SAMPIT, PROKALTENG.CO – Memasuki H-18 Hari Raya Idulfitri 1432 Hijriah, KM
Kirana III yang bertolak menuju Surabaya hanya
mengangkut 187 penumpang, 17 unit sepeda motor, 3 kendaraan pribadi, dan 7 unit angkutan sembako.
“Jumlah
penumpang yang bertolak dari Pelabuhan Sampit menuju Pulau Jawa belum mengalami
lonjakan meski sebagian penumpang mengaku sengaja mudik lebih awal sebelum
larangan mudik diberlakukan. Animo masyarakat pulang ke Jawa cukup besar, tapi banyak yang masih bekerja, ada pula yang mungkin
masih mencari waktu yang tepat,” ujar Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit
Hendrik Sugiharto kepada Kalteng Pos (jaringan prokalteng.co), Sabtu
(24/4).
Ia mengatakan, keberangkatan kapal berjalan lancar. Protokol kesehatan
diterapkan. Jumlah penumpang yang tak banyak membuat
alur penumpang menuju kapal lancar.
Tidak berdesakan.
“Belum lama ini kami membatalkan dua jadwal keberangkatan kapal
imbas polemik pembatasan angkutan barang di Pelabuhan Sampit, itu cukup berpengaruh
terhadap jumlah kendaraan dan penumpang,” ungkap Hendrik.
Ia menyebut,
jumlah kendaraan yang diangkut tidak sebanyak biasanya, karena sebagian pelaku
usaha masih menyesuaikan jadwal pengiriman. Begitu pula dengan jumlah penumpang. Sebagian telanjur mengalihkan keberangkatan melalui pelabuhan laut yang terdapat d kabupaten lain, karena sebelumnya jadwal
keberangkatan KM Kirana I dan Kirana III di Pelabuhan Sampit sempat dihentikan
sementara waktu.
“Kami
berharap kondisi segera normal kembali. Masih ada empat kali keberangkatan. Dua kali untuk mengangkut penumpang menuju Semarang dan Surabaya
sebelum larangan mudik diberlakukan,” terang Hendrik.
Ia menambahkan, setelah
memasuki masa larangan mudik nanti, kapal milik PT Dharma Lautan Utama hanya melayani angkutan
kendaraan. Pelayanan terhadap penumpang orang hanya diberikan kepada penumpang kategori
khusus sebagaimana yang ditetapkan pemerintah.
“Saat ini
banyak warga yang menanyakan jadwal keberangkatan. Mereka rata-rata merupakan pekerja yang sangat ingin pulang ke Jawa,
tetapi mereka masih menunggu kebijakan perusahaan, apakah diberi izin atau
tidak. Kalau
membeli tiket lebih dahulu, mereka khawatir tidak diizinkan perusahaan, malah mereka yang rugi,” tutupnya.