26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Ferrari Bisa Kembali Mengejutkan

SOCHI- Mercedes datang ke GP Rusia dengan luka
menganga. Tim Silver Arrows gagal memenangi tiga balapan secara beruntun musim
ini. Itu sebuah hasil yang langka buat Mercedes. Parahnya kekalahan itu mereka
alami di tengah kebangkitan pesaing mereka; Ferrari.

Satu hal yang membuat Mercedes konfiden adalah
faktor sejarah. Secara historis mereka tidak pernah sekalipun kehilangan podium
utama di Autodrom Sochi. Situasi itu berlangsung sejak kembalinya GP Rusia pada
2014 silam.

Lewis Hamilton menjadi penguasa Sochi dengan
tiga kali kemenangan. Sedangkan Valtteri Bottas dan Nico Rosberg berbagi
kemenangan pada 2016 dan 2017. Rekor 100 persen kemenangan di Sochi menjadi
motivasi paling penting buat Mercedes.

Sebelum era Formula 1, lewat Benz, merk
Mercedes, mereka tercatat dua kali menggamit kemenangan beruntun di GP Rusia.
Yakni pada musim 1913 dan 1914. Perjuangan itu kini diteruskan Hamilton dan
Valtteri Bottas.

Baca Juga :  Model Cantik Ini Doyan Renang dan Gym

Sochi punya karakteristik sirkuit yang berbeda
dengan Sirkuit Jalanan Marina Bay Singapura. Jarak dari pole position hingga
braking zone menjadi yang terjauh dari semua seri musim ini, sekitar 890 meter
hingga pembalap menginjak rem. Tarmac yang lebih lembut juga bisa membuat ban
lebih tahan lama di Sochi.

 

“Sirkuit (Sochi) punya sejumlah tikungan
cepat, aspal yang mulus dan lurus, terutama menuju ke tikungan dua. Kami
“lapar” menuju Sochi dan akan memulai bertarung di lintasan,”
terang Team Principal Mercedes Toto Wolff sebagaimana dikutip Checkered Flag.                     

Di sisi lain, kebangkitan Ferrari bisa menjadi
ganjalan buat Mercedes. Hat-trick kemenangan yang diraih Tim Kuda Jingkrak
dalam tiga seri sebelumnya sekaligus mengakhiri masa-masa sulit mereka
sepanjang musim ini.

Juara F1 dua kali, Mika Hakkinen menyebut SF90
(mobil Ferrari) menjadi mobil terbaik di grid saat ini. Ferrari memenangi
balapan di tiga sirkuit berbeda lewat dua pembalap mereka Charles Leclerc dan
Sebastian Vettel.

Baca Juga :  Bayern Juara Liga Champions, Barcelona Setor Rp85 Miliar ke Liverpool

Sedangkan, mantan bos Ferrari, Ross Brawn punya
pendapat lain. Dia merasa Mercedes masih punya paket balap terkuat di F1 saat
ini. Kini, muncul Ferrari yang memberikan perlawanan

“Ferrari sedang berproses, balapan di
Singapura membuktikan mereka sekarang telah mendapatkan mobil terbaik di
F1,” kata managing director F1 sebagaimana dikutip Planet F1.  Tim Kuda Jingkrak mengejutkan semua pihak.
Mereka memang punya trademark dengan dominasi kecepatan di lintasan lurus.

Tetapi di Singapura
mereka memperlihatkan progres positif. Ferrari juga kompetitif saat melahap
tikungan dengan kecepatan rendah. “Mereka membawa upgrade (aerodinamika)
yang cukup berhasil, lalu juara dunia Lewis Hamilton mengatakan Ferrari bakal
sulit di kalahkan di mana-mana,” paparnya. (nap/jpg)

SOCHI- Mercedes datang ke GP Rusia dengan luka
menganga. Tim Silver Arrows gagal memenangi tiga balapan secara beruntun musim
ini. Itu sebuah hasil yang langka buat Mercedes. Parahnya kekalahan itu mereka
alami di tengah kebangkitan pesaing mereka; Ferrari.

Satu hal yang membuat Mercedes konfiden adalah
faktor sejarah. Secara historis mereka tidak pernah sekalipun kehilangan podium
utama di Autodrom Sochi. Situasi itu berlangsung sejak kembalinya GP Rusia pada
2014 silam.

Lewis Hamilton menjadi penguasa Sochi dengan
tiga kali kemenangan. Sedangkan Valtteri Bottas dan Nico Rosberg berbagi
kemenangan pada 2016 dan 2017. Rekor 100 persen kemenangan di Sochi menjadi
motivasi paling penting buat Mercedes.

Sebelum era Formula 1, lewat Benz, merk
Mercedes, mereka tercatat dua kali menggamit kemenangan beruntun di GP Rusia.
Yakni pada musim 1913 dan 1914. Perjuangan itu kini diteruskan Hamilton dan
Valtteri Bottas.

Baca Juga :  Model Cantik Ini Doyan Renang dan Gym

Sochi punya karakteristik sirkuit yang berbeda
dengan Sirkuit Jalanan Marina Bay Singapura. Jarak dari pole position hingga
braking zone menjadi yang terjauh dari semua seri musim ini, sekitar 890 meter
hingga pembalap menginjak rem. Tarmac yang lebih lembut juga bisa membuat ban
lebih tahan lama di Sochi.

 

“Sirkuit (Sochi) punya sejumlah tikungan
cepat, aspal yang mulus dan lurus, terutama menuju ke tikungan dua. Kami
“lapar” menuju Sochi dan akan memulai bertarung di lintasan,”
terang Team Principal Mercedes Toto Wolff sebagaimana dikutip Checkered Flag.                     

Di sisi lain, kebangkitan Ferrari bisa menjadi
ganjalan buat Mercedes. Hat-trick kemenangan yang diraih Tim Kuda Jingkrak
dalam tiga seri sebelumnya sekaligus mengakhiri masa-masa sulit mereka
sepanjang musim ini.

Juara F1 dua kali, Mika Hakkinen menyebut SF90
(mobil Ferrari) menjadi mobil terbaik di grid saat ini. Ferrari memenangi
balapan di tiga sirkuit berbeda lewat dua pembalap mereka Charles Leclerc dan
Sebastian Vettel.

Baca Juga :  Bayern Juara Liga Champions, Barcelona Setor Rp85 Miliar ke Liverpool

Sedangkan, mantan bos Ferrari, Ross Brawn punya
pendapat lain. Dia merasa Mercedes masih punya paket balap terkuat di F1 saat
ini. Kini, muncul Ferrari yang memberikan perlawanan

“Ferrari sedang berproses, balapan di
Singapura membuktikan mereka sekarang telah mendapatkan mobil terbaik di
F1,” kata managing director F1 sebagaimana dikutip Planet F1.  Tim Kuda Jingkrak mengejutkan semua pihak.
Mereka memang punya trademark dengan dominasi kecepatan di lintasan lurus.

Tetapi di Singapura
mereka memperlihatkan progres positif. Ferrari juga kompetitif saat melahap
tikungan dengan kecepatan rendah. “Mereka membawa upgrade (aerodinamika)
yang cukup berhasil, lalu juara dunia Lewis Hamilton mengatakan Ferrari bakal
sulit di kalahkan di mana-mana,” paparnya. (nap/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru