29.2 C
Jakarta
Friday, May 10, 2024

Berawal dari Kesukaannya di Seni Kuku, Toko Fake Nail Arts Ini Hasilkan Cuan Menjanjikan

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Berawal dari kesukaannya pada seni kuku, usaha milik Olivia Monica (34), dengan nama toko Fake Nail Arts ini menghasilkan pundi-pundi cuan yang menjanjikan.

Toko Fake Nail Art ini persis berada di Jalan Yos Sudarso Kelurahan Menteng Kecamatan Jekan Raya Lantai II, tepatnya di atas Toko Apotek Kurnia milik saudaranya, Dwi Putri Novianita.

Toko tersebut menyediakan berbagai macam jasa perawatan. Diantaranya yakni nail arts, facial, dan eyelash.

Olivia menceritakan, mulanya ide usaha ini karena kesukaannya di seni kuku sejak tahun 2020 an lalu.

”Saat itu (tahun 2020) Nail arts di Palangkaraya tidak begitu banyak, dan harganya masih lumayan mahal dengan kualitas gak seberapa. Jadi saya putuskan untuk kursus dan buka sendiri,” ujarnya, Jumat (26/4).

Dia menjelaskan, awal ia membuka usahanya hanya menyewa toko kecil saja dengan ukuran 4×4 meter di dekat rumahnya jalan B.Koetin.

”Terus tahun 2022 karena adikku buka apotik, biar sekalian biar sewa itu lebih murah. Jadi dibawah apotik dan di atas nail arts,” imbuhnya.

Awal mula ia tertarik untuk mengembangkan usahanya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI), saat ditawarkan oleh temannya.

Baca Juga :  Masih Banyak Pelanggar Lalu-lintas di Palangkaraya, Polisi Ingatkan Ini

Dia pun mulai tertarik untuk meminjam KUR BRI karena bunganya yang lebih rendah dari bank lain. Selain itu persyaratan untuk meminjam KUR BRI lebih mudah.

”Syaratnya itu gak ribet, paling KK (Kartu Keluarga), fotocopy KTP, (Kartu Tanda Penduduk), surat usaha. Prosesnya juga cepat, gak sampai seminggu sudah pencairan,” bebernya.

Oliv pun akhirnya meminjam KUR BRI dengan nominal Rp.50 juta. KUR BRI tersebut digunakan untuk menambah produk. ”Selain nail art ada facial perawatan wajah. Jadi jugabeli alat-alat untuk penunjang toko itu,” ungkapnya.

Berkat KUR BRI, usaha Toko Fake Nail Art ini bisa menambah pelanggannya di samping alat juga bertambah.

”Karena gak perlu ganti-ganti alat, kalau dulu kan satu alat minimal 15 menit. Jadi kalau ada lebih dari dua pelanggan dia harus nunggu 15 menit memakan waktu ganti-gantian. Jadi kalau sekarang misalnya alatnya sudah nambah, bisa melayani satu-satu,”terangnya.

Sebelum adanya KUR BRI, pengguna layanan di Toko Nail Art terbatas hanya tiga orang. Namun dengan adanya KUR, pengguna layanan bisa meningkat dua kali lipat, karena pengerjaan lebih cepat.

Baca Juga :  Genjot Kuliner Indonesia, Sandiaga Promosi Bumbu ke Luar Negeri

Oliv, nama panggilannya ini menceritakan, usahanya pun kadang-kadang pernah mengalami pasang surut. Terkadang-kadang pada saat  tanggal tua, tokonya sepi pelanggan.

Dia mengungkapkan, sebelum adanya KUR BRI, pendapatan kotor perbulannya Rp.15 juta sampai Rp20 juta perbulan. Kini dengan adanya KUR BRI, bisa menambah pendapatan 30 sampai 50 persen dengan pendapatan kotor sekitar Rp30 juta.

Sementara itu, Pemimpin Cabang BRI Palangkaraya Sari Wahono mengungkapkan, BRI Palangkaraya mencatat sebanyak 15.102  debitur dan menyalurkan sebanyak  Rp 527 milliar lebih pada tiga tahun terakhir.

”Yang paling banyak KUR yang diberikan untuk disalurkan yakni di sektor perdagangan,” ujarnya melalui keterangannya.

Dia merincikan, tercatat sebanyak 6482 debitur dengan penyaluran KUR BRI sebanyak Rp 178,981 milliar lebih pada tahun 2021. Kemudian pada tahun 2022, sebanyak 5224 debitur dengan penyaluran KUR BRI sebanyak Rp 194,366 milliar lebih.

