28.3 C
Jakarta
Wednesday, April 9, 2025

Jika Masih Ribut-Ribut, Gubernur Ambil Alih KONI

PALANGKA RAYA-Setiap
berganti periode kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Kalteng, selalu muncul “gesekan” kecil hingga besar dalam tubuh induk semua
cabang olahraga (cabor) ini. Anehnya lagi, gesekan atau kisruh itu terjadi menjelang
kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) atau Pra-PON. Hakikat permasalahan pun
sama, yakni dualisme kepengurusan. Hal inilah yang menjadi perhatian serius
Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran.

Gubernur pun memberikan
warning keras. Ia a
kan mengambil alih kepengurusan KONI
Kalteng, apabila kekisruhan masih terus berlanjut. Hal itu disampaikan oleh orang
nomor satu di Bumi Tambun Bungai ini saat silaturahmi dengan anggota KONI dan pengcab
olahraga di Aula Eka Hapakat Lantai III, Kantor Gubernur Kalteng, Senin sore
(11/11).

 “Sebagai gubernur,
saya bisa saja melakukan sesuatu jika masih terjadi kekisruhan dalam tubuh
KONI. Sekali lagi, jika masih ribut-ribut, maka saya ambil alih (kepengurusan
KONI),” tegas Sugianto Sabran, kemarin.

Peringatan yang
disampaikan gubernur itu wajar, mengingat konflik internal KONI selalu terjadi tatkala
Kalteng menghadapi pesta olahraga terbesar di Indonesia, yakni PON. Gubernur
tidak ingin kisruh kepengurusan KONI memengaruhi prestasi olahraga Kalteng.

Baca Juga :  Di Palangka Raya, Pelanggar Prokes Didominasi Perorangan

“Kami tentu menginginkan
agar kegiatan olahraga di Kalteng berjalan baik. Dan tidak ada intervensi dari
gubernur maupun wagub terkait dengan kepengurusan KONI,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu,
mantan anggota DPR RI itu pun menyikapi terkait rencana pemilihan ketua KONI
Kalteng yang akan dilaksanakan bulan depan. Ia berharap agar proses pemilihan
ketua KONI dapat berjalan dengan lancar dan aman dari awal hingga akhir,
sehingga KONI bisa lebih fokus untuk memajukan olahraga Kalteng, terutama
jelang PON 2020 mendatang. KONI harus bisa fokus memajukan olahraga, yang
dibuktikan dengan memberikan prestasi maksimal.

“Karena anggaran
kecil, maka harus memanfaatkan anggaran itu dengan baik. Mengutamakan skala
prioritas untuk membangun Kalteng. Tentu kebutuhan masyarakat akan lebih
diutamakan, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lainnya,” jelas
gubernur peraih penghargaan salah satu kepala daerah inovatif 2019 tersebut.

Baca Juga :  Penutupan Jalan Justru Bisa Timbulkan Kerumunan di Jalur Alternatif

Selaku kepala
pemerintahan, dirinya tentu sangat mementingkan kemajuan daerah untuk menghasilkan
generasi yang cerdas dan berdaya saing. Maka dari itu, Sugianto menginstruksikan
KONI untuk lebih memerhatikan cabang olahraga yang berpotensi mencetak
prestasi, seperti panahan, dayung, catur, dan beberapa cabang lainnya.

“Saya meminta
ketua KONI yang baru nanti untuk bisa menghitung anggaran yang dibutuhkan dan
merampingkan pengurus KONI. Jangan sampai terkesan mubazir dan menjadi pengurus
KONI hanya untuk mencetak pekerjaan,” tegasnya.

KONI harus diisi oleh
orang-orang yang mencintai olahraga dan memiliki loyalitas untuk memajukan
olahraga di Kalteng. Selain itu, harus KONI diharapkan mampu memaksimalkan anggaran
yang ada.

“Sekali lagi saya
tekankan, jika untuk politik, bisa saja gubernur mengambil alih KONI. Karena kami
ingin ikut membantu dan peduli terhadap olahraga, tapi kan bukan itu
tujuannya,” pungkasnya.
(nue/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Setiap
berganti periode kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Kalteng, selalu muncul “gesekan” kecil hingga besar dalam tubuh induk semua
cabang olahraga (cabor) ini. Anehnya lagi, gesekan atau kisruh itu terjadi menjelang
kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) atau Pra-PON. Hakikat permasalahan pun
sama, yakni dualisme kepengurusan. Hal inilah yang menjadi perhatian serius
Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran.

Gubernur pun memberikan
warning keras. Ia a
kan mengambil alih kepengurusan KONI
Kalteng, apabila kekisruhan masih terus berlanjut. Hal itu disampaikan oleh orang
nomor satu di Bumi Tambun Bungai ini saat silaturahmi dengan anggota KONI dan pengcab
olahraga di Aula Eka Hapakat Lantai III, Kantor Gubernur Kalteng, Senin sore
(11/11).

 “Sebagai gubernur,
saya bisa saja melakukan sesuatu jika masih terjadi kekisruhan dalam tubuh
KONI. Sekali lagi, jika masih ribut-ribut, maka saya ambil alih (kepengurusan
KONI),” tegas Sugianto Sabran, kemarin.

Peringatan yang
disampaikan gubernur itu wajar, mengingat konflik internal KONI selalu terjadi tatkala
Kalteng menghadapi pesta olahraga terbesar di Indonesia, yakni PON. Gubernur
tidak ingin kisruh kepengurusan KONI memengaruhi prestasi olahraga Kalteng.

Baca Juga :  Di Palangka Raya, Pelanggar Prokes Didominasi Perorangan

“Kami tentu menginginkan
agar kegiatan olahraga di Kalteng berjalan baik. Dan tidak ada intervensi dari
gubernur maupun wagub terkait dengan kepengurusan KONI,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu,
mantan anggota DPR RI itu pun menyikapi terkait rencana pemilihan ketua KONI
Kalteng yang akan dilaksanakan bulan depan. Ia berharap agar proses pemilihan
ketua KONI dapat berjalan dengan lancar dan aman dari awal hingga akhir,
sehingga KONI bisa lebih fokus untuk memajukan olahraga Kalteng, terutama
jelang PON 2020 mendatang. KONI harus bisa fokus memajukan olahraga, yang
dibuktikan dengan memberikan prestasi maksimal.

“Karena anggaran
kecil, maka harus memanfaatkan anggaran itu dengan baik. Mengutamakan skala
prioritas untuk membangun Kalteng. Tentu kebutuhan masyarakat akan lebih
diutamakan, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lainnya,” jelas
gubernur peraih penghargaan salah satu kepala daerah inovatif 2019 tersebut.

Baca Juga :  Penutupan Jalan Justru Bisa Timbulkan Kerumunan di Jalur Alternatif

Selaku kepala
pemerintahan, dirinya tentu sangat mementingkan kemajuan daerah untuk menghasilkan
generasi yang cerdas dan berdaya saing. Maka dari itu, Sugianto menginstruksikan
KONI untuk lebih memerhatikan cabang olahraga yang berpotensi mencetak
prestasi, seperti panahan, dayung, catur, dan beberapa cabang lainnya.

“Saya meminta
ketua KONI yang baru nanti untuk bisa menghitung anggaran yang dibutuhkan dan
merampingkan pengurus KONI. Jangan sampai terkesan mubazir dan menjadi pengurus
KONI hanya untuk mencetak pekerjaan,” tegasnya.

KONI harus diisi oleh
orang-orang yang mencintai olahraga dan memiliki loyalitas untuk memajukan
olahraga di Kalteng. Selain itu, harus KONI diharapkan mampu memaksimalkan anggaran
yang ada.

“Sekali lagi saya
tekankan, jika untuk politik, bisa saja gubernur mengambil alih KONI. Karena kami
ingin ikut membantu dan peduli terhadap olahraga, tapi kan bukan itu
tujuannya,” pungkasnya.
(nue/ce/ala)

Terpopuler

Artikel Terbaru