26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Ini Manfaat Menjaga Pola Tidur dengan Baik

Mempunyai
pola tidur dan bangun yang teratur serta dengan durasi cukup dipercaya bisa
memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Salah satu manfaat yang paling sering
disebut adalah untuk metabolisme tubuh. Bahkan, salah satu penelitian yang
dilakukan menemukan bahwa memiliki pola tidur yang baik dapat membantu
menurunkan risiko terjadinya sindrom metabolik. Akan tetapi, apakah yang
dimaksud dengan sindrom metabolik?

Apa itu sindrom metabolik?
Sindrom metabolik adalah sebuah kondisi kesehatan yang dapat meningkatkan
risiko berkembangnya beberapa jenis penyakit, seperti diabetes melitus tipe 2,
stroke, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, kadar kolesterol
tinggi di kemudian hari dan beberapa penyakit kronis lainnya.

Terdapat beberapa faktor risiko atau kondisi kesehatan yang dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami sindrom metabolik tersebut.
Berikut adalah lima di antaranya:

1. Memiliki
lingkar pinggang lebih dari 102 cm pada laki-laki dan lebih dari 88 cm pada
perempuan. Sebab, lingkar pinggang merupakan salah satu tanda dari obesitas
sentral.Memiliki akumulasi lemak yang banyak di sekitar perut dapat berkaitan
dengan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi dibandingkan dengan memiliki
akumulasi lemak di sekitar panggul atau bagian tubuh lain.
2. Memiliki kadar trigliserida darah lebih dari 150 mg/dL.
3. Memiliki kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL) darah kurang dari
40 mg/dL pada laki-laki dan kurang dari 50 mg/dL pada perempuan. Kolesterol HDL
adalah kolesterol baik yang membantu mencegah terjadinya pembentukan plak pada
pembuluh darah arteri.
4. Memiliki tekanan darah lebih tinggi atau sama dengan 130/85 mmHg. Tekanan
darah tinggi dapat menimbulkan penumpukan plak pada pembuluh darah arteri yang
dapat merusak jantung.
5. Memiliki kadar gula darah puasa lebih besar atau sama dengan 100 mg/dL, atau
sedang menjalani pengobatan untuk penyakit diabetes.

Baca Juga :  8 Manfaat Mengawali Hari dengan Jalan Kaki

Kaitan sindrom metabolik dengan
pola tidur yang rutin


Sebuah penelitian dilakukan untuk mencoba mengevaluasi kaitan antara pola tidur
yang rutin dengan timbulnya faktor risiko sindrom metabolik. Penelitian ini
dilakukan pada 2.003 orang yang berusia antara 45 hingga 84 tahun.

Penelitian yang dilakukan dari tahun 2010 hingga 2013 tersebut
meminta para subjek untuk menggunakan alat pengukur aktivitas selama satu
minggu. Selain itu, para subjek juga diminta untuk mencatat aktivitas tidur
mereka dan mengisi kuesioner mengenai gaya hidup, kebiasaan tidur, serta
informasi kesehatan lainnya.

Kemudian, enam tahun setelahnya, para peneliti mengamati dan
mencatat kelainan metabolik pada para subjek. Dari hasil penelitian itu,
didapatkan bahwa yang memiliki variasi besar pada waktu tidur dan jumlah lama
tidur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami faktor risiko metabolik

Baca Juga :  Jangan Sampai Bunuh Diri, Kenali Gejala Depresi

Ditemukan juga bahwa perbedaan
setiap jam pada waktu tidur atau durasi tidur dapat meningkatan risiko sebesar
27 persen untuk mengalami faktor risiko metabolik tertentu
.

Hal
itu juga disetujui Susan Redline, salah satu dokter senior yang bekerja pada
Divisi Tidur dan Penyakit Sirkadian di Rumah Sakit Wanita Brigham. Dia
mengatakan bahwa membuat jadwal tidur yang rutin dapat memberikan efek yang
menguntungkan dalam mencegah terjadinya sindrom metabolik.

Dapat disimpulkan bahwa salah satu pencegahan penyakit metabolik
yang baik adalah dengan memastikan bahwa seseorang memiliki pola tidur yang
teratur serta durasi tidur yang cukup. Menerapkan pola tidur yang rutin perlu
dilakukan untuk menjaga metabolisme tubuh tetap berjalan optimal.(MS/RVS/klikdokter)

 

Mempunyai
pola tidur dan bangun yang teratur serta dengan durasi cukup dipercaya bisa
memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Salah satu manfaat yang paling sering
disebut adalah untuk metabolisme tubuh. Bahkan, salah satu penelitian yang
dilakukan menemukan bahwa memiliki pola tidur yang baik dapat membantu
menurunkan risiko terjadinya sindrom metabolik. Akan tetapi, apakah yang
dimaksud dengan sindrom metabolik?

Apa itu sindrom metabolik?
Sindrom metabolik adalah sebuah kondisi kesehatan yang dapat meningkatkan
risiko berkembangnya beberapa jenis penyakit, seperti diabetes melitus tipe 2,
stroke, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, kadar kolesterol
tinggi di kemudian hari dan beberapa penyakit kronis lainnya.

Terdapat beberapa faktor risiko atau kondisi kesehatan yang dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami sindrom metabolik tersebut.
Berikut adalah lima di antaranya:

1. Memiliki
lingkar pinggang lebih dari 102 cm pada laki-laki dan lebih dari 88 cm pada
perempuan. Sebab, lingkar pinggang merupakan salah satu tanda dari obesitas
sentral.Memiliki akumulasi lemak yang banyak di sekitar perut dapat berkaitan
dengan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi dibandingkan dengan memiliki
akumulasi lemak di sekitar panggul atau bagian tubuh lain.
2. Memiliki kadar trigliserida darah lebih dari 150 mg/dL.
3. Memiliki kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL) darah kurang dari
40 mg/dL pada laki-laki dan kurang dari 50 mg/dL pada perempuan. Kolesterol HDL
adalah kolesterol baik yang membantu mencegah terjadinya pembentukan plak pada
pembuluh darah arteri.
4. Memiliki tekanan darah lebih tinggi atau sama dengan 130/85 mmHg. Tekanan
darah tinggi dapat menimbulkan penumpukan plak pada pembuluh darah arteri yang
dapat merusak jantung.
5. Memiliki kadar gula darah puasa lebih besar atau sama dengan 100 mg/dL, atau
sedang menjalani pengobatan untuk penyakit diabetes.

Baca Juga :  8 Manfaat Mengawali Hari dengan Jalan Kaki

Kaitan sindrom metabolik dengan
pola tidur yang rutin


Sebuah penelitian dilakukan untuk mencoba mengevaluasi kaitan antara pola tidur
yang rutin dengan timbulnya faktor risiko sindrom metabolik. Penelitian ini
dilakukan pada 2.003 orang yang berusia antara 45 hingga 84 tahun.

Penelitian yang dilakukan dari tahun 2010 hingga 2013 tersebut
meminta para subjek untuk menggunakan alat pengukur aktivitas selama satu
minggu. Selain itu, para subjek juga diminta untuk mencatat aktivitas tidur
mereka dan mengisi kuesioner mengenai gaya hidup, kebiasaan tidur, serta
informasi kesehatan lainnya.

Kemudian, enam tahun setelahnya, para peneliti mengamati dan
mencatat kelainan metabolik pada para subjek. Dari hasil penelitian itu,
didapatkan bahwa yang memiliki variasi besar pada waktu tidur dan jumlah lama
tidur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami faktor risiko metabolik

Baca Juga :  Jangan Sampai Bunuh Diri, Kenali Gejala Depresi

Ditemukan juga bahwa perbedaan
setiap jam pada waktu tidur atau durasi tidur dapat meningkatan risiko sebesar
27 persen untuk mengalami faktor risiko metabolik tertentu
.

Hal
itu juga disetujui Susan Redline, salah satu dokter senior yang bekerja pada
Divisi Tidur dan Penyakit Sirkadian di Rumah Sakit Wanita Brigham. Dia
mengatakan bahwa membuat jadwal tidur yang rutin dapat memberikan efek yang
menguntungkan dalam mencegah terjadinya sindrom metabolik.

Dapat disimpulkan bahwa salah satu pencegahan penyakit metabolik
yang baik adalah dengan memastikan bahwa seseorang memiliki pola tidur yang
teratur serta durasi tidur yang cukup. Menerapkan pola tidur yang rutin perlu
dilakukan untuk menjaga metabolisme tubuh tetap berjalan optimal.(MS/RVS/klikdokter)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru