25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Awas, Insomnia Bisa Picu Jantung dan Stroke

SEBUAH studi yang dimuat dalam jurnal
“Circulation” yang terbit Agustus lalu menyebut, gangguan tidur insomnia bisa
picu gangguan jantung seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, hingga
stroke.

Sebelum studi ini dilakukan, sebetulnya telah ditemukan hubungan antara
insomnia dengan meningkatnya risiko kejadian penyakit-penyakit tersebut. Namun,
tidak diketahui apakah insomnia berperan sebagai faktor yang mempercepat atau
tidak.

Dalam studi terkini, peneliti memeriksa data dari 1,3 juta partisipan,
dengan maupun tanpa penyakit jantung dan stroke. Hasilnya menunjukkan bahwa
individu dengan gen insomnia lebih berisiko mengalami penyakit jantung koroner,
gagal jantung, dan stroke.

Dari hasil studi tersebut, ditemukan setidaknya 250 variasi genetik yang
membuat seseorang lebih berisiko mengalami insomnia. Variasi genetik ini
sifatnya diturunkan dan tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan gaya
hidup. Kabar baiknya, gen ini hanya dimiliki oleh sebagian kecil individu.

Bagaimana insomnia bisa picu
gangguan jantung?

Meski insomnia dikatakan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner,
gagal jantung, dan stroke, tetapi mereka yang punya gen insomnia tak
serta-merta akan mengalami penyakit tersebut. Ini karena kejadian insomnia yang
sesungguhnya juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, gaya hidup, dan kondisi
medis tertentu.

Kombinasi antara beban pekerjaan yang tinggi, pola kerja shift, gaya hidup
dan sleep hygiene yang buruk dapat membuat seseorang mengalami insomnia.
Individu yang mengalaminya akan kesulitan untuk tertidur atau mempertahankan
tidur. Keduanya bahkan telah diketahui berhubungan dengan risiko gagal jantung.
Ini karena insomnia memicu respon stres pada tubuh, yang lama-lama bisa
melemahkan jantung.

Baca Juga :  Ruangan Tertutup, Dokter Ingatkan Bahaya Virus Korona di Bioskop

Faktor berikutnya adalah adanya kondisi medis tertentu. Sebagian individu
dengan berat badan berlebih atau obesitas dapat mengalami henti napas saat
tidur. Kondisi ini disebut sebagai obstructive sleep apnea (OSA). Ini terjadi
akibat jaringan di belakang tenggorok yang melemas, sehingga menghambat saluran
napas dan akhirnya membuat pernapasan terhenti.

Akibatnya, individu tidak mendapatkan oksigen, sehingga akan terbangun
untuk mengambil napas dalam sebagai respons normalnya. Episode ini dapat
terjadi belasan hingga puluhan kali selama tidur malam, sehingga kecukupan dan
kualitas tidur pun terganggu.

Selama proses ini berlangsung, otak juga mengeluarkan hormon stres yang
berefek meningkatkan laju jantung dan tekanan darah. Bila berlangsung
terus-menerus, ini akan membebani kerja jantung. Akibatnya, individu tersebut
berpeluang mengalami gagal jantung atau memperburuk kondisi yang sudah ada
sebelumnya.

Selain itu, kurangnya waktu tidur serta kualitas tidur yang buruk lama-lama
akan menyebabkan gangguan pada proses biologis seperti metabolisme glukosa dan
stabilitas hormon-hormon penting di dalam tubuh. Dalam jangka panjang, gangguan
ini akan berujung pada diabetes, penyakit jantung, stroke, bahkan kanker.

Tips mengatasi insomnia

Dari berbagai penjelasan di atas, memiliki waktu tidur yang cukup dan
berkualitas menjadi sangat penting. Bila Anda kerap mengalami insomnia, berikut
ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan:

1.      
Miliki
pola tidur yang teratur, dalam hal ini bangun dan tidur waktu yang kurang lebih
sama. Upayakan agar bisa memiliki waktu tidur 7-8 jam per harinya.

Baca Juga :  Ketahui 6 Informasi Hoax dan Fakta yang Sering Beredar Selama Pandemi

2.      
Matikan
televisi, laptop, atau gawai 30 menit sebelum tidur malam.

3.      
Buat
suasana kamar tidur senyaman mungkin, seperti menggunakan lampu tidur atau
penutup mata. Tidur di ruangan gelap lebih baik daripada ruangan terang.

4.      
Hindari
konsumsi alkohol dan kafein pada sore atau malam hari.

5.      
Jangan
berolahraga 2 jam sebelum tidur malam. Olahraga sebaiknya lakukan pada pagi
hari.

6.      
Lakukan
terapi relaksasi seperti melakukan teknik pernapasan dalam, meditasi, atau
yoga.

7.      
Biasakan
diri untuk berpikir positif.

8.      
Jangan
enggan untuk mencari pertolongan medis bila mengalami masalah psikologis yang
berlarut-larut dan membebani pikiran.

Satu lagi studi yang telah menyebut bahwa insomnia bisa picu gangguan
jantung seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke. Jika Anda
sering sulit tidur, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebabnya.

Meski gen insomnia tidak bisa dihilangkan, ada banyak faktor lain yang
dapat diperbaiki. Dengan mengubah gaya hidup dan pola tidur menjadi lebih
sehat, risiko gangguan jantung dan stroke akibat insomnia bisa dicegah. (jpnn/kpc)

SEBUAH studi yang dimuat dalam jurnal
“Circulation” yang terbit Agustus lalu menyebut, gangguan tidur insomnia bisa
picu gangguan jantung seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, hingga
stroke.

