26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Jangan Sepelekan Anemia, Ini 7 Bahaya Yang Mengincar Kesehatan Anda

Anemia atau kurang darah adalah penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Sayangnya, penyakit ini sering dianggap sepele.

Padahal, faktanya bahaya anemia tak main-main, bahkan bisa berujung pada kematian.

Anemia merupakan kondisi di mana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah kurang dari normal. Hemoglobin adalah salah satu komponen sel darah merah, yang berfungsi mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kadar Hb dalam darah ditentukan berdasarkan umur, yaitu:

Usia 6 bulan-4 tahun: 11 gr/dL

Usia 5-11 tahun: 11,5 gr/dL

Usia 12-14 tahun: 12 gr/dL

Wanita dewasa: 12 gr/dL

Wanita hamil: 11 gr/dL

Pria dewasa: 13 gr/dL

Berkurangnya hemoglobin di dalam darah dapat disebabkan oleh adanya gangguan dalam pembentukan sel darah merah, perdarahan akut maupun kronis, serta adanya proses penghancuran sel darah merah yang lebih cepat daripada kondisi normal.

Gangguan dalam pembentukan sel darah merah sendiri umumnya dipengaruhi oleh substansi tertentu seperti zat besi, vitamin B12, asam folat, maupun gangguan pada sumsum tulang belakang.

Di Indonesia, anemia merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemui, terutama pada anak-anak dan ibu hamil. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebut, 48,9 persen ibu hamil mengalami kondisi anemia, didominasi rentang usia 15-24 tahun.

Gejala umum anemia antara lain: wajah tampak pucat, mudah kelelahan, dan sering mengantuk.

Pada beberapa kasus, anemia juga dapat menyebabkan jaundice atau sakit kuning (kulit dan bagian sklera mata menguning), kuku sendok (koilonychia), kesemutan, luka di tepi bibir (angular cheilitis), sakit kepala, sesak napas, dan berdebar-debar.

Apabila mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, tak ada salahnya untuk mengecek kadar hemoglobin Anda.

Bahaya anemia bila dibiarkan

Baca Juga :  Vaksin Corona Sinovac Bukan Untuk Anak-anak dan Lansia

Anemia bukanlah penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya. Perlu pemeriksaan untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya. Apabila kondisi anemia terus berlanjut tanpa perawatan, ada beberapa potensi bahaya yang meliputi:

1. Gangguan perkembangan pada anak

Pada kondisi anemia, khususnya akibat kekurangan zat besi, bisa terjadi gangguan kognitif yang dapat memengaruhi perkembangan anak. Ini karena zat besi berperan dalam perkembangan fungsi otak, sehingga bila kadar zat besi berkurang, maka perkembangan kognitif pun tidak maksimal.

Gangguan kognitif juga dapat mengganggu perkembangan motorik dan mental anak. Anak yang memiliki anemia cenderung sulit berkonsentrasi, mengakibatkan prestasi akademik yang rendah.

2. Mudah terinfeksi

Anemia dapat meningkatkan risiko seseorang terserang infeksi, karena zat besi ikut berperan dalam sistem imunitas tubuh. Berkurangnya kemampuan sel darah putih dalam membentuk sistem kekebalan terhadap kuman menjadikan tubuh mudah terserang penyakit.

Kondisi kurang darah juga dapat memengaruhi penyembuhan luka. Apabila kadar hemoglobin rendah, penyembuhan luka akan lebih lama dan membuatnya mudah terinfeksi.

3. Kelelahan yang berat dan berkepanjangan

Karena oksigen tidak terikat dengan baik oleh hemoglobin, maka asupan oksigen ke seluruh tubuh jadi berkurang. Akibatnya, jaringan di dalam tubuh tidak mampu menghasilkan tenaga, sehingga tubuh akan merasakan kelelahan yang berat dan mengganggu produktivitas.

4. Gangguan dalam kehamilan

Wanita hamil lebih mudah mengalami anemia karena sumsum tulang bekerja lebih keras untuk membentuk sel darah merah untuk perkembangan janin.

Oleh sebab itu, apabila anemia saat kehamilan tidak ditangani dengan baik, maka risiko keguguran, kelahiran prematur, kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah, serta perdarahan pascapersalinan akan meningkat.

5. Gangguan jantung

Salah satu organ yang akan mengalami gangguan akibat kondisi anemia adalah jantung. Karena oksigen tidak terdistribusi ke seluruh tubuh dengan baik, maka jantung akan bekerja lebih keras. Akibatnya, gangguan irama jantung atau aritmia hingga gagal jantung dapat terjadi.

