29.1 C
Jakarta
Tuesday, November 5, 2024

Dua Verifikator PT LIB Pelototi Infrastruktur Stadion Tuah Pahoe, Begi

PALANGKA
RAYA
-Tim Verifikasi Liga Indonesia Baru (LIB)
mengecek sarana dan prasarana Stadion Tuah Pahoe, kemarin (12/7). Dari pagi hingga
malam hari, dua verifikatur memelototi kondisi stadion. Hasilnya, masih ada
yang harus dilengkapi dan diperbaiki pihak pengelola maupun manajemen Kalteng
Putra.

Salah satu yang mencolok mata adalah area sekitar
rumput hijau. Tim verifikatur menyoroti tidak adanya karet atau rumput sintetis
di pinggir lapangan. Jarak yang diminta oleh verifikatur yakni minimal lima
meter dari bibir garis lapangan. Hal tersebut sangat penting untuk melindungi para
pemain dari cedera ketika terjatuh ke luar lapangan.

“Ini jadi sorotan kami. Di sisi lapangan penuh
pasir. Saya minta ada penutup, karena berbahaya jika terbawa angin,” ujar
verifikatur PT LIB, Somad.

Pihaknya tidak mempermasalahkan jika area
pinggir lapangan adalah tanah. Berdasarkan aturan standar dunia persepakbolaan,
maka pengelola harus menutupui pinggir lapangan dengan karet atau rumput
sintetis. Minimal lima meter lebarnya. Mengelilingi lapangan.    

“Solusinya diampar terpal, supaya pasir tidak
terlihat. Dengan begitu, sorotan kamera akan baik dan tidak terlihat pasir,” ungkapnya.

Soal rumput yang menjadi elemen penting dalam
sepak bola, verifikatur tidak mempermasalahkan.

Rumput yang dipakai jenis Zoysia Matrella atau
rumput Manila. Dikutip dari berbagi sumber, Zoysia Matrella memiliki
elastisitas yang tinggi, sehingga memudahkan untuk bola bergulir. Tekstur
rumput

Zoysia Matrella yang memiliki ujung runcing,
membuat rumput ini aman saat bersentuhan dengan pul sepatu. Rumput ini juga
empuk dan tidak licin jika diinjak. Cocok untuk negara beriklim tropis seperti
Indonesia. Zoysia Matrella menjadi rumput yang direkomendasikan oleh FIFA
untuk digunakan sebagai rumput di lapangan sepak bola.

Baca Juga :  Perebutan 2 Tiket 16 Besar Makin Ketat

“Rumput sudah oke, tapi masih kurang rapat,” ucapnya.

 

Didampingi manajemen Kalteng Putra dan Dinas
PUPR Provinsi Kalteng, verifikatur juga mengecek tribun dan ruang ganti. Somad
mengatakan masih banyak pekerjaan rumah (PR) terkait fasilitas yang sesuai dengan
kriteria untuk laga kandang Liga 1.

Beberapa ruangan penting belum tersedia, seperti
ruang medis, ruang doping, dan ruang bagi awak media sekaligus fasilitas di
dalamnya.

Ruangan yang dinilai sudah bagus disiapkan, antara
lain ruang pemain dan ruang wasit. Tinggal menambah beberapa kelengkapan
ruangan, seperti meja, kursi, dan lain-lain yang dianggap perlu.

“Salah satunya yang tidak ada itu ruang medis
dan beberapa fasilitas toilet di ruang match commissioner. Di depan pintu masuk
juga harus diberikan pembatas agar kedua tim tidak kontak langsung,” katanya.

“Beberapa kekurangan itu diharapkan bisa segera
direalisasikan,” imbuh Somad.

Mengenai lampu penerangan dinilai sudah standar,
karena sudah mencapai standar minimal 1200 lux, yang bisa menerangi seluruh
area lapangan. Salah satu yang menjadi kekurangan adalah belum adanya lampu penerangan
di luar stadion. Terutama akses ke lokasi parkir kendaraan dan tribun utara.

Baca Juga :  Kalteng Putra Sebagai Gengsi Daerah

“Masih gelap gulita,” sesalnya.

Untuk melengkapi kekurangan-kekurangan tersebut
agar memenuhi syarat, kembali lagi ke niat para manajemen atau pengelola yang
terlibat langsung untuk membenahi stadion, agar bisa digunakan secepat mungkin.

Dua minggu ke depan, tim verifikatur akan kembali
memonitor pihak pengelola dan manajemen untuk memenuhi kekurangan fasilitas.

“Nanti kami tidak ke sini lagi. Tapi tiap hari
harus ada laporan perbaikan dari hasil verifikasi. Nantinya pihak Kalteng Putra
akan mengirimkan update sejauh mana pengerjaannya,” lanjutnya.

Untuk hal ini, butuh keseriusan pihak Kalteng
Putra dan Pemerintah Provinsi Kalteng agar bisa mengevaluasi dan melengkapi
kekurangan.

“Saya yakin masyarakat Kalteng merindukan tim
kebanggaan mereka bisa bermain di Stadion Tuah Pahoe,” tutupnya.

Sementara CEO Kalteng Putra Agustiar Sabran
melalui Sekretaris Kalteng Putra Sigit Wido optimistis bisa melengkapi
kekurangan hasil verifikatur PT LIB. Pihaknya akan menyampaikan dan meneruskan
ke pihak-pihak yang bertanggung jawab mengerjakan.

Terkait sisi lapangan, sementara waktu akan diamparkan
terpal untuk menutup pasir. Sedangkan untuk pemanasan pemain cadangan, akan
disiapkan rumput sintetis.

Pihaknya menargetkan, laga Kalteng Putra
melawan Semen Padang pada 2 Agustus nanti menjadi hari pertama Stadion Tuah
Pahoe digunakan dalam Liga 1. Kami tak ingin terus-terusan menjadi tim musafir.

“Kami targetkan dua minggu sudah bisa melengkapi
kekurangan,” ungkapnya. (ena/ce/ram)

PALANGKA
RAYA
-Tim Verifikasi Liga Indonesia Baru (LIB)
mengecek sarana dan prasarana Stadion Tuah Pahoe, kemarin (12/7). Dari pagi hingga
malam hari, dua verifikatur memelototi kondisi stadion. Hasilnya, masih ada
yang harus dilengkapi dan diperbaiki pihak pengelola maupun manajemen Kalteng
Putra.

Salah satu yang mencolok mata adalah area sekitar
rumput hijau. Tim verifikatur menyoroti tidak adanya karet atau rumput sintetis
di pinggir lapangan. Jarak yang diminta oleh verifikatur yakni minimal lima
meter dari bibir garis lapangan. Hal tersebut sangat penting untuk melindungi para
pemain dari cedera ketika terjatuh ke luar lapangan.

“Ini jadi sorotan kami. Di sisi lapangan penuh
pasir. Saya minta ada penutup, karena berbahaya jika terbawa angin,” ujar
verifikatur PT LIB, Somad.

Pihaknya tidak mempermasalahkan jika area
pinggir lapangan adalah tanah. Berdasarkan aturan standar dunia persepakbolaan,
maka pengelola harus menutupui pinggir lapangan dengan karet atau rumput
sintetis. Minimal lima meter lebarnya. Mengelilingi lapangan.    

“Solusinya diampar terpal, supaya pasir tidak
terlihat. Dengan begitu, sorotan kamera akan baik dan tidak terlihat pasir,” ungkapnya.

Soal rumput yang menjadi elemen penting dalam
sepak bola, verifikatur tidak mempermasalahkan.

Rumput yang dipakai jenis Zoysia Matrella atau
rumput Manila. Dikutip dari berbagi sumber, Zoysia Matrella memiliki
elastisitas yang tinggi, sehingga memudahkan untuk bola bergulir. Tekstur
rumput

Zoysia Matrella yang memiliki ujung runcing,
membuat rumput ini aman saat bersentuhan dengan pul sepatu. Rumput ini juga
empuk dan tidak licin jika diinjak. Cocok untuk negara beriklim tropis seperti
Indonesia. Zoysia Matrella menjadi rumput yang direkomendasikan oleh FIFA
untuk digunakan sebagai rumput di lapangan sepak bola.

Baca Juga :  Perebutan 2 Tiket 16 Besar Makin Ketat

“Rumput sudah oke, tapi masih kurang rapat,” ucapnya.

 

Didampingi manajemen Kalteng Putra dan Dinas
PUPR Provinsi Kalteng, verifikatur juga mengecek tribun dan ruang ganti. Somad
mengatakan masih banyak pekerjaan rumah (PR) terkait fasilitas yang sesuai dengan
kriteria untuk laga kandang Liga 1.

Beberapa ruangan penting belum tersedia, seperti
ruang medis, ruang doping, dan ruang bagi awak media sekaligus fasilitas di
dalamnya.

Ruangan yang dinilai sudah bagus disiapkan, antara
lain ruang pemain dan ruang wasit. Tinggal menambah beberapa kelengkapan
ruangan, seperti meja, kursi, dan lain-lain yang dianggap perlu.

“Salah satunya yang tidak ada itu ruang medis
dan beberapa fasilitas toilet di ruang match commissioner. Di depan pintu masuk
juga harus diberikan pembatas agar kedua tim tidak kontak langsung,” katanya.

“Beberapa kekurangan itu diharapkan bisa segera
direalisasikan,” imbuh Somad.

Mengenai lampu penerangan dinilai sudah standar,
karena sudah mencapai standar minimal 1200 lux, yang bisa menerangi seluruh
area lapangan. Salah satu yang menjadi kekurangan adalah belum adanya lampu penerangan
di luar stadion. Terutama akses ke lokasi parkir kendaraan dan tribun utara.

Baca Juga :  Kalteng Putra Sebagai Gengsi Daerah

“Masih gelap gulita,” sesalnya.

Untuk melengkapi kekurangan-kekurangan tersebut
agar memenuhi syarat, kembali lagi ke niat para manajemen atau pengelola yang
terlibat langsung untuk membenahi stadion, agar bisa digunakan secepat mungkin.

Dua minggu ke depan, tim verifikatur akan kembali
memonitor pihak pengelola dan manajemen untuk memenuhi kekurangan fasilitas.

“Nanti kami tidak ke sini lagi. Tapi tiap hari
harus ada laporan perbaikan dari hasil verifikasi. Nantinya pihak Kalteng Putra
akan mengirimkan update sejauh mana pengerjaannya,” lanjutnya.

Untuk hal ini, butuh keseriusan pihak Kalteng
Putra dan Pemerintah Provinsi Kalteng agar bisa mengevaluasi dan melengkapi
kekurangan.

“Saya yakin masyarakat Kalteng merindukan tim
kebanggaan mereka bisa bermain di Stadion Tuah Pahoe,” tutupnya.

Sementara CEO Kalteng Putra Agustiar Sabran
melalui Sekretaris Kalteng Putra Sigit Wido optimistis bisa melengkapi
kekurangan hasil verifikatur PT LIB. Pihaknya akan menyampaikan dan meneruskan
ke pihak-pihak yang bertanggung jawab mengerjakan.

Terkait sisi lapangan, sementara waktu akan diamparkan
terpal untuk menutup pasir. Sedangkan untuk pemanasan pemain cadangan, akan
disiapkan rumput sintetis.

Pihaknya menargetkan, laga Kalteng Putra
melawan Semen Padang pada 2 Agustus nanti menjadi hari pertama Stadion Tuah
Pahoe digunakan dalam Liga 1. Kami tak ingin terus-terusan menjadi tim musafir.

“Kami targetkan dua minggu sudah bisa melengkapi
kekurangan,” ungkapnya. (ena/ce/ram)

Terpopuler

Artikel Terbaru