26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Terisolasi di Hubei, Mahasiswi Kalteng Aman

SINDY Maulidtika Yunifa satu dari sekian banyak mahasiswa
asal Kalteng yang sedang menempuh pendidikan di Tiongkok. Perempuan asal Kota
Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)  itu berada di provinsi yang pertama kali
diserang wabah virus korona, yakni provinsi Hubei. Kini, Sindy dan teman-temannya
hanya mengurung diri di kamar asrama.

Gadis yang sedang menempuh studidi Hubei University of
Science and Tehnology di Provinsi Hubei mengatakan, kondisinya aman. Dan, sejak
virus korona mewabah, diadan teman-temannya tidak diperbolehkan untuk keluar dari
asrama kampus dan di dalam kamar pun mengenakan masker.

“Kampus saya dari Kota Wuhan jaraknya hanya satu jam
saja, dan saya tidak tahu apakah di tempat saya tinggal ini sudah ada yang
terkena virus korona atau tidak, tetapi kemarin di kampus ada satu orang diduga
kena penyakit itu namun belum bisa dipastikan apakah positif apa gak itu urusan
dosen kita dan yang terpenting saat ini kami yang dari Indonesia aman semua kendati
pun tidak bisa pulang,” ungkap Sindy kepadaKaltengPos (Grup Kaltengpos.co)
 via telpon, kemarin (27/1).

Baca Juga :  Besok Lebaran ! Junjung Tinggi Toleransi, Jaga Kerukunan Antarumat Ber

Menurutnya saat ini Negara tersebut sudah menutup seluruh
akses transportasi dari Wuhan. Kota Wuhan, kata Sindy hanya berjarak satu jam
dari kampusnya di Kota Xianning. Dirinya bersama teman-temannya kini menghabiskan
waktu di kamar asrama bersama mahasiswa lainnya yang kuliah di Hubei University
of Science and Teghnology.

“Kami  tidak berani
keluar takut akan ketularan virus korona itu, dan kami hanya berada di dalam asrama
kampus saja,” ucapnya.

Sementara ayah Sindy yang merupakan seorang anggota DPRD
Kotim saat dibincangi di ruang Kerja mengatakan dirinya sempat waswas dengan kondisi
anaknya di Tiongkok, tetapi setelah ditelpon ternyata aman saja.

 

“Saya sempat merasa khawatir terhadap anak saya yang
berada di cina, setelah saya telpon melalui video call dan terlihat sehat-sehat
saja, akhirnya saya merasa tenang,” kata Sutik.

Baca Juga :  “Naik Kelas” Jadi Polresta, Kapolda : Berharap Menambah Etos Kerja

Dirinya juga mengatakan walaupun tidak bisa pulang ke Sampit
tetapi dirinya berharap kepada pemerintahan Indonesia bila mana kondisi di cina
tidak memungkinkan diharapkan dapat untuk mencari solusinya agar putrinya dan siswa
asal Indonesia bisa dikembalikan kempung halamannya.

“Saya sangat khawatir karena jarak kota wuhan itu tidak
jauh dari kampus hanya menempuh satu jam saja dan kalau memang siatuasi kampus aman
mereka bisa diliburkan sementara, agar mahasiswa yang berasal dari cina sendiri tidak menularkan virus korona tersebut,” tutupnya. (bah/ala/dar)

SINDY Maulidtika Yunifa satu dari sekian banyak mahasiswa
asal Kalteng yang sedang menempuh pendidikan di Tiongkok. Perempuan asal Kota
Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)  itu berada di provinsi yang pertama kali
diserang wabah virus korona, yakni provinsi Hubei. Kini, Sindy dan teman-temannya
hanya mengurung diri di kamar asrama.

Gadis yang sedang menempuh studidi Hubei University of
Science and Tehnology di Provinsi Hubei mengatakan, kondisinya aman. Dan, sejak
virus korona mewabah, diadan teman-temannya tidak diperbolehkan untuk keluar dari
asrama kampus dan di dalam kamar pun mengenakan masker.

“Kampus saya dari Kota Wuhan jaraknya hanya satu jam
saja, dan saya tidak tahu apakah di tempat saya tinggal ini sudah ada yang
terkena virus korona atau tidak, tetapi kemarin di kampus ada satu orang diduga
kena penyakit itu namun belum bisa dipastikan apakah positif apa gak itu urusan
dosen kita dan yang terpenting saat ini kami yang dari Indonesia aman semua kendati
pun tidak bisa pulang,” ungkap Sindy kepadaKaltengPos (Grup Kaltengpos.co)
 via telpon, kemarin (27/1).

Baca Juga :  Besok Lebaran ! Junjung Tinggi Toleransi, Jaga Kerukunan Antarumat Ber

Menurutnya saat ini Negara tersebut sudah menutup seluruh
akses transportasi dari Wuhan. Kota Wuhan, kata Sindy hanya berjarak satu jam
dari kampusnya di Kota Xianning. Dirinya bersama teman-temannya kini menghabiskan
waktu di kamar asrama bersama mahasiswa lainnya yang kuliah di Hubei University
of Science and Teghnology.

“Kami  tidak berani
keluar takut akan ketularan virus korona itu, dan kami hanya berada di dalam asrama
kampus saja,” ucapnya.

Sementara ayah Sindy yang merupakan seorang anggota DPRD
Kotim saat dibincangi di ruang Kerja mengatakan dirinya sempat waswas dengan kondisi
anaknya di Tiongkok, tetapi setelah ditelpon ternyata aman saja.

 

“Saya sempat merasa khawatir terhadap anak saya yang
berada di cina, setelah saya telpon melalui video call dan terlihat sehat-sehat
saja, akhirnya saya merasa tenang,” kata Sutik.

Baca Juga :  “Naik Kelas” Jadi Polresta, Kapolda : Berharap Menambah Etos Kerja

Dirinya juga mengatakan walaupun tidak bisa pulang ke Sampit
tetapi dirinya berharap kepada pemerintahan Indonesia bila mana kondisi di cina
tidak memungkinkan diharapkan dapat untuk mencari solusinya agar putrinya dan siswa
asal Indonesia bisa dikembalikan kempung halamannya.

“Saya sangat khawatir karena jarak kota wuhan itu tidak
jauh dari kampus hanya menempuh satu jam saja dan kalau memang siatuasi kampus aman
mereka bisa diliburkan sementara, agar mahasiswa yang berasal dari cina sendiri tidak menularkan virus korona tersebut,” tutupnya. (bah/ala/dar)

Terpopuler

Artikel Terbaru