Baca Juga :  Mutasi Virus Korona D614G Dikhawatirkan Percepat Kasus Penularan

6. Depresi

Anemia yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan pada sintesis neurotransmiter di otak, yang dapat mengakibatkan depresi.

7. Kematian

Pada beberapa kasus seperti anemia sel sabit maupun talasemia, dapat menyebabkan kematian apabila tidak ditangani secara tepat.

Selain itu, kehilangan banyak darah dalam waktu singkat, misalnya perdarahan akibat kecelakaan, juga dapat mengakibatkan hilang nyawa.

Umumnya, penyebab anemia adalah kurangnya nutrisi pembentuk sel darah merah, yaitu zat besi, vitamin B12, dan asam folat. 

Untuk mencegahnya, Anda dianjurkan untuk rutin mengonsumsi makanan dan minuman penambah sel darah merah. Pastikan yang mengandung zat besi tinggi seperti daging merah, hati, sayur-sayuran, serta makanan tinggi asam folat seperti kuning telur, ikan teri, susu, dan kacang-kacangan. 

Bila tak yakin dapat mencukupinya lewat makanan, tambahkan dengan konsumsi Sakatonik Liver, yaitu multivitamin yang mengandung vitamin dan mineral penting untuk pembentukan sel darah merah, yaitu zat besi (lipofer yang mudah diserap oleh tubuh dan ferro glukonat). Sakatonik Liver juga mengandung vitamin B kompleks, asam folat, dan mineral lainnya. Tersedia dalam bentuk sirop dan kaplet dan mudah didapat.

Sakatonik Liver dalam bentuk kaplet dapat dikonsumsi oleh ibu hamil, yang diketahui rentan mengalami anemia. Wanita yang sedang haid, orang-orang dengan aktivitas fisik yang berat, sedang diet, atau orang-orang yang baru melalui pembedahan juga dapat mengonsumsinya sesuai anjuran dokter.

Anemia adalah kondisi yang tak boleh dibiarkan, karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang berbahaya. Karenanya, lakukan cek kesehatan secara berkala dan terapkan hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Bila perlu, optimalkan dengan konsumsi Sakatonik Liver agar Anda senantiasa terhindar dari kondisi kurang darah.(RN/ RH/klikdokter)

Anemia atau kurang darah adalah penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Sayangnya, penyakit ini sering dianggap sepele.

Padahal, faktanya bahaya anemia tak main-main, bahkan bisa berujung pada kematian.

Anemia merupakan kondisi di mana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah kurang dari normal. Hemoglobin adalah salah satu komponen sel darah merah, yang berfungsi mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kadar Hb dalam darah ditentukan berdasarkan umur, yaitu:

Usia 6 bulan-4 tahun: 11 gr/dL

Usia 5-11 tahun: 11,5 gr/dL

Usia 12-14 tahun: 12 gr/dL

Wanita dewasa: 12 gr/dL

Wanita hamil: 11 gr/dL

Pria dewasa: 13 gr/dL

Berkurangnya hemoglobin di dalam darah dapat disebabkan oleh adanya gangguan dalam pembentukan sel darah merah, perdarahan akut maupun kronis, serta adanya proses penghancuran sel darah merah yang lebih cepat daripada kondisi normal.

Gangguan dalam pembentukan sel darah merah sendiri umumnya dipengaruhi oleh substansi tertentu seperti zat besi, vitamin B12, asam folat, maupun gangguan pada sumsum tulang belakang.

Di Indonesia, anemia merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemui, terutama pada anak-anak dan ibu hamil. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebut, 48,9 persen ibu hamil mengalami kondisi anemia, didominasi rentang usia 15-24 tahun.

Gejala umum anemia antara lain: wajah tampak pucat, mudah kelelahan, dan sering mengantuk.

Pada beberapa kasus, anemia juga dapat menyebabkan jaundice atau sakit kuning (kulit dan bagian sklera mata menguning), kuku sendok (koilonychia), kesemutan, luka di tepi bibir (angular cheilitis), sakit kepala, sesak napas, dan berdebar-debar.

Apabila mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, tak ada salahnya untuk mengecek kadar hemoglobin Anda.

Bahaya anemia bila dibiarkan

Baca Juga :  Vaksin Corona Sinovac Bukan Untuk Anak-anak dan Lansia

Anemia bukanlah penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya. Perlu pemeriksaan untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya. Apabila kondisi anemia terus berlanjut tanpa perawatan, ada beberapa potensi bahaya yang meliputi:

1. Gangguan perkembangan pada anak

Pada kondisi anemia, khususnya akibat kekurangan zat besi, bisa terjadi gangguan kognitif yang dapat memengaruhi perkembangan anak. Ini karena zat besi berperan dalam perkembangan fungsi otak, sehingga bila kadar zat besi berkurang, maka perkembangan kognitif pun tidak maksimal.

Gangguan kognitif juga dapat mengganggu perkembangan motorik dan mental anak. Anak yang memiliki anemia cenderung sulit berkonsentrasi, mengakibatkan prestasi akademik yang rendah.

2. Mudah terinfeksi

Anemia dapat meningkatkan risiko seseorang terserang infeksi, karena zat besi ikut berperan dalam sistem imunitas tubuh. Berkurangnya kemampuan sel darah putih dalam membentuk sistem kekebalan terhadap kuman menjadikan tubuh mudah terserang penyakit.

Kondisi kurang darah juga dapat memengaruhi penyembuhan luka. Apabila kadar hemoglobin rendah, penyembuhan luka akan lebih lama dan membuatnya mudah terinfeksi.

3. Kelelahan yang berat dan berkepanjangan

Karena oksigen tidak terikat dengan baik oleh hemoglobin, maka asupan oksigen ke seluruh tubuh jadi berkurang. Akibatnya, jaringan di dalam tubuh tidak mampu menghasilkan tenaga, sehingga tubuh akan merasakan kelelahan yang berat dan mengganggu produktivitas.

4. Gangguan dalam kehamilan

Wanita hamil lebih mudah mengalami anemia karena sumsum tulang bekerja lebih keras untuk membentuk sel darah merah untuk perkembangan janin.

Oleh sebab itu, apabila anemia saat kehamilan tidak ditangani dengan baik, maka risiko keguguran, kelahiran prematur, kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah, serta perdarahan pascapersalinan akan meningkat.

5. Gangguan jantung

Salah satu organ yang akan mengalami gangguan akibat kondisi anemia adalah jantung. Karena oksigen tidak terdistribusi ke seluruh tubuh dengan baik, maka jantung akan bekerja lebih keras. Akibatnya, gangguan irama jantung atau aritmia hingga gagal jantung dapat terjadi.

Baca Juga :  Mutasi Virus Korona D614G Dikhawatirkan Percepat Kasus Penularan

6. Depresi

Anemia yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan pada sintesis neurotransmiter di otak, yang dapat mengakibatkan depresi.

7. Kematian

Pada beberapa kasus seperti anemia sel sabit maupun talasemia, dapat menyebabkan kematian apabila tidak ditangani secara tepat.

Selain itu, kehilangan banyak darah dalam waktu singkat, misalnya perdarahan akibat kecelakaan, juga dapat mengakibatkan hilang nyawa.

Umumnya, penyebab anemia adalah kurangnya nutrisi pembentuk sel darah merah, yaitu zat besi, vitamin B12, dan asam folat. 

Untuk mencegahnya, Anda dianjurkan untuk rutin mengonsumsi makanan dan minuman penambah sel darah merah. Pastikan yang mengandung zat besi tinggi seperti daging merah, hati, sayur-sayuran, serta makanan tinggi asam folat seperti kuning telur, ikan teri, susu, dan kacang-kacangan. 

Bila tak yakin dapat mencukupinya lewat makanan, tambahkan dengan konsumsi Sakatonik Liver, yaitu multivitamin yang mengandung vitamin dan mineral penting untuk pembentukan sel darah merah, yaitu zat besi (lipofer yang mudah diserap oleh tubuh dan ferro glukonat). Sakatonik Liver juga mengandung vitamin B kompleks, asam folat, dan mineral lainnya. Tersedia dalam bentuk sirop dan kaplet dan mudah didapat.

Sakatonik Liver dalam bentuk kaplet dapat dikonsumsi oleh ibu hamil, yang diketahui rentan mengalami anemia. Wanita yang sedang haid, orang-orang dengan aktivitas fisik yang berat, sedang diet, atau orang-orang yang baru melalui pembedahan juga dapat mengonsumsinya sesuai anjuran dokter.

Anemia adalah kondisi yang tak boleh dibiarkan, karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang berbahaya. Karenanya, lakukan cek kesehatan secara berkala dan terapkan hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Bila perlu, optimalkan dengan konsumsi Sakatonik Liver agar Anda senantiasa terhindar dari kondisi kurang darah.(RN/ RH/klikdokter)

Terpopuler

Artikel Terbaru