33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Panduan Memilih Masker Demi Efektivitas Pencegahan Penularan Covid-19

Praktisi
klinik sekaligus relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda’i berpendapat,
pemerintah perlu membuat panduan mendetail mengenai masker kain yang
direkomendasikan untuk dipakai masyarakat.

Panduan
ini memuat soal bahan masker yang sebaiknya dipilih, jumlah lapisan kain,
tingkat kerapatannya, misalnya dalam bentuk infografis atau melalui iklan
layanan masyarakat.

“Karena
masker kain yang beredar kan sangat banyak ya. Harus dikasih lihat maskernya,
bentuknya seperti apa, harus ada contoh kongkret. Masker beragam, bisa saja
membuat masker sendiri. Kita support pemerintah keluarkan regulasi,” ujar dia
kepada Antara, Jumat (18/9).

Kementerian
Kesehatan sebenarnya sudah mengeluarkan panduan mencegah infeksi termasuk
mengenai pemakaian masker yang benar dan cara membuatnya sendiri di rumah,
namun belum membahas detil mengenai bahan masker. “Standarisasi kalau perlu,”
kata Fajri.

Sosialisasi
mengenai masker juga perlu dilakukan secara ekstensif dan diulang-ulang,
misalnya melalui iklan layanan masyarakat di televisi. Iklan ini bisa berdurasi
pendek namun diulang-ulang, karena tak semua elemen masyarakat terakses media
sosial. “Perlu juga sering turun ke lapangan untuk menyentuh masyarakat yang
kurang terakses media,” tutur Fajri.

Baca Juga :  Merawat Kulit Wajah Agar Tetap Sehat

Belum
lama ini, pemerintah melalui Juru BIcara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan
Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito tidak merekomendasikan pemakaian masker scuba
karena tidak mampu melindungi diri dari penularan virus SARS-CoV2 penyebab
Covid-19. Masker scuba hanya terdiri dari satu lapisan kain elastis dan
cenderung bisa menjadi longgar saat dipakai.

Menurut
Fajri, masker ini tidak efektif melindungi diri dari paparan virus karena
berbahan neoprene, cenderung elastis sehingga jika ditarik pori-pori kain akan
membesar. “Padahal kita butuh kemampuan fitrasinya,” ujar dia.

Pihak
PT KCI bahkan pernah mengimbau para penumpang KRL commuterline tidak mengenakan
masker ini. Terkait ini, menurut Fajri bisa saja pemerintah akhirnya membuat
regulasi mengenai masker scuba.

Masker
termasuk kain telah terbukti secara ilmiah mampu menurunkan risiko penularan
Covid-19 bahkan 85-90 persen, jika dipakai secara benar dan tepat memilih jenis
bahannya.

Baca Juga :  Awas, Insomnia Bisa Picu Jantung dan Stroke

Kain
yang direkomendasikan salah satunya katun cult tiga lapis dengan kerapatan 180
benang per inci. Selain itu, bisa juga masker sutra karena ada kemampuan untuk
mencegah masuknya partikel-partikel halus, atau sifon yang dipadukan dengan
katun.

“Pakai
masker harus pas. Kalau pakai masker jangan dilepas-lepas, kalau mau dilepas
pergi ke tempat kosong. Melepasnya dari belakang. Jangan dilepas saat ada orang
lain,” jelas dia.

Selain
itu, saat berada di moda transportasi umum sebaiknya tak perlu berbicara
apalagi tertawa untuk mengurangi risiko droplet yang bisa saja mengandung virus
penyebab COVID-19 dari Anda tersebar ke orang lain.

“Di
bus, kereta jangan banyak bicara dan tertawa, supaya tidak banyak (droplet)
yang ditumpahkan juga. Kita tidak bisa selalu menjaga jarak, (saat berada di
sarana angkutan umum),” demikian kata Fajri. (*)

Praktisi
klinik sekaligus relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda’i berpendapat,
pemerintah perlu membuat panduan mendetail mengenai masker kain yang
direkomendasikan untuk dipakai masyarakat.

Panduan
ini memuat soal bahan masker yang sebaiknya dipilih, jumlah lapisan kain,
tingkat kerapatannya, misalnya dalam bentuk infografis atau melalui iklan
layanan masyarakat.

“Karena
masker kain yang beredar kan sangat banyak ya. Harus dikasih lihat maskernya,
bentuknya seperti apa, harus ada contoh kongkret. Masker beragam, bisa saja
membuat masker sendiri. Kita support pemerintah keluarkan regulasi,” ujar dia
kepada Antara, Jumat (18/9).

Kementerian
Kesehatan sebenarnya sudah mengeluarkan panduan mencegah infeksi termasuk
mengenai pemakaian masker yang benar dan cara membuatnya sendiri di rumah,
namun belum membahas detil mengenai bahan masker. “Standarisasi kalau perlu,”
kata Fajri.

Sosialisasi
mengenai masker juga perlu dilakukan secara ekstensif dan diulang-ulang,
misalnya melalui iklan layanan masyarakat di televisi. Iklan ini bisa berdurasi
pendek namun diulang-ulang, karena tak semua elemen masyarakat terakses media
sosial. “Perlu juga sering turun ke lapangan untuk menyentuh masyarakat yang
kurang terakses media,” tutur Fajri.

Baca Juga :  Merawat Kulit Wajah Agar Tetap Sehat

Belum
lama ini, pemerintah melalui Juru BIcara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan
Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito tidak merekomendasikan pemakaian masker scuba
karena tidak mampu melindungi diri dari penularan virus SARS-CoV2 penyebab
Covid-19. Masker scuba hanya terdiri dari satu lapisan kain elastis dan
cenderung bisa menjadi longgar saat dipakai.

Menurut
Fajri, masker ini tidak efektif melindungi diri dari paparan virus karena
berbahan neoprene, cenderung elastis sehingga jika ditarik pori-pori kain akan
membesar. “Padahal kita butuh kemampuan fitrasinya,” ujar dia.

Pihak
PT KCI bahkan pernah mengimbau para penumpang KRL commuterline tidak mengenakan
masker ini. Terkait ini, menurut Fajri bisa saja pemerintah akhirnya membuat
regulasi mengenai masker scuba.

Masker
termasuk kain telah terbukti secara ilmiah mampu menurunkan risiko penularan
Covid-19 bahkan 85-90 persen, jika dipakai secara benar dan tepat memilih jenis
bahannya.

Baca Juga :  Awas, Insomnia Bisa Picu Jantung dan Stroke

Kain
yang direkomendasikan salah satunya katun cult tiga lapis dengan kerapatan 180
benang per inci. Selain itu, bisa juga masker sutra karena ada kemampuan untuk
mencegah masuknya partikel-partikel halus, atau sifon yang dipadukan dengan
katun.

“Pakai
masker harus pas. Kalau pakai masker jangan dilepas-lepas, kalau mau dilepas
pergi ke tempat kosong. Melepasnya dari belakang. Jangan dilepas saat ada orang
lain,” jelas dia.

Selain
itu, saat berada di moda transportasi umum sebaiknya tak perlu berbicara
apalagi tertawa untuk mengurangi risiko droplet yang bisa saja mengandung virus
penyebab COVID-19 dari Anda tersebar ke orang lain.

“Di
bus, kereta jangan banyak bicara dan tertawa, supaya tidak banyak (droplet)
yang ditumpahkan juga. Kita tidak bisa selalu menjaga jarak, (saat berada di
sarana angkutan umum),” demikian kata Fajri. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru