28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Pasien Hipertensi Rentan Kena Covid-19, Hanya Separo Rutin Minum Obat

PROKALTENG.CO
– Hipertensi merupakan penyakit penyerta atau komorbid tertinggi dalam infeksi
Covid-19 di dunia, termasuk di Indonesia. Hipertensi dapat memperburuk
perjalanan paparan Covid-19. Maka, dalam masa pandemi seperti sekarang ini,
masyarakat dianjurkan

untuk
memantau tekanan darahnya sendiri secara teratur di rumah. Selain itu, juga
harus minum obat teratur untuk mengendalikan tekanan darah.

Dokter
Spesialis Penyakit Dalam dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, President of
Indonesian Society of Hypertension (InaSH) mengatakan dalam Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2018 mencatat sebanyak 63 juta orang atau sebesar 34,1
persen penduduk di Indonesia menderita hipertensi. Dari populasi hipertensi
tersebut, sebesar 8,8 persen terdiagnosis hipertensi.

“Dan
hanya 54,4 persen dari yang terdiagnosis hipertensi rutin minum obat,” katanya
dalam keterangan virtual, Senin (1/3).

Baca Juga :  Hati-hati Berlebihan, Catat Batas Aman Kafein Bagi Ibu Hamil

Dia
menjelaskan, data terkini menyebutkan bahwa hipertensi merupakan komorbid
tertingi Covid-19, di dunia termasuk di Indonesia. Dengan perbandingan di AS
sebanyak 56,6 persen, Tiongkok 58,3 persen, Italia 49 persen, serta Indonesia
50,5 persen. Dia menegaskan penting diingat bahwa angka kematian akibat
hipertensi di dunia termasuk di Indonesia sampai saat ini masih stagnan.

“Angka
kematian hipertensi seluruh dunia dilaporkan lebih dari 9,4 juta per tahun dan
merupakan yang tertinggi dibandingkan penyakit-penyakit lainnya, baik di
negara-negara maju maupun yang sedang berkembang bahkan di negara-negara
tertinggal sekalipun,” lanjut dr. Tunggul.

Kemudian
masalah lain di masa pandemi yang dihadapi yaitu enggannya pasien hipertensi
untuk follow-up ke RS atau Puskesmas karena adanya batasan-batasan dan untuk
menghindari

Baca Juga :  Dalam Sehari 4.998 Orang Tertular Covid-19, 96 Orang Meninggal Dunia

paparan
Covid-19. Dalam situasi seperti ini, maka pengukuran tekanan darah di rumah
menjadi penting dan harus digalakkan. Di samping penggunaan telemedicine dengan
multidisiplin approach menjadi pilihan yang baik.

“Penggunaan
obat-obatan anti hipertensi pada masa Covid-19 oleh asosiasi profesi terkait
hipertensi harus dilanjutkan. Karena hipertensi memperburuk perjalanan
Covid-19, maka perlu perhatian dan kewaspadaan khusus menghadapinya,”
tambahnya.

Namun
sayangnya, sampai saat ini kepedulian terhadap hipertensi dan kesadaran akan
pencegahan sekaligus pengobatannya di Indonesia masih rendah. Sebagian besar
penderita hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya telah menderita hipertensi
sehingga tidak mendapatkan pengobatan.

“Maka
pasien hipertensi harus rutin minum obat dan mengukur tekanan darah di rumah
untuk mengendalikan tekanan darahnya,” pungkasnya.

PROKALTENG.CO
– Hipertensi merupakan penyakit penyerta atau komorbid tertinggi dalam infeksi
Covid-19 di dunia, termasuk di Indonesia. Hipertensi dapat memperburuk
perjalanan paparan Covid-19. Maka, dalam masa pandemi seperti sekarang ini,
masyarakat dianjurkan

untuk
memantau tekanan darahnya sendiri secara teratur di rumah. Selain itu, juga
harus minum obat teratur untuk mengendalikan tekanan darah.

Dokter
Spesialis Penyakit Dalam dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, President of
Indonesian Society of Hypertension (InaSH) mengatakan dalam Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2018 mencatat sebanyak 63 juta orang atau sebesar 34,1
persen penduduk di Indonesia menderita hipertensi. Dari populasi hipertensi
tersebut, sebesar 8,8 persen terdiagnosis hipertensi.

“Dan
hanya 54,4 persen dari yang terdiagnosis hipertensi rutin minum obat,” katanya
dalam keterangan virtual, Senin (1/3).

Baca Juga :  Hati-hati Berlebihan, Catat Batas Aman Kafein Bagi Ibu Hamil

Dia
menjelaskan, data terkini menyebutkan bahwa hipertensi merupakan komorbid
tertingi Covid-19, di dunia termasuk di Indonesia. Dengan perbandingan di AS
sebanyak 56,6 persen, Tiongkok 58,3 persen, Italia 49 persen, serta Indonesia
50,5 persen. Dia menegaskan penting diingat bahwa angka kematian akibat
hipertensi di dunia termasuk di Indonesia sampai saat ini masih stagnan.

“Angka
kematian hipertensi seluruh dunia dilaporkan lebih dari 9,4 juta per tahun dan
merupakan yang tertinggi dibandingkan penyakit-penyakit lainnya, baik di
negara-negara maju maupun yang sedang berkembang bahkan di negara-negara
tertinggal sekalipun,” lanjut dr. Tunggul.

Kemudian
masalah lain di masa pandemi yang dihadapi yaitu enggannya pasien hipertensi
untuk follow-up ke RS atau Puskesmas karena adanya batasan-batasan dan untuk
menghindari

Baca Juga :  Dalam Sehari 4.998 Orang Tertular Covid-19, 96 Orang Meninggal Dunia

paparan
Covid-19. Dalam situasi seperti ini, maka pengukuran tekanan darah di rumah
menjadi penting dan harus digalakkan. Di samping penggunaan telemedicine dengan
multidisiplin approach menjadi pilihan yang baik.

“Penggunaan
obat-obatan anti hipertensi pada masa Covid-19 oleh asosiasi profesi terkait
hipertensi harus dilanjutkan. Karena hipertensi memperburuk perjalanan
Covid-19, maka perlu perhatian dan kewaspadaan khusus menghadapinya,”
tambahnya.

Namun
sayangnya, sampai saat ini kepedulian terhadap hipertensi dan kesadaran akan
pencegahan sekaligus pengobatannya di Indonesia masih rendah. Sebagian besar
penderita hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya telah menderita hipertensi
sehingga tidak mendapatkan pengobatan.

“Maka
pasien hipertensi harus rutin minum obat dan mengukur tekanan darah di rumah
untuk mengendalikan tekanan darahnya,” pungkasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru