25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Penutupan Jalan Justru Bisa Timbulkan Kerumunan di Jalur Alternatif

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Sejak memberlakukan PPKM Diperketat di Kota Palangka Raya, petugas kembali melakukan penutupan sejumlah ruas jalan dan pengalihan arus lalu lintas di pusat ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah itu.

Penutupan ruas jalan dan pengalihan arus ini dikhususkan bagi masyarakat yang akan menuju Bundaran Besar Kota Palangka Raya. Penutupan jalan dimulai sejak Jumat (9/7/2021) sore hingga 20 Juli mendatang.

Penutupan jalan tersebut juga dinilai kontraproduktif. Karena berpotensi mengakibatkan kemacetan serta kerumunan pada jalan-jalan kecil lain yang menjadi jalur alternatif.

“Dengan penutupan jalan dan mengalihkan arus lalu lintas ini malah bikin jalan akses yang lain dilewati menjadi padat, bahkan menimbulkan macet, bisa membentuk kerumunan dan keramaian pada para pengguna jalan dan malah memperbesar penyebaran covid-19 akibat desak desakan di jalan,” kata Muhammad Raihan (21), salah seorang warga Palangka Raya, kepada prokalteng.co, Minggu (11/7).

Menurut Raihan, sejak adanya penutupan jalan menuju Bundaran Besar, dirinya sering memilih jalur alternatif jalan-jalan kecil ketika ingin pergi ke suatu tempat yang semestinya melewati jalan di Bundaran Besar. Kondisi itu juga dilakukan para pengguna jalan lainnya. Akibatnya, jalan yang dilalui semakin padat.

“Semestinya akses jalan dalam kota mohonlah dipermudah, jangan sampai justru menimbulkan kepadatan dan kemacetan, bahkan kerumunan para pengguna jalan saat melalui jalan-jalan kecil. Mohon dipertimbangkan lagi kebijakan ini,” harapnya.

Baca Juga :  Pemda Wilayah Barat Sudah Tetapkan Status Penanganan Covid-19

Senada dengan Raihan, Gibran Fernanda (19) juga mengaku kerepotan ketika ingin pergi ke tempat yang dituju saat melewati jalur di Bundaran Besar ditutup.

Apalagi, dirinya harus mencari jalan lain yang membuatnya harus memutar lebih jauh dari tujuan yang ingin dituju.

Ia juga menilai penutupan arus jalan yang terjadi di kawasan bundaran besar itu kurang efektif dalam mencegah penularan Virus Corona.

“Menurut saya sih, penutupan arus jalan yang dilakukan di kawasan bundaran besar itu kurang efektif dalam mencegah penularan virus ini. Soalnya kan virus ini menyebar melalui kerumunan, dan dengan adanya penutupan jalan itu justru membuat macet lalu lintas di beberapa titik jalan, selain itu juga dapat mematikan usaha orang di jalur jalan yang ditutup,” kata Gibran, Minggu sore.

“Penutupan arus jalan itu saya kira bukan solusi yang bagus dan menurut saya juga kurang efektif. Ada baiknya jika arus jalan yg ditutup kembali dibuka,” imbuhnya.

Pendapat berbeda disampaikan Adelia Putri. Mahasiswi yang ditemui tengah berada di Taman Yos  Sudarso itu mengatakan, adanya pembatasan jalur di Bundaran Besar ini efektif untuk mencegah terjadinya kerumunan yang bisa terjadinya penularan kasus Covid-19 tersebut.

“Menurut saya efektif aja sih untuk mencegah terjadinya kerumunan yang bisa menyebabkan terjadi penularan kasus Covid-19, terlihat sekarang kaya agak sepi dari hari biasanya sebelum diterapkan ppkm mikro,” kata Adelia.

Baca Juga :  Kaltim Boleh Saja Jadi Kandidat, tapi Kalteng Memiliki Catatan Histori

Akan tetapi dirinya mengakui setelah diterapkan penutupan ruas jalan tersebut. Dirinya mengalami kendala karena akses jalan terbatas. Namun wanita berkerudung ini mengungkapkan bahwa peraturan pemerintah itu mau tidak mau harus diikuti.

“Ya setelah diterapkan penutupan jalan ruas ini sering terkendala karena akses jalan terbatas. Walaupun ada kendala ya ini kan peraturan pemerintah yang harus diikuti,ini kan untuk kebaikan juga. Jadi walaupun ada kendala, selama itu tidak membatasi kita keluar rumah untuk hal yang mendesak , ya tidak apa apa sih sebenarnya” tutupnya.

Seperti diketahui, sejumlah ruas jalan yang ditutup maupun dialihkan berada di sejumlah titik. Yakni di Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (Apill) Jalan Kahayan dialihkan menuju Jalan Arut dan S Parman, Jalan Kinibalu ditutup, Apill Jalan Suprapto Ditutup, Bundaran Kecil Jalan Imam Bonjol, Jalan Imam Bonjol diarahkan keluar ke Jalan Jendral Sudirman.

Kemudian, Apill Yos Sudarso diarahkan ke Jalan MH Thamrin, Jalan Kinibalu diarahkan ke Jalan Sundoro dan Jalan Bhayangkara serta Jalan Brigjen Katamso dan Panjaitan ditutup namun dipertemukan putar balik melalui Jalan Kapten Mulyono.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Sejak memberlakukan PPKM Diperketat di Kota Palangka Raya, petugas kembali melakukan penutupan sejumlah ruas jalan dan pengalihan arus lalu lintas di pusat ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah itu.

Penutupan ruas jalan dan pengalihan arus ini dikhususkan bagi masyarakat yang akan menuju Bundaran Besar Kota Palangka Raya. Penutupan jalan dimulai sejak Jumat (9/7/2021) sore hingga 20 Juli mendatang.

Penutupan jalan tersebut juga dinilai kontraproduktif. Karena berpotensi mengakibatkan kemacetan serta kerumunan pada jalan-jalan kecil lain yang menjadi jalur alternatif.

“Dengan penutupan jalan dan mengalihkan arus lalu lintas ini malah bikin jalan akses yang lain dilewati menjadi padat, bahkan menimbulkan macet, bisa membentuk kerumunan dan keramaian pada para pengguna jalan dan malah memperbesar penyebaran covid-19 akibat desak desakan di jalan,” kata Muhammad Raihan (21), salah seorang warga Palangka Raya, kepada prokalteng.co, Minggu (11/7).

Menurut Raihan, sejak adanya penutupan jalan menuju Bundaran Besar, dirinya sering memilih jalur alternatif jalan-jalan kecil ketika ingin pergi ke suatu tempat yang semestinya melewati jalan di Bundaran Besar. Kondisi itu juga dilakukan para pengguna jalan lainnya. Akibatnya, jalan yang dilalui semakin padat.

“Semestinya akses jalan dalam kota mohonlah dipermudah, jangan sampai justru menimbulkan kepadatan dan kemacetan, bahkan kerumunan para pengguna jalan saat melalui jalan-jalan kecil. Mohon dipertimbangkan lagi kebijakan ini,” harapnya.

Baca Juga :  Pemda Wilayah Barat Sudah Tetapkan Status Penanganan Covid-19

Senada dengan Raihan, Gibran Fernanda (19) juga mengaku kerepotan ketika ingin pergi ke tempat yang dituju saat melewati jalur di Bundaran Besar ditutup.

Apalagi, dirinya harus mencari jalan lain yang membuatnya harus memutar lebih jauh dari tujuan yang ingin dituju.

Ia juga menilai penutupan arus jalan yang terjadi di kawasan bundaran besar itu kurang efektif dalam mencegah penularan Virus Corona.

“Menurut saya sih, penutupan arus jalan yang dilakukan di kawasan bundaran besar itu kurang efektif dalam mencegah penularan virus ini. Soalnya kan virus ini menyebar melalui kerumunan, dan dengan adanya penutupan jalan itu justru membuat macet lalu lintas di beberapa titik jalan, selain itu juga dapat mematikan usaha orang di jalur jalan yang ditutup,” kata Gibran, Minggu sore.

“Penutupan arus jalan itu saya kira bukan solusi yang bagus dan menurut saya juga kurang efektif. Ada baiknya jika arus jalan yg ditutup kembali dibuka,” imbuhnya.

Pendapat berbeda disampaikan Adelia Putri. Mahasiswi yang ditemui tengah berada di Taman Yos  Sudarso itu mengatakan, adanya pembatasan jalur di Bundaran Besar ini efektif untuk mencegah terjadinya kerumunan yang bisa terjadinya penularan kasus Covid-19 tersebut.

“Menurut saya efektif aja sih untuk mencegah terjadinya kerumunan yang bisa menyebabkan terjadi penularan kasus Covid-19, terlihat sekarang kaya agak sepi dari hari biasanya sebelum diterapkan ppkm mikro,” kata Adelia.

Baca Juga :  Kaltim Boleh Saja Jadi Kandidat, tapi Kalteng Memiliki Catatan Histori

Akan tetapi dirinya mengakui setelah diterapkan penutupan ruas jalan tersebut. Dirinya mengalami kendala karena akses jalan terbatas. Namun wanita berkerudung ini mengungkapkan bahwa peraturan pemerintah itu mau tidak mau harus diikuti.

“Ya setelah diterapkan penutupan jalan ruas ini sering terkendala karena akses jalan terbatas. Walaupun ada kendala ya ini kan peraturan pemerintah yang harus diikuti,ini kan untuk kebaikan juga. Jadi walaupun ada kendala, selama itu tidak membatasi kita keluar rumah untuk hal yang mendesak , ya tidak apa apa sih sebenarnya” tutupnya.

Seperti diketahui, sejumlah ruas jalan yang ditutup maupun dialihkan berada di sejumlah titik. Yakni di Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (Apill) Jalan Kahayan dialihkan menuju Jalan Arut dan S Parman, Jalan Kinibalu ditutup, Apill Jalan Suprapto Ditutup, Bundaran Kecil Jalan Imam Bonjol, Jalan Imam Bonjol diarahkan keluar ke Jalan Jendral Sudirman.

Kemudian, Apill Yos Sudarso diarahkan ke Jalan MH Thamrin, Jalan Kinibalu diarahkan ke Jalan Sundoro dan Jalan Bhayangkara serta Jalan Brigjen Katamso dan Panjaitan ditutup namun dipertemukan putar balik melalui Jalan Kapten Mulyono.

Terpopuler

Artikel Terbaru