Sebelum studi ini dilakukan, sebetulnya telah ditemukan hubungan antara
insomnia dengan meningkatnya risiko kejadian penyakit-penyakit tersebut. Namun,
tidak diketahui apakah insomnia berperan sebagai faktor yang mempercepat atau
tidak.

Dalam studi terkini, peneliti memeriksa data dari 1,3 juta partisipan,
dengan maupun tanpa penyakit jantung dan stroke. Hasilnya menunjukkan bahwa
individu dengan gen insomnia lebih berisiko mengalami penyakit jantung koroner,
gagal jantung, dan stroke.

Dari hasil studi tersebut, ditemukan setidaknya 250 variasi genetik yang
membuat seseorang lebih berisiko mengalami insomnia. Variasi genetik ini
sifatnya diturunkan dan tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan gaya
hidup. Kabar baiknya, gen ini hanya dimiliki oleh sebagian kecil individu.

Bagaimana insomnia bisa picu
gangguan jantung?

Meski insomnia dikatakan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner,
gagal jantung, dan stroke, tetapi mereka yang punya gen insomnia tak
serta-merta akan mengalami penyakit tersebut. Ini karena kejadian insomnia yang
sesungguhnya juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, gaya hidup, dan kondisi
medis tertentu.

Kombinasi antara beban pekerjaan yang tinggi, pola kerja shift, gaya hidup
dan sleep hygiene yang buruk dapat membuat seseorang mengalami insomnia.
Individu yang mengalaminya akan kesulitan untuk tertidur atau mempertahankan
tidur. Keduanya bahkan telah diketahui berhubungan dengan risiko gagal jantung.
Ini karena insomnia memicu respon stres pada tubuh, yang lama-lama bisa
melemahkan jantung.

Baca Juga :  Ruangan Tertutup, Dokter Ingatkan Bahaya Virus Korona di Bioskop

Faktor berikutnya adalah adanya kondisi medis tertentu. Sebagian individu
dengan berat badan berlebih atau obesitas dapat mengalami henti napas saat
tidur. Kondisi ini disebut sebagai obstructive sleep apnea (OSA). Ini terjadi
akibat jaringan di belakang tenggorok yang melemas, sehingga menghambat saluran
napas dan akhirnya membuat pernapasan terhenti.

Akibatnya, individu tidak mendapatkan oksigen, sehingga akan terbangun
untuk mengambil napas dalam sebagai respons normalnya. Episode ini dapat
terjadi belasan hingga puluhan kali selama tidur malam, sehingga kecukupan dan
kualitas tidur pun terganggu.

Selama proses ini berlangsung, otak juga mengeluarkan hormon stres yang
berefek meningkatkan laju jantung dan tekanan darah. Bila berlangsung
terus-menerus, ini akan membebani kerja jantung. Akibatnya, individu tersebut
berpeluang mengalami gagal jantung atau memperburuk kondisi yang sudah ada
sebelumnya.

Selain itu, kurangnya waktu tidur serta kualitas tidur yang buruk lama-lama
akan menyebabkan gangguan pada proses biologis seperti metabolisme glukosa dan
stabilitas hormon-hormon penting di dalam tubuh. Dalam jangka panjang, gangguan
ini akan berujung pada diabetes, penyakit jantung, stroke, bahkan kanker.

Tips mengatasi insomnia

Dari berbagai penjelasan di atas, memiliki waktu tidur yang cukup dan
berkualitas menjadi sangat penting. Bila Anda kerap mengalami insomnia, berikut
ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan:

1.      
Miliki
pola tidur yang teratur, dalam hal ini bangun dan tidur waktu yang kurang lebih
sama. Upayakan agar bisa memiliki waktu tidur 7-8 jam per harinya.

Baca Juga :  Ketahui 6 Informasi Hoax dan Fakta yang Sering Beredar Selama Pandemi

2.      
Matikan
televisi, laptop, atau gawai 30 menit sebelum tidur malam.

3.      
Buat
suasana kamar tidur senyaman mungkin, seperti menggunakan lampu tidur atau
penutup mata. Tidur di ruangan gelap lebih baik daripada ruangan terang.

4.      
Hindari
konsumsi alkohol dan kafein pada sore atau malam hari.

5.      
Jangan
berolahraga 2 jam sebelum tidur malam. Olahraga sebaiknya lakukan pada pagi
hari.

6.      
Lakukan
terapi relaksasi seperti melakukan teknik pernapasan dalam, meditasi, atau
yoga.

7.      
Biasakan
diri untuk berpikir positif.

8.      
Jangan
enggan untuk mencari pertolongan medis bila mengalami masalah psikologis yang
berlarut-larut dan membebani pikiran.

Satu lagi studi yang telah menyebut bahwa insomnia bisa picu gangguan
jantung seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke. Jika Anda
sering sulit tidur, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebabnya.

Meski gen insomnia tidak bisa dihilangkan, ada banyak faktor lain yang
dapat diperbaiki. Dengan mengubah gaya hidup dan pola tidur menjadi lebih
sehat, risiko gangguan jantung dan stroke akibat insomnia bisa dicegah. (jpnn/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru