25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Liga 1 Lanjut tanpa Penonton, Persiraja: Klub Bisa Bangkrut

JAKARTA-Belum adanya kepastian kapan kompetisi
akan bergulir lagi memang menyulitkan para pelatih dalam menyusun program bagi
skuadnya. Karena itulah, beberapa pelatih kemudian memunculkan ide untuk
menggelar pertandingan Liga 1 tanpa penonton. Seperti yang sedang direncanakan
di liga-liga Eropa dan sudah diterapkan di kompetisi Korea Selatan.

Bahkan, di kawasan Asia Tenggara, Vietnam sudah
merencanakan melanjutkan kompetisi pada 15 Juni mendatang tanpa penonton. Hal
itu juga rencananya dilakukan di Liga Thailand yang bergulir September nanti.
Alasan itulah yang kemudian membuat pelatih Bali United Stefano ’’Teco’’
Cugurra setuju jika Liga 1 tetap dilanjutkan tanpa penonton musim ini.

Menurut dia, opsi tersebut paling realistis
untuk Indonesia saat ini. Selain bisa kembali membangkitkan finansial klub,
para pemain akan kembali fokus untuk berkompetisi lagi setelah latihan tanpa
kejelasan kurang lebih dua bulan terakhir. ’’Mudah-mudahan Juli mendatang
situasinya lebih baik di Indonesia. Sehingga Liga 1 bisa digelar walau tanpa
penonton,’’ harapnya.

Baca Juga :  Kiper Senior Langsung Dipecat Manajemen dari Skuad PSHW

Meski masih menunggu keputusan dari LIB, Teco
mengaku bakal mengumpulkan skuad Bali United secepatnya. Rencananya, pada awal
Juni, skuad Bali United akan kembali berlatih. ’’Mudah-mudahan kondisi
kesehatan di Indonesia semakin bagus setiap hari. Sehingga kompetisi dapat
dilanjutkan,’’ tuturnya.

Tentu, tidak semua mendukung kompetisi
dilanjutkan tanpa penonton. Salah satu yang menolaknya adalah Persiraja Banda
Aceh. Menurut Sekretaris Umum Persiraja Rahmat Djailani, tim bakal rugi jika
kompetisi dilanjutkan tanpa penonton. Selain tidak ada pemasukan, tim akan
sulit mendapatkan izin, terutama untuk daerah-daerah yang mungkin masih
menerapkan PSBB (pembatasan sosial berskala besar). ’’Kalau mengambil langkah
seperti liga-liga di Eropa, sebaiknya jangan,’’ ucapnya.

Persiraja mengandalkan tiket pertandingan
sebagai salah satu pemasukan yang berguna bagi operasional berkompetisi. Jadi,
tidak ada penonton, otomatis Laskar Rencong akan rugi banyak. ’’Klub bisa
bangkrut, tidak sanggup bayar gaji, kemudian pemain mengadu ke FIFA. Lalu,
kalau begitu, siapa mau disalahkan? Indonesia tidak seperti Eropa, sepak bola
belum jadi industri,’’ tegasnya.

Baca Juga :  Ini Jadwal Lengkap Liga 1 Pekan ke-9

Apa yang dikatakan Rahmat dibenarkan Direktur
Pengembangan Bisnis PS Tira Persikabo Rhendie Arindra. Menurut dia,
pertandingan sepak bola tanpa penonton akan sangat aneh. Lagi pula, kondisi
pandemi korona di Indonesia juga belum menunjukkan grafik menurun sampai saat ini.
’’Jadi, lebih baik dihentikan sampai pandemi ini selesai,’’ paparnya.

Soal kompetisi lebih
baik tidak dilanjutkan karena pandemi korona belum mereda dibenarkan Manajer
Persita Tangerang I Nyoman Suryanthara. Dia menuturkan, persebaran virus korona
di Indonesia belum menunjukkan grafik menurun sampai saat ini. Belum
menunjukkan gejala akan selesai. Masih banyak yang tidak mematuhi protokol
keselamatan. ’’Karena kompetisi ini juga melibatkan banyak orang. Jadi, itu
yang harus diwaspadai,’’ jelasnya.

JAKARTA-Belum adanya kepastian kapan kompetisi
akan bergulir lagi memang menyulitkan para pelatih dalam menyusun program bagi
skuadnya. Karena itulah, beberapa pelatih kemudian memunculkan ide untuk
menggelar pertandingan Liga 1 tanpa penonton. Seperti yang sedang direncanakan
di liga-liga Eropa dan sudah diterapkan di kompetisi Korea Selatan.

Bahkan, di kawasan Asia Tenggara, Vietnam sudah
merencanakan melanjutkan kompetisi pada 15 Juni mendatang tanpa penonton. Hal
itu juga rencananya dilakukan di Liga Thailand yang bergulir September nanti.
Alasan itulah yang kemudian membuat pelatih Bali United Stefano ’’Teco’’
Cugurra setuju jika Liga 1 tetap dilanjutkan tanpa penonton musim ini.

Menurut dia, opsi tersebut paling realistis
untuk Indonesia saat ini. Selain bisa kembali membangkitkan finansial klub,
para pemain akan kembali fokus untuk berkompetisi lagi setelah latihan tanpa
kejelasan kurang lebih dua bulan terakhir. ’’Mudah-mudahan Juli mendatang
situasinya lebih baik di Indonesia. Sehingga Liga 1 bisa digelar walau tanpa
penonton,’’ harapnya.

Baca Juga :  Kiper Senior Langsung Dipecat Manajemen dari Skuad PSHW

Meski masih menunggu keputusan dari LIB, Teco
mengaku bakal mengumpulkan skuad Bali United secepatnya. Rencananya, pada awal
Juni, skuad Bali United akan kembali berlatih. ’’Mudah-mudahan kondisi
kesehatan di Indonesia semakin bagus setiap hari. Sehingga kompetisi dapat
dilanjutkan,’’ tuturnya.

Tentu, tidak semua mendukung kompetisi
dilanjutkan tanpa penonton. Salah satu yang menolaknya adalah Persiraja Banda
Aceh. Menurut Sekretaris Umum Persiraja Rahmat Djailani, tim bakal rugi jika
kompetisi dilanjutkan tanpa penonton. Selain tidak ada pemasukan, tim akan
sulit mendapatkan izin, terutama untuk daerah-daerah yang mungkin masih
menerapkan PSBB (pembatasan sosial berskala besar). ’’Kalau mengambil langkah
seperti liga-liga di Eropa, sebaiknya jangan,’’ ucapnya.

Persiraja mengandalkan tiket pertandingan
sebagai salah satu pemasukan yang berguna bagi operasional berkompetisi. Jadi,
tidak ada penonton, otomatis Laskar Rencong akan rugi banyak. ’’Klub bisa
bangkrut, tidak sanggup bayar gaji, kemudian pemain mengadu ke FIFA. Lalu,
kalau begitu, siapa mau disalahkan? Indonesia tidak seperti Eropa, sepak bola
belum jadi industri,’’ tegasnya.

Baca Juga :  Ini Jadwal Lengkap Liga 1 Pekan ke-9

Apa yang dikatakan Rahmat dibenarkan Direktur
Pengembangan Bisnis PS Tira Persikabo Rhendie Arindra. Menurut dia,
pertandingan sepak bola tanpa penonton akan sangat aneh. Lagi pula, kondisi
pandemi korona di Indonesia juga belum menunjukkan grafik menurun sampai saat ini.
’’Jadi, lebih baik dihentikan sampai pandemi ini selesai,’’ paparnya.

Soal kompetisi lebih
baik tidak dilanjutkan karena pandemi korona belum mereda dibenarkan Manajer
Persita Tangerang I Nyoman Suryanthara. Dia menuturkan, persebaran virus korona
di Indonesia belum menunjukkan grafik menurun sampai saat ini. Belum
menunjukkan gejala akan selesai. Masih banyak yang tidak mematuhi protokol
keselamatan. ’’Karena kompetisi ini juga melibatkan banyak orang. Jadi, itu
yang harus diwaspadai,’’ jelasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru