Digitalisasi
saat ini sudah merambah hampir ke semua lini kehidupan. Tak terkecuali pelayanan
kesehatan jarak jauh atau yang dikenal dengan sebutan Telemedicine. Biasanya
telemedicine dilakukan lewat aplikasi, yang memungkinkan pasien bisa langsung
berkonsultasi dengan dokter umum bahkan spesialis.
Terkait
masuknya pelayanan kesehatan ke platform digital, Ketua Umum PB IDI, dr. Daeng
M. Faqih mengungkapkan, sebenarnya telemedicine bukanlah hal baru di dunia
medis. World Health Organisation (WHO) sendiri, sebenarnya sudah
merekomendasikan untuk memanfaatkan teknologi digital guna meningkatkan pelayanan
kesehatan.
“Ini
hanya gongnya saja, kalau teknologi membantu kesehatan. Membuat kita makin
sadar,†ujar dr. Daeng dalam Virtual Press Conference aido Health Launching,
Kamis (6/8).
Tapi
yang perlu digarisbawahi, ungkap dr. Daeng, platform digital hanyalah alat
bantu pelayanan kesehatan. Sehingga bukan replacement tatap muka. Hanya
membantu mendekatkan jarak dan lebih cepat untuk pelayanan tanpa tindakan
khusus.
“Jadi
ini bukan fasilitas kesehatan. Hanya alat bantu, membantu menghubungkan pasien
dengan dokter,†sambungnya.
Sejauh
ini, diakui Daeng, Majelis Kehormatan Etik Kedokteran sendiri sudah
mengeluarkan fatwa tentang pemanfaatan digital untuk pelayanan kesehatan.
Bahkan, IDI segera mengeluarkan pedoman rinci tentang pelayanan kesehatan di platform
digital.
“IDI
sendiri setahu saya sedang berproses membuat pedoman rinci (pelayanan kesehatan
platform digital, Red). Fatwa Majelis Kehormatan Etik Kedokteran sudah rilis,
jadi nanti kita rinci dari situ,†paparnya.
Namun
yang pasti, setiap dokter yang terlibat dalam platform digital harus memiliki
tempat praktik. Baik di rumah sakit maupun praktik sendiri.
Selain
itu, rekam medis pasien juga sangat penting. Untuk itu ke depannya, rekam medis
harus berbasis faskes. Sehingga bukan hanya tersimpan dalam aplikasi.
Hadirnya
Telemedicine di Tengah Pandemi Covid-19
Pembatasan
pelayanan di rumah sakit saat Pandemi Covid-19 memang bisa diatasi dengan
menggunakan platform digital. Khususnya bagi pasien yang memerlukan konsultasi
rutin dengan dokter. Atau bagi pasien yang rentan terhadapa penularan Covid-19.
Advisor
aido health dr. Roy Sibarani mengatakan, saat ini terdapat tiga penyakit kronis
yang memiliki jumlah pasien terbanyak yaitu stroke, penyakit jantung dan
diabetes. Dengan adanya layanan telemedicine atau homecare, para pasien tetap
bisa nyaman berkonsultasi.
Misalnya
dengan penggunaan aplikasi aido health, perawatan kesehatan bisa dilakukan di
rumah. Yakni tenaga kesehatan dari mitra fasilitas kesehatan yang akan
mengunjungi rumah pasien dan memberikan pengobatan langsung di tempat.
Seain
itu, pasien dapat memperoleh diagnosa dan resep obat serta kebutuhan medis
lainnya tanpa meninggalkan rumah. Pelayanan pun tercatat dengan baik di rekam
medis Rumah Sakit atau Klinik.
VP
Operations and Partnerships aido health Jyoti Nagrani, mengatakan, pihaknya
ingin ikut ambil bagian membantu pemerintah di tengah pandemi Covid-19.
Kehadiran aido health mampu memenuhi kebutuhan akan layanan kesehatan untuk
masyarakat di Indonesia.