hilang, “ katanya saat
dibincangi oleh Kalteng Pos, kemarin.
Sementara itu Kepala MI
Miftahul Huda 2 Hj Nasiroh mengatakan , pihaknya telah mendapatkan pembagian
masker dari Dinas Pendidikan (Disdik) Palangka Raya kurang lebih sebanyak 500 masker
yang dibagikan langsung kepada anak-anak.
“Saya besyukur tadi
pagi, kami mendapatkan pembagian masker oleh Dinas Pendidikan yang dikhususkan
kepada anak-anak, mengantisipasi sejak dini karena kita tahu anak-anak itu
rentan, apalagi kabut asap ini tercium sekali baunya,†katanya kepada Kalteng
Pos, di sela-sela kegiatannya memantau proses pembelajaran, Sabtu pagi (27/7).
Menurutnya, walaupun
menggunakan masker kurang terasa nyaman karena belum terbiasa, namun demi
kesehatan pihaknya tetap memakainya dan tidak menurunkan kewaspadaan sedikitpun,
untuk mengantisipasi kabut asap ini agar
tidak berdampak kepada kesehatan
“kalau untuk
pengurangan jam pelajaran masih belum, kami menunggu instruksi dari kemenag,â€
jelas wanita berhijab tersebut.
Tak hanya satu sekolah
tersebut namun juga sekolah laininya seperti SDN 11 langkai dengan jumlah murid
578, juga melakukan hal yang sama, yakni tetap beraktivitas belajar mengajar,
tetapi dengan menggunakan masker.s
Di sisi lainnya Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya melihat kabut asap yang sudah mulai
menyelimutiKota Cantik langsung turun
melakukan antisipasi sejak dini dengan membagikan masker-masker yang ditujukan
kepada siswa.
“Sementara kita bagikan
2000 dulu kepada sekolah-sekolah SD yang ada di Palangka Raya ini akan terus
kita lakukan, jika kurang akan terus ditambah lagi, ini merupakan antisipasi
sejak dini agar kabut ini tidak berdampak pada kesehatan masyarakat khsusnya
pelajar,†Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo.
Pria berkacamata
tersebut menegaskan, bukan hanya di sekolah-sekolah saja namun pihaknya sudah
melakukan pembagian masker ketempat-tempat pelayanan kesehatan masyarakat,
misalnya pukesmas Rumah Sakit dan tempat-tempat lainnya bahkan di jalan-jalan.
“Salah satu yang
terlihat jelas, penyakit yang muncul dampak dari karhutla adalah ispa, sehingga
masyarakat diharapkan saat berpergian dari luar rumah menggunakan masker dan
meminum air putih lebih banyak,†pintanya.
Di sisi lainnya kabut
asap yang dirasakan juga membuat Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi tidak
tinggal diam. PMI menyediakan fasilitas ruang sehat bebas asap, dengan
penyediaan fasilitas Oksigen, Pelbet, Nebulizer dan Fasilits tambahan berupa
AC.
Sekretaris PMI Provinsi
Kalteng Dra HJ Siti nafsiah mengatakan, pihaknya membuka dan menyediakan ruang
bebas asap yang terbuka untuk masyarakat umum, karena kabut asap yang sudah
mulai terlihat mengkawatirkan bagi keshatan.
“Kita sudah dua hari
ini membuka ruangan bebas asap ini, bertujuan memberikan pertolongan pertama
untuk masyarakat yang terkena atau terdampak dari kabut asap misalnya sesak
nafas, kemudian asmanya kambuh,†katanya.
Menurutnya, dengan
adanya ruangan ini cukup membantu masyarakat dengan peralatan yang ada jika dampak dari kabut asapnya tidak terlalu
parah dan harus ke rumah sakit dapat langsung datang ke PMI Provinsi.
Diungkapkannya, ruangan
sehat bebas asap ini bukan hanya ada di PMI provinsi namu juga ada di PMI kota Palangka
Raya dan diharapkan akan terus bertambah lagi bukan hanya PMI namun juga
instansi lainnya.
“Jika ada masyarakat
yang terdampak dapat datang langsung ke ruang sehat bebas asap yang terdekat,
dan saya harapkan juga mayarakat yang beraktivitas di luar rumah menggunakan
masker,†imbuhnya.
Kota Cantik Palangka
Raya menjadi salah satu daerah yang selalu setiap tahun, menjadi langganan
terjadinya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sehingga
upaya pencegahan bersama dengan pemerintah sangat diharapkan, adanya dukungan
dari pelaku atau badan usaha yang ada di sini.
Wali Kota Palangka Raya
Fairid Naparin menegaskan, melihat akan kondisi tersebut maka apabila ada badan
atau pelaku usaha yang dalam bidang apapun termasuk perkebunan yang ada di
daerah ini, terbukti dengan sengaja membakar maka akan dicabut izin usahanya.
“Apabila ketahuan dan
terbukti membakar dengan sengaja badan usaha bukan evaluasi saja namun mungkin
bisa kepencabutan izinnya,†kata Fairid, kemarin.
Menurutnya, dari
Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya sudah semaksimal mungkin untuk penanggulanan
kabut asap yang terjadi. Serta peran dari masyarakat untuk membuka lahan tidak
dengan cara membakar.
“Mengingat musim
kemarau sangat rentan terjadinya maka upaya kita bersama agar jangan sampai
menimbulkan kebakaran dan meluas seperti sekarang ini,†jelas Fairid.
Sementara untuk
pendidikan, terutama peserta didik pihaknyapun mulai membagikan masker sebagai
pencegahan oleh dinas terkait, hanya saja tetap melihat kondisi cuaca untuk
mengambil kebijakan perubahan jam masuk sekolah atau meliburkan sekalipun.
“Sudah mulai membagikan
masker terutama pada pagi hari, karena dirasakan cukup menganggu aktivitas
sekolah,†kata wali kota muda ini.
Ditambah, beberapa hari
lalu kondisi kabut asap Palangka Raya sempat parah, yang jarak pandang tak
kurang dari satu kilometer saja. Ditambah peralatan untuk pengukur kualitas
udara milik Pemko tidak berfungsi.
“Untuk pengukur
kualitas udara yang ada di kota ini sedang rusak, sehingga tidak bisa kami
gunakan untuk mengukur kualitasnya. Karena itu alat dari pusat yang dihibahkan
ke pemko,†terang Kepala UPT Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota
Palangka Raya Bowo Budiarso, baru-baru ini.
Sehingga untuk itu,
pihaknya tak dapat berbuat banyak untuk mengukur kualitas udara dari kabut asap
yang terjadi di kota ini. dan menunggu tenaga teknis dari pusat untuk perbaikan
itu yang sudah diusulkan oleh mereka.
“Jadi kami tunggu saja
kapan alatnya diperbaiki, karena surat untuk usulan itu sudah kami ajukan.
Sehingga saat ini hanya meraba saja apakah kualitas udara apakah kabut asap
cukup parah atau tidak,†pungkasnya. (ndo/ari/ala)