28.2 C
Jakarta
Sunday, October 6, 2024

Menyusui di Tengah Pandemi, Pahami Cara Alami untuk Perbanyak ASI

Setelah
melahirkan, para ibu harus beradaptasi dengan kebiasaan baru dalam merawat sang
buah hati. Terutama bagi perempuan yang baru pertama kali memiliki anak. Salah
satu kebiasaan baru yang harus dilakukan adalah menyusui.

Dalam
rangka Pekan Menyusui Sedunia yang berlangsung dari tanggal 1-7 Agustus 2020,
para ibu diingatkan kembali untuk tetap berusaha memberikan Air Susu Ibu (ASI)
secara eksklusif. Tapi memang, ada beberapa ibu yang memiliki kekhawatiran saat
mulai menyusui. Seperti kurangnya kepercayaan diri terhadap produksi ASI yang
mencukupi bagi buah hati.

Tantangan
lainnya adalah masa pandemi Covid-19 menurunkan aktivitas Inisiasi Menyusu Dini
(IMD). Seperti kunjungan ibu hamil dibatasi. Sehingga layanan konseling laktasi
sebelum melahirkan yang merupakan salah satu kunci keberhasilan menyusui juga
terhambat.

Diakui
dr. Fenny Yunita, M.Si., Ph.D selaku Konselor Laktasi, Dosen & Peneliti
Bahan Alam, dan Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia
(PDHMI) & Perkumpulan Profesi Kesehatan Tradisional Komplementer Indonesia
(PPKESTRAKI), kekhawatiran tersebut tak jarang membuat para ibu terjebak dengan
memberikan makanan pada bayi selain ASI. Padahal, para ibu bisa memilih
menggunakan laktagogue untuk meningkatkan produksi ASI.

Baca Juga :  Kapan Waktu yang Tepat Membersihkan Karang Gigi?

Laktagogue
sendiri merupakan makanan atau minuman yang diproses secara tradisional maupun
kimiawi, yang dipercaya bisa meningkatkan produksi ASI. Terlebih di Indonesia,
ungkap dr. Fenny, sejak dulu, masyarakat di berbagai daerah memiliki cara
tersendiri untuk meningkatkan produksi ASI dengan bahan alami.

“Ada
beberapa bahan alam yang lazim digunakan, misalnya daun katuk, daun torbangun
(bangun-bangun), daun kelor, klabet, kacang-kacangan, dan lainnya,” ujar dr.
Fenny beberapa waktu lalu.

Bahkan,
beberapa di antaranya telah diteliti dan terbukti meningkatkan kadar prolaktin,
oksitosin, maupun volume ASI. Termasuk bisa memengaruhi peningkatan berat badan
bayi.

Namun,
disamping mengosumsi bahan alam untuk memperbanyak ASI, ada cara lain yang bisa
dilakukan para ibu menyusui. Antara lain dengan akupunktur ataupun pijat
laktasi.

Baca Juga :  Orang yang sudah Divaksin, Jika Terkena Covid Gejalanya Lebih Ringan

Keduanya
dikatakan terbukti efektif meningkatkan produksi ASI. Namun dari semua itu,
kunci peningkatan produksi ASI adalah seringnya para ibu menyusui dan memerah.

Bahan
Alam yang Diteliti sebagai ASI Booster

Bicara
tentang manfaat bahan alam sebagai ASI Booster, Executive Director Dexa
Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) PT Dexa Medica Dr. Raymond
Tjandrawinata mengemukakan, pihaknya telah meneliti biodiversitas alam
Indonesia untuk dijadikan obat-obatan. Salah satunya mengenbangkan manfaat daun
katuk, daun torbangun, dan ikan gabus untuk meningkatkan produksi ASI.

Ketiga
bahan baku alam tersebut diproses dengan teknologi AFT atau Advanced
Fractionation Technology, yang memiliki aktivitas biologis dan memiliki
kemurnian tinggi. Sehingga menghasilkan fraksi bioaktif Galatanol, yakni fraksi
bioaktif kombinasi dari daun katuk dan daun torbangun.

“Ini
telah terbukti memiliki efek untuk merangsang produksi ASI,” ujar Dr. Raymond

Setelah
melahirkan, para ibu harus beradaptasi dengan kebiasaan baru dalam merawat sang
buah hati. Terutama bagi perempuan yang baru pertama kali memiliki anak. Salah
satu kebiasaan baru yang harus dilakukan adalah menyusui.

Dalam
rangka Pekan Menyusui Sedunia yang berlangsung dari tanggal 1-7 Agustus 2020,
para ibu diingatkan kembali untuk tetap berusaha memberikan Air Susu Ibu (ASI)
secara eksklusif. Tapi memang, ada beberapa ibu yang memiliki kekhawatiran saat
mulai menyusui. Seperti kurangnya kepercayaan diri terhadap produksi ASI yang
mencukupi bagi buah hati.

Tantangan
lainnya adalah masa pandemi Covid-19 menurunkan aktivitas Inisiasi Menyusu Dini
(IMD). Seperti kunjungan ibu hamil dibatasi. Sehingga layanan konseling laktasi
sebelum melahirkan yang merupakan salah satu kunci keberhasilan menyusui juga
terhambat.

Diakui
dr. Fenny Yunita, M.Si., Ph.D selaku Konselor Laktasi, Dosen & Peneliti
Bahan Alam, dan Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia
(PDHMI) & Perkumpulan Profesi Kesehatan Tradisional Komplementer Indonesia
(PPKESTRAKI), kekhawatiran tersebut tak jarang membuat para ibu terjebak dengan
memberikan makanan pada bayi selain ASI. Padahal, para ibu bisa memilih
menggunakan laktagogue untuk meningkatkan produksi ASI.

Baca Juga :  Kapan Waktu yang Tepat Membersihkan Karang Gigi?

Laktagogue
sendiri merupakan makanan atau minuman yang diproses secara tradisional maupun
kimiawi, yang dipercaya bisa meningkatkan produksi ASI. Terlebih di Indonesia,
ungkap dr. Fenny, sejak dulu, masyarakat di berbagai daerah memiliki cara
tersendiri untuk meningkatkan produksi ASI dengan bahan alami.

“Ada
beberapa bahan alam yang lazim digunakan, misalnya daun katuk, daun torbangun
(bangun-bangun), daun kelor, klabet, kacang-kacangan, dan lainnya,” ujar dr.
Fenny beberapa waktu lalu.

Bahkan,
beberapa di antaranya telah diteliti dan terbukti meningkatkan kadar prolaktin,
oksitosin, maupun volume ASI. Termasuk bisa memengaruhi peningkatan berat badan
bayi.

Namun,
disamping mengosumsi bahan alam untuk memperbanyak ASI, ada cara lain yang bisa
dilakukan para ibu menyusui. Antara lain dengan akupunktur ataupun pijat
laktasi.

Baca Juga :  Orang yang sudah Divaksin, Jika Terkena Covid Gejalanya Lebih Ringan

Keduanya
dikatakan terbukti efektif meningkatkan produksi ASI. Namun dari semua itu,
kunci peningkatan produksi ASI adalah seringnya para ibu menyusui dan memerah.

Bahan
Alam yang Diteliti sebagai ASI Booster

Bicara
tentang manfaat bahan alam sebagai ASI Booster, Executive Director Dexa
Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) PT Dexa Medica Dr. Raymond
Tjandrawinata mengemukakan, pihaknya telah meneliti biodiversitas alam
Indonesia untuk dijadikan obat-obatan. Salah satunya mengenbangkan manfaat daun
katuk, daun torbangun, dan ikan gabus untuk meningkatkan produksi ASI.

Ketiga
bahan baku alam tersebut diproses dengan teknologi AFT atau Advanced
Fractionation Technology, yang memiliki aktivitas biologis dan memiliki
kemurnian tinggi. Sehingga menghasilkan fraksi bioaktif Galatanol, yakni fraksi
bioaktif kombinasi dari daun katuk dan daun torbangun.

“Ini
telah terbukti memiliki efek untuk merangsang produksi ASI,” ujar Dr. Raymond

Terpopuler

Artikel Terbaru