”Pada tahun 2023 sebanyak 3.396 debitur dengan penyaluran Rp 154,240 milliar lebih,” ungkapnya.(hfz)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Berawal dari kesukaannya pada seni kuku, usaha milik Olivia Monica (34), dengan nama toko Fake Nail Arts ini menghasilkan pundi-pundi cuan yang menjanjikan.

Toko Fake Nail Art ini persis berada di Jalan Yos Sudarso Kelurahan Menteng Kecamatan Jekan Raya Lantai II, tepatnya di atas Toko Apotek Kurnia milik saudaranya, Dwi Putri Novianita.

Toko tersebut menyediakan berbagai macam jasa perawatan. Diantaranya yakni nail arts, facial, dan eyelash.

Olivia menceritakan, mulanya ide usaha ini karena kesukaannya di seni kuku sejak tahun 2020 an lalu.

”Saat itu (tahun 2020) Nail arts di Palangkaraya tidak begitu banyak, dan harganya masih lumayan mahal dengan kualitas gak seberapa. Jadi saya putuskan untuk kursus dan buka sendiri,” ujarnya, Jumat (26/4).

Dia menjelaskan, awal ia membuka usahanya hanya menyewa toko kecil saja dengan ukuran 4×4 meter di dekat rumahnya jalan B.Koetin.

”Terus tahun 2022 karena adikku buka apotik, biar sekalian biar sewa itu lebih murah. Jadi dibawah apotik dan di atas nail arts,” imbuhnya.

Awal mula ia tertarik untuk mengembangkan usahanya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI), saat ditawarkan oleh temannya.

Baca Juga :  Masih Banyak Pelanggar Lalu-lintas di Palangkaraya, Polisi Ingatkan Ini

Dia pun mulai tertarik untuk meminjam KUR BRI karena bunganya yang lebih rendah dari bank lain. Selain itu persyaratan untuk meminjam KUR BRI lebih mudah.

”Syaratnya itu gak ribet, paling KK (Kartu Keluarga), fotocopy KTP, (Kartu Tanda Penduduk), surat usaha. Prosesnya juga cepat, gak sampai seminggu sudah pencairan,” bebernya.

Oliv pun akhirnya meminjam KUR BRI dengan nominal Rp.50 juta. KUR BRI tersebut digunakan untuk menambah produk. ”Selain nail art ada facial perawatan wajah. Jadi jugabeli alat-alat untuk penunjang toko itu,” ungkapnya.

Berkat KUR BRI, usaha Toko Fake Nail Art ini bisa menambah pelanggannya di samping alat juga bertambah.

”Karena gak perlu ganti-ganti alat, kalau dulu kan satu alat minimal 15 menit. Jadi kalau ada lebih dari dua pelanggan dia harus nunggu 15 menit memakan waktu ganti-gantian. Jadi kalau sekarang misalnya alatnya sudah nambah, bisa melayani satu-satu,”terangnya.

Sebelum adanya KUR BRI, pengguna layanan di Toko Nail Art terbatas hanya tiga orang. Namun dengan adanya KUR, pengguna layanan bisa meningkat dua kali lipat, karena pengerjaan lebih cepat.

Baca Juga :  Genjot Kuliner Indonesia, Sandiaga Promosi Bumbu ke Luar Negeri

Oliv, nama panggilannya ini menceritakan, usahanya pun kadang-kadang pernah mengalami pasang surut. Terkadang-kadang pada saat  tanggal tua, tokonya sepi pelanggan.

Dia mengungkapkan, sebelum adanya KUR BRI, pendapatan kotor perbulannya Rp.15 juta sampai Rp20 juta perbulan. Kini dengan adanya KUR BRI, bisa menambah pendapatan 30 sampai 50 persen dengan pendapatan kotor sekitar Rp30 juta.

Sementara itu, Pemimpin Cabang BRI Palangkaraya Sari Wahono mengungkapkan, BRI Palangkaraya mencatat sebanyak 15.102  debitur dan menyalurkan sebanyak  Rp 527 milliar lebih pada tiga tahun terakhir.

”Yang paling banyak KUR yang diberikan untuk disalurkan yakni di sektor perdagangan,” ujarnya melalui keterangannya.

Dia merincikan, tercatat sebanyak 6482 debitur dengan penyaluran KUR BRI sebanyak Rp 178,981 milliar lebih pada tahun 2021. Kemudian pada tahun 2022, sebanyak 5224 debitur dengan penyaluran KUR BRI sebanyak Rp 194,366 milliar lebih.

”Pada tahun 2023 sebanyak 3.396 debitur dengan penyaluran Rp 154,240 milliar lebih,” ungkapnya.(hfz)

Terpopuler

Artikel Terbaru