27.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Sejarah ! All English Final Tercipta di Liga Europa

INGGRIS
mengguratkan sejarah baru dalam persepakbolaan Eropa. Untuk pertama kalinya
terjadi all English final dalam dua ajang Eropa pada satu musim. Setelah
tersaji final sesama klub Inggris di Liga Champions, tercipta pula final sesama
klub Inggris di Liga Europa.



Musim 2018-2019 memang menjadi milik klub-klub Inggris di
pentas Eropa. Liverpool dan Tottenham Hotspur bersua di final Liga Champions
yang digelar di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid.

Seolah tak ingin kalah dari sesama tim Inggris, Arsenal
dan Chelsea berhasil mengikuti langkah Liverpool dan Tottenham. Dua klub asal
London itu bertemu di final Liga Europa 2018-2019 yang digelar di Baku. Ini
menjadi sejarah baru karena pertama kalinya pada musim yang sama, final dua
pentas Eropa mempertemukan sesama wakil Inggris.

Arsenal sendiri memastikan tiket final usai meraih
kemenangan 4-2 di markas Valencia, Stadion Mestalla, Jumat (10/5) dini hari
WIB. Secara agregat, The Gunners unggul 7-3. Bagi Arsenal, ini menjadi final
kedua di ajang Liga Europa yang dulu bernama Piala UEFA. Sebelumnya mereka
pernah merasakannya pada 1999-2000 namun mengalami kekalahan.

The Gunners memang ngotot untuk ke final dan upaya mereka
mencegah agar tak terjadi keajaiban di Mestalla benar-benar berhasil. Seperti
diketahui, Valencia ingin membuat keajaiban seperti yang dilakukan Liverpool
dan Tottenham. Itu setelah Los Che kalah 1-3 pada leg pertama di Emirates.
Namun, keajaiban tak terjadi di Liga Europa musim ini. Justru Arsenal yang
memantapkan langkah menuju ke final.

Valencia sempat membuka asa saat Kevin Gameiro mencetak
gol pada menit 11. Namun Pierre-Emerick Aubameyang membuat Arsenal kembali di
atas angin berkat gol pada menit 17. Pada babak kedua, Arsenal secara agregat
menjauh usai mencetak gol lewat Alexandre Lacazzette pada menit 50. Valencia
menyamakan kedudukan menjadi 2-2 lewat Gameiro pada menit 58.

Baca Juga :  Lebih Indah Bercinta

Dalam posisi 2-2, Arsenal masih unggul dalam agregat.
Namun, tim asuhan Unai Emery itu seolah ingin memantapkan langkah ke final
dengan juga menang dalam laga tandang. Upaya mereka berhasi. Aubameyang
menambah dua gol lagi pada menit 69 dan 88. Arsenal menang 4-2 dan unggul
agregat 7-3.

Bagi Emery, ini menjadi final keempatnya di Liga Europa
sebagai pelatih. Dalam tiga final sebelumnya, Emery selalu membawa timnya juara.
Semuanya dilakukan bersama Sevilla dan dalam tiga musim beruntun yakni pada
2013-2014, 2014-2015, dan 2015-2016.

Sementara itu,
Chelsea melaju ke final dengan kerja keras. Tim asuhan Maurizio Sarri itu harus
melewati adu penalti setelah dalam waktu normal dan babak perpanjangan waktu
skor sama kuat 1-1. Dengan posisi itu, agregat menjadi 2-2 lantaran pada leg
pertama di kandang Eintracht Frankfurt hasil juga 1-1.

Chelsea unggul lebih dahulu lewat Ruben Loftus-Cheek pada
menit 28. Namun, Luka Jovic mampu menyamakan kedudukan pada menit 49. Skor 1-1
bertahan hingga waktu normal berakhir. Dalam 2×15 menit perpanjangan waktu juga
tak berubah sehingga dilakukan adu penalti.

Dalam adu penalti, kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga mampu
menggagalkan dua penendang Frankfurt yakni Martin Hinteregger dan Goncalo
Paciencia. Sementara, hanya satu tendangan Chelsea yang gagal yakni Cesar
Azpilicueta. Chelsea menang 4-3 dalam adu penalti dan melaju ke final.

Baca Juga :  Neymar: Saya Menyesal Tidak Memukul Wajah Bajingan Itu

Bagi Chelsea, ini final kedua di pentas Liga Europa.
Pertama kali mereka merasakannya pada 2012-2013 dan menjadi juara. Sedangkan
bertemu Arsenal di ajang Eropa baru pertama kali ini tercipta.

Ini juga menjadi all English final kedua di ajang Liga
Europa. Saat masih bernama Piala UEFA, all English final tercipta pada musim
pertama yakni 1971-1972 saat Tottenham bersua Wolverhampton Wanderers dan
dimenangkan Tottenham.(jpc)


Valencia 2-4
Arsenal (Gemeiro 11, 58 – Aubameyang 17, 69, 88, Lacazette 50)

Arsenal
unggul agregat 7-3 dan melaju ke final.


SUSUNAN PEMAIN


Valencia: Neto;
Cristiano Piccini (Carlos Soler 56′), Gabriel, Ezequiel Garay, Jose Gaya;
Daniel Wass, Daniel Parejo, Francis Coquelin, Goncalo Guedes (Ferran Torres
71′); Rodrigo Moreno (Santi Mina 72′), Kevin Gameiro
Pelatih: Marcelino
Garcia Toral


Arsenal: Petr Cech; Sokratis Papastathopoulos, Laurent Koscielny, Nacho
Monreal; Ainsley Maitland-Niles, Granit Xhaka, Lucas Torreira (Matteo Guendouzi
80′), Sead Kolasinac (Shkodran Mustafi 71′); Mesut Oezil (Henrikh Mkhitaryan
62′); Pierre-Emerick Aubameyang, Alexandre Lacazette
Pelatih: Unai
Emery


Chelsea 1-1
Frankfurt (Loftus-Cheek 28 – Luka Jovic 49)

Agregat
2-2. Chelsea menang adu penalti 4-3 dan melaju ke final.


SUSUNAN PEMAIN


Chelsea: Kepa,
Emerson, David Luiz, Christensen (Zappacosta 74′), Azpilicueta, Loftus-Cheek,
Kovacic, Jorginho, Hazard, Willian (Pedro 62′), Giroud (Higuain 96′)
Pelatih: Maurizio
Sarri


Eintracht
Frankfurt:
 Trapp, Falette, Hinteregger, Abraham,
Hasebe, Kostic, Gracinovic (Paciencia 117′), Rode (De Guzman 70′), Da Costa,
Rebic (Haller 90+3), Jovic
Pelatih: Adolf
Huetter

INGGRIS
mengguratkan sejarah baru dalam persepakbolaan Eropa. Untuk pertama kalinya
terjadi all English final dalam dua ajang Eropa pada satu musim. Setelah
tersaji final sesama klub Inggris di Liga Champions, tercipta pula final sesama
klub Inggris di Liga Europa.



Musim 2018-2019 memang menjadi milik klub-klub Inggris di
pentas Eropa. Liverpool dan Tottenham Hotspur bersua di final Liga Champions
yang digelar di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid.

Seolah tak ingin kalah dari sesama tim Inggris, Arsenal
dan Chelsea berhasil mengikuti langkah Liverpool dan Tottenham. Dua klub asal
London itu bertemu di final Liga Europa 2018-2019 yang digelar di Baku. Ini
menjadi sejarah baru karena pertama kalinya pada musim yang sama, final dua
pentas Eropa mempertemukan sesama wakil Inggris.

Arsenal sendiri memastikan tiket final usai meraih
kemenangan 4-2 di markas Valencia, Stadion Mestalla, Jumat (10/5) dini hari
WIB. Secara agregat, The Gunners unggul 7-3. Bagi Arsenal, ini menjadi final
kedua di ajang Liga Europa yang dulu bernama Piala UEFA. Sebelumnya mereka
pernah merasakannya pada 1999-2000 namun mengalami kekalahan.

The Gunners memang ngotot untuk ke final dan upaya mereka
mencegah agar tak terjadi keajaiban di Mestalla benar-benar berhasil. Seperti
diketahui, Valencia ingin membuat keajaiban seperti yang dilakukan Liverpool
dan Tottenham. Itu setelah Los Che kalah 1-3 pada leg pertama di Emirates.
Namun, keajaiban tak terjadi di Liga Europa musim ini. Justru Arsenal yang
memantapkan langkah menuju ke final.

Valencia sempat membuka asa saat Kevin Gameiro mencetak
gol pada menit 11. Namun Pierre-Emerick Aubameyang membuat Arsenal kembali di
atas angin berkat gol pada menit 17. Pada babak kedua, Arsenal secara agregat
menjauh usai mencetak gol lewat Alexandre Lacazzette pada menit 50. Valencia
menyamakan kedudukan menjadi 2-2 lewat Gameiro pada menit 58.

Baca Juga :  Lebih Indah Bercinta

Dalam posisi 2-2, Arsenal masih unggul dalam agregat.
Namun, tim asuhan Unai Emery itu seolah ingin memantapkan langkah ke final
dengan juga menang dalam laga tandang. Upaya mereka berhasi. Aubameyang
menambah dua gol lagi pada menit 69 dan 88. Arsenal menang 4-2 dan unggul
agregat 7-3.

Bagi Emery, ini menjadi final keempatnya di Liga Europa
sebagai pelatih. Dalam tiga final sebelumnya, Emery selalu membawa timnya juara.
Semuanya dilakukan bersama Sevilla dan dalam tiga musim beruntun yakni pada
2013-2014, 2014-2015, dan 2015-2016.

Sementara itu,
Chelsea melaju ke final dengan kerja keras. Tim asuhan Maurizio Sarri itu harus
melewati adu penalti setelah dalam waktu normal dan babak perpanjangan waktu
skor sama kuat 1-1. Dengan posisi itu, agregat menjadi 2-2 lantaran pada leg
pertama di kandang Eintracht Frankfurt hasil juga 1-1.

Chelsea unggul lebih dahulu lewat Ruben Loftus-Cheek pada
menit 28. Namun, Luka Jovic mampu menyamakan kedudukan pada menit 49. Skor 1-1
bertahan hingga waktu normal berakhir. Dalam 2×15 menit perpanjangan waktu juga
tak berubah sehingga dilakukan adu penalti.

Dalam adu penalti, kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga mampu
menggagalkan dua penendang Frankfurt yakni Martin Hinteregger dan Goncalo
Paciencia. Sementara, hanya satu tendangan Chelsea yang gagal yakni Cesar
Azpilicueta. Chelsea menang 4-3 dalam adu penalti dan melaju ke final.

Baca Juga :  Neymar: Saya Menyesal Tidak Memukul Wajah Bajingan Itu

Bagi Chelsea, ini final kedua di pentas Liga Europa.
Pertama kali mereka merasakannya pada 2012-2013 dan menjadi juara. Sedangkan
bertemu Arsenal di ajang Eropa baru pertama kali ini tercipta.

Ini juga menjadi all English final kedua di ajang Liga
Europa. Saat masih bernama Piala UEFA, all English final tercipta pada musim
pertama yakni 1971-1972 saat Tottenham bersua Wolverhampton Wanderers dan
dimenangkan Tottenham.(jpc)


Valencia 2-4
Arsenal (Gemeiro 11, 58 – Aubameyang 17, 69, 88, Lacazette 50)

Arsenal
unggul agregat 7-3 dan melaju ke final.


SUSUNAN PEMAIN


Valencia: Neto;
Cristiano Piccini (Carlos Soler 56′), Gabriel, Ezequiel Garay, Jose Gaya;
Daniel Wass, Daniel Parejo, Francis Coquelin, Goncalo Guedes (Ferran Torres
71′); Rodrigo Moreno (Santi Mina 72′), Kevin Gameiro
Pelatih: Marcelino
Garcia Toral


Arsenal: Petr Cech; Sokratis Papastathopoulos, Laurent Koscielny, Nacho
Monreal; Ainsley Maitland-Niles, Granit Xhaka, Lucas Torreira (Matteo Guendouzi
80′), Sead Kolasinac (Shkodran Mustafi 71′); Mesut Oezil (Henrikh Mkhitaryan
62′); Pierre-Emerick Aubameyang, Alexandre Lacazette
Pelatih: Unai
Emery


Chelsea 1-1
Frankfurt (Loftus-Cheek 28 – Luka Jovic 49)

Agregat
2-2. Chelsea menang adu penalti 4-3 dan melaju ke final.


SUSUNAN PEMAIN


Chelsea: Kepa,
Emerson, David Luiz, Christensen (Zappacosta 74′), Azpilicueta, Loftus-Cheek,
Kovacic, Jorginho, Hazard, Willian (Pedro 62′), Giroud (Higuain 96′)
Pelatih: Maurizio
Sarri


Eintracht
Frankfurt:
 Trapp, Falette, Hinteregger, Abraham,
Hasebe, Kostic, Gracinovic (Paciencia 117′), Rode (De Guzman 70′), Da Costa,
Rebic (Haller 90+3), Jovic
Pelatih: Adolf
Huetter

Terpopuler

Artikel Terbaru