27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Kemasan Makanan dan Minuman yang Baik Penting untuk Tunjang Gaya Hidup

Perusahaan global terkemuka pada pemrosesan dan pengemasan makanan minuman, Tetra Pak Indonesia, kembali mengumumkan laporan survei global tahunan, Tetra Pak Index 2019 dengan tema “The Convergence of Health & Environment.

Survei tersebut dilakukan di lima negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, Brazil, dan Indonesia dengan kolaborasi bersama Ipsos yang mengambil 1.000 responden di masing-masing negara.

Di Indonesia, mayoritas responden terkonsentrasi pada kawasan padat penduduk, khususnya Jawa. Secara umum, Tetra Pak Index 2019 telah menemukan bahwa konsumen saat ini telah memahami bahwa kesehatan pribadi konsumen dan kelestarian lingkungan saling terhubung satu sama lain.

Survei tersebut dilakukan di lima negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, Brazil, dan Indonesia dengan kolaborasi bersama Ipsos yang mengambil 1.000 responden di masing-masing negara.

Di Indonesia, mayoritas responden terkonsentrasi pada kawasan padat penduduk, khususnya Jawa. Secara umum, Tetra Pak Index 2019 telah menemukan bahwa konsumen saat ini telah memahami bahwa kesehatan pribadi konsumen dan kelestarian lingkungan saling terhubung satu sama lain.

“Karakteristik unik budaya Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan salah satu latar belakang mengapa survei global ini memilih Indonesia sebagai salah satu negara kunci. Adapun secara aspek kesehatan, Indonesia menempati satu dari lima negara penderita diabetes tertinggi. Sedangkan secara lingkungan, permasalahan sampah plastik juga telah menjadi sorotan internasional,” ujar Soeprapto Tan, Managing Director Ipsos Indonesia.

Sementara itu, Michael Wu, Managing Director Tetra Pak Malaysia, Singapore, Philippines, & Indonesia menjelaskan secara global laporan Tetra Pak Index 2019 memperlihatkan bahwa industri makanan minuman adalah salah satu pertama yang melihat adanya konvergensi antara kesehatan dengan lingkungan.

Baca Juga :  Jangan Sepelekan Anemia, Ini 7 Bahaya Yang Mengincar Kesehatan Anda

“Hal ini memberikan peluang baru bagi industri makanan minuman untuk menciptakan hubungan personal dengan konsumen dan mengatasi kedua hal ini pada saat yang sama,” ujar Michael.

Dia berharap peluncuran Tetra Pak Index 2019 bisa menjadi referensi bagi para pelaku industri makanan minuman Indonesia untuk memenangkan tren konvergensi kesehatan dan lingkungan di masa depan.

Melalui Tetra Pak Index 2019 “The Convergence of Health & Environment Indonesia” perusahaan telah memaparkan beberapa referensi gaya hidup yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan pribadi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Beberapa di antaranya:

-Sebanyak 82 persen konsumen Indonesia setuju bahwa akan terjadi kerusakan lingkungan dan bisa ditangani jika kita segera mampu mengubah kebiasaan yang ada saat ini.

-Adanya kesadaran dan ambisi konsumen yang tinggi untuk menjadi sehat sekaligus melindungi lingkungan, dimana 86 persen konsumen menganggap penting gaya hidup sehat dan 80 persen konsumen setuju untuk hidup dengan dampak lingkungan yang minimal. 

– Perilaku daur ulang di Indonesia belum banyak diterapkan, hanya 42 persen konsumen Indonesia yang mendaur ulang produk yang telah dipakai.

– Sebanyak 45 persen konsumen Indonesia telah berkeinginan untuk mengurangi pembelian dan pemakaian plastik.

“Terkait dengan preferensi produk – produk makanan dan minuman di Indonesia saat ini berdasarkan survei, rasa tanggung jawab individu terhadap lingkungan dan kesehatan di Indonesia termasuk tinggi. Sejumlah 84 persen konsumen merasa dirinya bertanggung jawab atas kesehatan lingkungan dan sebanyak 83 persen merasa bertanggung jawab atas kesehatan pribadi,” ujar Gabrielle Angriani, Communication Manager Tetra Pak Malaysia, Singapore, Philippines, & Indonesia.

Baca Juga :  Benarkah Jengkol Bisa Mengatasi Penyakit Jantung?

Berdasar survei, di indonesia terdapat lima karakteristik makanan minuman yang bisa menjawab kebutuhan kesehatan konsumen dan kesehatan lingkungan, seperti:

1). Bahan – bahan alami (65 persen),

2). Tanpa bahan pengawet (55 persen),

3). Organik (54 persen),

4). Kemasan yang dapat didaur ulang (44 persen),

5). Kemasan yang bisa digunakan/diisi kembali (37 persen).”

Tidak hanya berdiskusi mengenai produk – produk makanan minuman yang baik bagi kesehatan pribadi dan kelestarian lingkungan, Tetra Pak Index 2019 juga menekankan pentingnya peran aspek kemasan di setiap aktivitas konsumsi masyarakat.

Pemilihan kemasan sebaiknya memerhatikan pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab dan memastikan daur ulangnya pasca konsumsinya dilakukan secara tepat.

Tetra Pak Indonesia juga baru saja meluncurkan laporan keberlanjutan pada bulan Agustus tahun ini dengan beberapa pencapaian daur ulang di tahun 2018 dengan menambah nilai investasi untuk peningkatan kapasitas hingga 1.500 ton per bulan dan mencapai tingkat daur ulang sebesar 21,2 persen (10.338 ton) sekaligus meningkatkan fasilitas pemilahan mitra pengumpul.

Di tahun ini, guna menjawab tantangan eksosistem daur ulang di Indonesia, khususnya pada pengelolaan sampah produk karton kemasan minuman, pada tahun ini Tetra Pak Indonesia juga telah menambah mitra pengumpul baru yang bertanggung-jawab untuk wilayah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jabodetabek, sehingga kenaikan tingkat daur ulang diharapkan mencapai 22,5 persen. (flo/jpnn)

Perusahaan global terkemuka pada pemrosesan dan pengemasan makanan minuman, Tetra Pak Indonesia, kembali mengumumkan laporan survei global tahunan, Tetra Pak Index 2019 dengan tema “The Convergence of Health & Environment.

Survei tersebut dilakukan di lima negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, Brazil, dan Indonesia dengan kolaborasi bersama Ipsos yang mengambil 1.000 responden di masing-masing negara.

Di Indonesia, mayoritas responden terkonsentrasi pada kawasan padat penduduk, khususnya Jawa. Secara umum, Tetra Pak Index 2019 telah menemukan bahwa konsumen saat ini telah memahami bahwa kesehatan pribadi konsumen dan kelestarian lingkungan saling terhubung satu sama lain.

Survei tersebut dilakukan di lima negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, Brazil, dan Indonesia dengan kolaborasi bersama Ipsos yang mengambil 1.000 responden di masing-masing negara.

Di Indonesia, mayoritas responden terkonsentrasi pada kawasan padat penduduk, khususnya Jawa. Secara umum, Tetra Pak Index 2019 telah menemukan bahwa konsumen saat ini telah memahami bahwa kesehatan pribadi konsumen dan kelestarian lingkungan saling terhubung satu sama lain.

“Karakteristik unik budaya Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan salah satu latar belakang mengapa survei global ini memilih Indonesia sebagai salah satu negara kunci. Adapun secara aspek kesehatan, Indonesia menempati satu dari lima negara penderita diabetes tertinggi. Sedangkan secara lingkungan, permasalahan sampah plastik juga telah menjadi sorotan internasional,” ujar Soeprapto Tan, Managing Director Ipsos Indonesia.

Sementara itu, Michael Wu, Managing Director Tetra Pak Malaysia, Singapore, Philippines, & Indonesia menjelaskan secara global laporan Tetra Pak Index 2019 memperlihatkan bahwa industri makanan minuman adalah salah satu pertama yang melihat adanya konvergensi antara kesehatan dengan lingkungan.

Baca Juga :  Jangan Sepelekan Anemia, Ini 7 Bahaya Yang Mengincar Kesehatan Anda

“Hal ini memberikan peluang baru bagi industri makanan minuman untuk menciptakan hubungan personal dengan konsumen dan mengatasi kedua hal ini pada saat yang sama,” ujar Michael.

Dia berharap peluncuran Tetra Pak Index 2019 bisa menjadi referensi bagi para pelaku industri makanan minuman Indonesia untuk memenangkan tren konvergensi kesehatan dan lingkungan di masa depan.

Melalui Tetra Pak Index 2019 “The Convergence of Health & Environment Indonesia” perusahaan telah memaparkan beberapa referensi gaya hidup yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan pribadi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Beberapa di antaranya:

-Sebanyak 82 persen konsumen Indonesia setuju bahwa akan terjadi kerusakan lingkungan dan bisa ditangani jika kita segera mampu mengubah kebiasaan yang ada saat ini.

-Adanya kesadaran dan ambisi konsumen yang tinggi untuk menjadi sehat sekaligus melindungi lingkungan, dimana 86 persen konsumen menganggap penting gaya hidup sehat dan 80 persen konsumen setuju untuk hidup dengan dampak lingkungan yang minimal. 

– Perilaku daur ulang di Indonesia belum banyak diterapkan, hanya 42 persen konsumen Indonesia yang mendaur ulang produk yang telah dipakai.

– Sebanyak 45 persen konsumen Indonesia telah berkeinginan untuk mengurangi pembelian dan pemakaian plastik.

“Terkait dengan preferensi produk – produk makanan dan minuman di Indonesia saat ini berdasarkan survei, rasa tanggung jawab individu terhadap lingkungan dan kesehatan di Indonesia termasuk tinggi. Sejumlah 84 persen konsumen merasa dirinya bertanggung jawab atas kesehatan lingkungan dan sebanyak 83 persen merasa bertanggung jawab atas kesehatan pribadi,” ujar Gabrielle Angriani, Communication Manager Tetra Pak Malaysia, Singapore, Philippines, & Indonesia.

Baca Juga :  Benarkah Jengkol Bisa Mengatasi Penyakit Jantung?

Berdasar survei, di indonesia terdapat lima karakteristik makanan minuman yang bisa menjawab kebutuhan kesehatan konsumen dan kesehatan lingkungan, seperti:

1). Bahan – bahan alami (65 persen),

2). Tanpa bahan pengawet (55 persen),

3). Organik (54 persen),

4). Kemasan yang dapat didaur ulang (44 persen),

5). Kemasan yang bisa digunakan/diisi kembali (37 persen).”

Tidak hanya berdiskusi mengenai produk – produk makanan minuman yang baik bagi kesehatan pribadi dan kelestarian lingkungan, Tetra Pak Index 2019 juga menekankan pentingnya peran aspek kemasan di setiap aktivitas konsumsi masyarakat.

Pemilihan kemasan sebaiknya memerhatikan pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab dan memastikan daur ulangnya pasca konsumsinya dilakukan secara tepat.

Tetra Pak Indonesia juga baru saja meluncurkan laporan keberlanjutan pada bulan Agustus tahun ini dengan beberapa pencapaian daur ulang di tahun 2018 dengan menambah nilai investasi untuk peningkatan kapasitas hingga 1.500 ton per bulan dan mencapai tingkat daur ulang sebesar 21,2 persen (10.338 ton) sekaligus meningkatkan fasilitas pemilahan mitra pengumpul.

Di tahun ini, guna menjawab tantangan eksosistem daur ulang di Indonesia, khususnya pada pengelolaan sampah produk karton kemasan minuman, pada tahun ini Tetra Pak Indonesia juga telah menambah mitra pengumpul baru yang bertanggung-jawab untuk wilayah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jabodetabek, sehingga kenaikan tingkat daur ulang diharapkan mencapai 22,5 persen. (flo/jpnn)

Terpopuler

Artikel Terbaru