31.6 C
Jakarta
Wednesday, June 11, 2025

Luruskan Isu Safari Wukuf Berbayar, Kemenag Tegaskan Tak Ada Pungutan Biaya

PROKALTENG.CO-Kementerian Agama (Kemenag) meluruskan kabar yang beredar di masyarakat terkait dugaan adanya pungutan biaya dalam program safari wukuf khusus lansia.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, menegaskan bahwa seluruh layanan safari wukuf yang diselenggarakan pemerintah tidak memungut biaya sepeser pun dari para jemaah.

“Safari wukuf ini program yang sudah lama. Kita tidak memungut biaya apapun dari pasien ataupun dari jemaah safari wukuf itu,” kata Hilman saat ditemui di hotel transit untuk safari wukuf, Makkah, Minggu (10/6).

Hilman mengatakan, ada dua penyelenggara safari wukuf. Yakni, safari wukuf yang diselenggarakan oleh Kemenag, dan oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Namun, dia menegaskan bahwa kedua penyelenggara itu sama sekali tidak menarik biaya alias gratis.

Hilman menyebut, dugaan adanya pungutan kemungkinan berasal dari hubungan personal antara jemaah dengan pembimbing kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH).

Baca Juga :  Purnatugas dari Jabatannya, Segini Uang Pensiunan Seumur Hidup Jokowi

Dalam beberapa kasus, sejumlah jemaah mungkin melakukan komunikasi pribadi dengan pembimbingnya untuk keperluan tertentu, seperti penggunaan kursi roda saat umrah wajib atau sunnah.

“Kalau kami cermati itu sebetulnya hubungan antara jemaah dengan KBIH ataupun para pembimbingnya, dan itu konteksnya tidak dalam safari wukuf,” ujarnya.

Ada dugaan, jemaah yang sudah membayar ke pembimbing di KBIH itu ternyata masuk dalam peserta safari wukuf. Sehingga ada laporan, bahwa jemaah tersebut mengeluarkan uang agar masuk safari wukuf. Padahal, sejak awal dia memang peserta safari wukuf.

Lebih lanjut Hilman menjelaskan, menyewa kursi roda dengan membayar secara langsung memang ada. Tetapi, itu saat di kawasan Masjidil Haram. Misalnya untuk tawaf atau sai. “Tapi untuk safari wukuf, pemerintah, Kementerian Agama, maupun petugas tidak memungut biaya apapun,” tegasnya.

Baca Juga :  Api Berkobar Dini Hari ! Puluhan Kios, Rumah dan Sarana Olahraga Hangu

Diberangkatkan dengan 16 Bus

Menurut Kasi PKP2JH Daker Makkah, Susilowati, sebanyak 2.032 jemaah mendaftar untuk mengikuti program safari wukuf pada Kamis, 5 Juni 2025. Namun, karena keterbatasan kapasitas dan hasil seleksi medis, hanya 500 jemaah yang akhirnya bisa diberangkatkan menggunakan 16 bus khusus.

Dari jumlah pendaftar, 18 jemaah batal berangkat karena kondisi fisik tidak memungkinkan, empat dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi, dan dua jemaah meninggal dunia sebelum sempat diberangkatkan.

Safari wukuf dilakukan dengan membawa jemaah ke Arafah menjelang waktu wukuf, membiarkan mereka tetap berada di dalam bus selama prosesi wukuf berlangsung, dan setelahnya langsung diarahkan ke Mina tanpa turun di Muzdalifah (mekanisme murur).

“Kami membawa jemaah dari hotel, dan kita akan mengembalikan ke hotelnya masing-masing. Tanpa biaya,” jelasnya. (jpg)

 

 

PROKALTENG.CO-Kementerian Agama (Kemenag) meluruskan kabar yang beredar di masyarakat terkait dugaan adanya pungutan biaya dalam program safari wukuf khusus lansia.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, menegaskan bahwa seluruh layanan safari wukuf yang diselenggarakan pemerintah tidak memungut biaya sepeser pun dari para jemaah.

“Safari wukuf ini program yang sudah lama. Kita tidak memungut biaya apapun dari pasien ataupun dari jemaah safari wukuf itu,” kata Hilman saat ditemui di hotel transit untuk safari wukuf, Makkah, Minggu (10/6).

Hilman mengatakan, ada dua penyelenggara safari wukuf. Yakni, safari wukuf yang diselenggarakan oleh Kemenag, dan oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Namun, dia menegaskan bahwa kedua penyelenggara itu sama sekali tidak menarik biaya alias gratis.

Hilman menyebut, dugaan adanya pungutan kemungkinan berasal dari hubungan personal antara jemaah dengan pembimbing kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH).

Baca Juga :  Purnatugas dari Jabatannya, Segini Uang Pensiunan Seumur Hidup Jokowi

Dalam beberapa kasus, sejumlah jemaah mungkin melakukan komunikasi pribadi dengan pembimbingnya untuk keperluan tertentu, seperti penggunaan kursi roda saat umrah wajib atau sunnah.

“Kalau kami cermati itu sebetulnya hubungan antara jemaah dengan KBIH ataupun para pembimbingnya, dan itu konteksnya tidak dalam safari wukuf,” ujarnya.

Ada dugaan, jemaah yang sudah membayar ke pembimbing di KBIH itu ternyata masuk dalam peserta safari wukuf. Sehingga ada laporan, bahwa jemaah tersebut mengeluarkan uang agar masuk safari wukuf. Padahal, sejak awal dia memang peserta safari wukuf.

Lebih lanjut Hilman menjelaskan, menyewa kursi roda dengan membayar secara langsung memang ada. Tetapi, itu saat di kawasan Masjidil Haram. Misalnya untuk tawaf atau sai. “Tapi untuk safari wukuf, pemerintah, Kementerian Agama, maupun petugas tidak memungut biaya apapun,” tegasnya.

Baca Juga :  Api Berkobar Dini Hari ! Puluhan Kios, Rumah dan Sarana Olahraga Hangu

Diberangkatkan dengan 16 Bus

Menurut Kasi PKP2JH Daker Makkah, Susilowati, sebanyak 2.032 jemaah mendaftar untuk mengikuti program safari wukuf pada Kamis, 5 Juni 2025. Namun, karena keterbatasan kapasitas dan hasil seleksi medis, hanya 500 jemaah yang akhirnya bisa diberangkatkan menggunakan 16 bus khusus.

Dari jumlah pendaftar, 18 jemaah batal berangkat karena kondisi fisik tidak memungkinkan, empat dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi, dan dua jemaah meninggal dunia sebelum sempat diberangkatkan.

Safari wukuf dilakukan dengan membawa jemaah ke Arafah menjelang waktu wukuf, membiarkan mereka tetap berada di dalam bus selama prosesi wukuf berlangsung, dan setelahnya langsung diarahkan ke Mina tanpa turun di Muzdalifah (mekanisme murur).

“Kami membawa jemaah dari hotel, dan kita akan mengembalikan ke hotelnya masing-masing. Tanpa biaya,” jelasnya. (jpg)

 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru