28.9 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Pekan Depan Vaksin Covid Racikan Kimia Farma dan Indofarma Dipasarkan

JAKARTA, KALTENGPOS.CO – Obat penanganan COVID-19 hasil racikan PT
Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma, telah siap digunakan. Pekan depan, obat untuk
pasien rawat inap COVID-19 kondisi sedang-berat tersebut, mulai dipasarkan.

Obat yang dimaksud adalah Desrem Remdesivir Inj 100 mg. Obat ini
telah mendapatkan persetujuan Emergency
Use Authorization
(EUA) di Indonesia. Selain itu, juga telah disetujui oleh
BPOM melalui penerbitan Nomor Izin Edar yang diterbitkan pada 30 September 2020.
Obat ini diproduksi Mylan Laboratories Limited, atas lisensi dari Gilead
Sciences Inc, Foster City dan United States of America.

“Desrem Remdesivir Inj 100 mg ini
akan mulai dipasarkan pekan depan. Perlu diketahui ini merupakan obat yang
digunakan untuk penggunaan pada pasien rawat inap COVID-19 kondisi
sedang-berat. Untuk ketersediaan stok bulan ini, sudah ada kurang lebih 400.000
vial. Tentu dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat,” ujar Direktur Utama
PT Indofarma, Arief Pramuhanto, di Jakarta, Senin (5/10).

Baca Juga :  4 Kiat Menjaga Gula Darah Normal bagi Penderita Diabetes

Dia menambahkan selain
obat-obatan, PT Indofarma Tbk, juga telah memproduksi alat kesehatan seperti Medical Face Mask 3Play (Inamask), Hand
Sanitizer (Clind), Rapid Test (Smart Diagnostic Covid19) hingga Mobile Diagnostic Real Time PCR, Produk
Isolation Transport hingga Virus Transport Media (VTM).

Indofarma juga sudah memproduksi
berbagai jenis produk. Di antaranya Oseltamivir 75vgr Caps. Ini merupakan
antiviral unggulan. Produk tersebut saat ini menjadi rujukan sebagai protokol
pengobatan COVID-19 di berbagai rumah sakit.

“Oseltamivir 75 gr Caps juga telah bersertifikat ini telah
diproduksi sendiri oleh PT Indofarma. Kapasitas produksi sebesar 4,9 juta
Capsul per bulan. Sehingga diharapkan dapat mampu mencukupi kebutuhan
masyarakat Indonesia,” terang Arief.

Kendati obat untuk pasien sudah
siap diedarkan, Arief tetap mengimbau masyarakat tetap melaksanakan protokol
kesehatan. Penerapan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) harus
tetap dilakukan. Hal ini dinilai penting untuk mencegah terjadinya penularan
COVID-19.

Baca Juga :  Bukan Perokok Tapi Kena Kanker Paru? Kenalilah Zat-zat Lain Penyebabny

Sementara itu, PT Kimia Farma
juga ini sudah mampu memproduksi obat untuk penanganan COVID-19. Yaitu
Favipiravir. Obat ini dapat digunakan untuk terapi COVID–19.

Selain Favipivar, PT Kimia Farma
dan anak usahanya, PT Phapros, juga telah berhasil memproduksi beberapa obat
untuk penanganan COVID-19. Antara lain Chloroquine,
Hydroxychloroquine, Azithromycin, Favipiravir, Dexamethasone
dan Methylprednisolon.

“Kimia Farma juga memproduksi
beberapa multivitamin penambah daya tahan tubuh. Seperti Vitamin C (tablet dan
injeksi), Becefort, Fituno dan Geriavita sebagai tambahan produk untuk menjaga
daya tahan tubuh,” jelas Direktur Utama PT Kimia Farma, Verdi Budidarmo.

Menurut Verdi, obat Favipiravir
sudah dapat diproduksi sendiri oleh Kimia Farma. Ini merupakan produk pertama
di Indonesia yang dikembangkan sendiri oleh BUMN. Selain itu, Favipiravir telah
mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Selanjutnya akan didistribusikan
ke seluruh layanan kesehatan sesuai regulasi pemerintah,” paparnya.

JAKARTA, KALTENGPOS.CO – Obat penanganan COVID-19 hasil racikan PT
Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma, telah siap digunakan. Pekan depan, obat untuk
pasien rawat inap COVID-19 kondisi sedang-berat tersebut, mulai dipasarkan.

Obat yang dimaksud adalah Desrem Remdesivir Inj 100 mg. Obat ini
telah mendapatkan persetujuan Emergency
Use Authorization
(EUA) di Indonesia. Selain itu, juga telah disetujui oleh
BPOM melalui penerbitan Nomor Izin Edar yang diterbitkan pada 30 September 2020.
Obat ini diproduksi Mylan Laboratories Limited, atas lisensi dari Gilead
Sciences Inc, Foster City dan United States of America.

“Desrem Remdesivir Inj 100 mg ini
akan mulai dipasarkan pekan depan. Perlu diketahui ini merupakan obat yang
digunakan untuk penggunaan pada pasien rawat inap COVID-19 kondisi
sedang-berat. Untuk ketersediaan stok bulan ini, sudah ada kurang lebih 400.000
vial. Tentu dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat,” ujar Direktur Utama
PT Indofarma, Arief Pramuhanto, di Jakarta, Senin (5/10).

Baca Juga :  4 Kiat Menjaga Gula Darah Normal bagi Penderita Diabetes

Dia menambahkan selain
obat-obatan, PT Indofarma Tbk, juga telah memproduksi alat kesehatan seperti Medical Face Mask 3Play (Inamask), Hand
Sanitizer (Clind), Rapid Test (Smart Diagnostic Covid19) hingga Mobile Diagnostic Real Time PCR, Produk
Isolation Transport hingga Virus Transport Media (VTM).

Indofarma juga sudah memproduksi
berbagai jenis produk. Di antaranya Oseltamivir 75vgr Caps. Ini merupakan
antiviral unggulan. Produk tersebut saat ini menjadi rujukan sebagai protokol
pengobatan COVID-19 di berbagai rumah sakit.

“Oseltamivir 75 gr Caps juga telah bersertifikat ini telah
diproduksi sendiri oleh PT Indofarma. Kapasitas produksi sebesar 4,9 juta
Capsul per bulan. Sehingga diharapkan dapat mampu mencukupi kebutuhan
masyarakat Indonesia,” terang Arief.

Kendati obat untuk pasien sudah
siap diedarkan, Arief tetap mengimbau masyarakat tetap melaksanakan protokol
kesehatan. Penerapan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) harus
tetap dilakukan. Hal ini dinilai penting untuk mencegah terjadinya penularan
COVID-19.

Baca Juga :  Bukan Perokok Tapi Kena Kanker Paru? Kenalilah Zat-zat Lain Penyebabny

Sementara itu, PT Kimia Farma
juga ini sudah mampu memproduksi obat untuk penanganan COVID-19. Yaitu
Favipiravir. Obat ini dapat digunakan untuk terapi COVID–19.

Selain Favipivar, PT Kimia Farma
dan anak usahanya, PT Phapros, juga telah berhasil memproduksi beberapa obat
untuk penanganan COVID-19. Antara lain Chloroquine,
Hydroxychloroquine, Azithromycin, Favipiravir, Dexamethasone
dan Methylprednisolon.

“Kimia Farma juga memproduksi
beberapa multivitamin penambah daya tahan tubuh. Seperti Vitamin C (tablet dan
injeksi), Becefort, Fituno dan Geriavita sebagai tambahan produk untuk menjaga
daya tahan tubuh,” jelas Direktur Utama PT Kimia Farma, Verdi Budidarmo.

Menurut Verdi, obat Favipiravir
sudah dapat diproduksi sendiri oleh Kimia Farma. Ini merupakan produk pertama
di Indonesia yang dikembangkan sendiri oleh BUMN. Selain itu, Favipiravir telah
mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Selanjutnya akan didistribusikan
ke seluruh layanan kesehatan sesuai regulasi pemerintah,” paparnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru