33.4 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Kinerja Otak Tidak Optimal? Lakukan Olahraga Ringan Ini dengan Rutin

PROKALTENG.CO – Melalui penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Physiology and Behaviour, para peneliti dari University of Portsmouth menemukan bahwa melakukan olahraga ringan selama 20 menit mampu meningkatkan kekuatan otak, terutama setelah mengalami kurang tidur semalaman.

Hasil studi ini memberikan wawasan baru terkait dampak positif aktivitas fisik terhadap kinerja kognitif, bahkan dalam kondisi kelelahan.

Temuan ini menyoroti potensi manfaat olahraga 20 menit sebagai strategi yang efektif untuk meningkatkan fungsi otak dalam situasi kurang tidur.

“Temuan ini secara signifikan menambah apa yang kita ketahui tentang hubungan antara olahraga dan pemicu stres serta membantu memperkuat pesan bahwa gerakan adalah obat bagi tubuh dan otak,” terang Peneliti Joe Costello, dikutip dari antaranews.com, Senin (27/11).

Pernyataan itu disampaikan dalam liputan Medical Daily pada 24 November lalu, menggarisbawahi pentingnya aktivitas fisik sebagai solusi bagi kesehatan mental dan fisik, terutama dalam menghadapi stres.

Untuk mencapai temuan ini, peneliti melakukan dua percobaan terpisah, yang masing-masing melibatkan 12 partisipan.

Baca Juga :  Mitos Atau Fakta? Bengkuang Dinobatkan Jadi Sayuran Ramah Diabetes

Pada uji coba pertama, penelitian dimulai dengan mengevaluasi dampak kurang tidur sebagian terhadap kinerja kognitif seseorang.

Peserta dalam uji coba ini hanya diberi kesempatan untuk tidur selama lima jam setiap malam selama tiga hari, mengarah pada pemahaman mendalam tentang bagaimana kurang tidur dapat mempengaruhi fungsi otak.

Sementara itu, tes kedua fokus pada penilaian dampak dari kurang tidur total dan paparan hipoksia. Dalam uji coba ini, peserta tidak diperbolehkan tidur semalaman dan ditempatkan dalam lingkungan hipoksia untuk menyimulasikan kondisi rendah oksigen.

Setiap pagi selama percobaan, para peserta diberikan tujuh tugas yang harus mereka lakukan saat beristirahat dan saat bersepeda.

Selain itu, mereka diminta untuk menilai tingkat kantuk dan suasana hati mereka sebelum menyelesaikan setiap tugas, memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang dampak kurang tidur total dan paparan hipoksia terhadap kinerja kognitif dan respons emosional.

Hasil dari kedua uji coba tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dalam kinerja kognitif setelah para peserta menjalani sesi bersepeda selama 20 menit.

Baca Juga :  Catat! 6 Kegiatan Ini Bisa Menjadi Ide Me Time untukmu Kaum Ekstrovert

Para peneliti menyatakan bahwa mereka memilih aktivitas berintensitas sedang ini dengan pertimbangan, karena olahraga yang lebih intens dapat berpotensi menjadi pemicu stres dan menghasilkan efek negatif pada fungsi kognitif.

Costello menjelaskan bahwa olahraga memiliki dampak positif pada kinerja kognitif dengan meningkatkan aliran darah otak dan oksigenasi.

Bahkan ketika olahraga dilakukan di lingkungan dengan tingkat oksigen rendah, partisipan masih mampu melaksanakan tugas kognitif lebih baik dibandingkan dengan kondisi istirahat dalam lingkungan serupa.

Studi ini tidak hanya mengungkapkan bahwa kinerja kognitif seseorang tidak sepenuhnya tergantung pada area prefrontal cortex (PFC) di otak, tetapi juga menyoroti kompleksitas faktor-faktor lain yang mungkin turut berperan dalam mempengaruhi fungsi kognitif individu.

Temuan ini membuka ruang untuk pemahaman yang lebih holistik tentang dinamika interaksi antara berbagai bagian otak dalam konteks kinerja kognitif. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO – Melalui penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Physiology and Behaviour, para peneliti dari University of Portsmouth menemukan bahwa melakukan olahraga ringan selama 20 menit mampu meningkatkan kekuatan otak, terutama setelah mengalami kurang tidur semalaman.

Hasil studi ini memberikan wawasan baru terkait dampak positif aktivitas fisik terhadap kinerja kognitif, bahkan dalam kondisi kelelahan.

Temuan ini menyoroti potensi manfaat olahraga 20 menit sebagai strategi yang efektif untuk meningkatkan fungsi otak dalam situasi kurang tidur.

“Temuan ini secara signifikan menambah apa yang kita ketahui tentang hubungan antara olahraga dan pemicu stres serta membantu memperkuat pesan bahwa gerakan adalah obat bagi tubuh dan otak,” terang Peneliti Joe Costello, dikutip dari antaranews.com, Senin (27/11).

Pernyataan itu disampaikan dalam liputan Medical Daily pada 24 November lalu, menggarisbawahi pentingnya aktivitas fisik sebagai solusi bagi kesehatan mental dan fisik, terutama dalam menghadapi stres.

Untuk mencapai temuan ini, peneliti melakukan dua percobaan terpisah, yang masing-masing melibatkan 12 partisipan.

Baca Juga :  Mitos Atau Fakta? Bengkuang Dinobatkan Jadi Sayuran Ramah Diabetes

Pada uji coba pertama, penelitian dimulai dengan mengevaluasi dampak kurang tidur sebagian terhadap kinerja kognitif seseorang.

Peserta dalam uji coba ini hanya diberi kesempatan untuk tidur selama lima jam setiap malam selama tiga hari, mengarah pada pemahaman mendalam tentang bagaimana kurang tidur dapat mempengaruhi fungsi otak.

Sementara itu, tes kedua fokus pada penilaian dampak dari kurang tidur total dan paparan hipoksia. Dalam uji coba ini, peserta tidak diperbolehkan tidur semalaman dan ditempatkan dalam lingkungan hipoksia untuk menyimulasikan kondisi rendah oksigen.

Setiap pagi selama percobaan, para peserta diberikan tujuh tugas yang harus mereka lakukan saat beristirahat dan saat bersepeda.

Selain itu, mereka diminta untuk menilai tingkat kantuk dan suasana hati mereka sebelum menyelesaikan setiap tugas, memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang dampak kurang tidur total dan paparan hipoksia terhadap kinerja kognitif dan respons emosional.

Hasil dari kedua uji coba tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dalam kinerja kognitif setelah para peserta menjalani sesi bersepeda selama 20 menit.

Baca Juga :  Catat! 6 Kegiatan Ini Bisa Menjadi Ide Me Time untukmu Kaum Ekstrovert

Para peneliti menyatakan bahwa mereka memilih aktivitas berintensitas sedang ini dengan pertimbangan, karena olahraga yang lebih intens dapat berpotensi menjadi pemicu stres dan menghasilkan efek negatif pada fungsi kognitif.

Costello menjelaskan bahwa olahraga memiliki dampak positif pada kinerja kognitif dengan meningkatkan aliran darah otak dan oksigenasi.

Bahkan ketika olahraga dilakukan di lingkungan dengan tingkat oksigen rendah, partisipan masih mampu melaksanakan tugas kognitif lebih baik dibandingkan dengan kondisi istirahat dalam lingkungan serupa.

Studi ini tidak hanya mengungkapkan bahwa kinerja kognitif seseorang tidak sepenuhnya tergantung pada area prefrontal cortex (PFC) di otak, tetapi juga menyoroti kompleksitas faktor-faktor lain yang mungkin turut berperan dalam mempengaruhi fungsi kognitif individu.

Temuan ini membuka ruang untuk pemahaman yang lebih holistik tentang dinamika interaksi antara berbagai bagian otak dalam konteks kinerja kognitif. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru