Partai Golkar menolak usulan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) terkait pemilihan Presiden dikembalikan ke MPR. Golkar masih berpegang
teguh pada semangat reformasi. Jalur ini yang akan diperjuangkan secara
konsisten oleh partai berlambang pohon beringin itu.
“Pemilihan presiden secara langsung adalah bentuk
pengejawantahan dari kedaulatan rakyat. Partai Golkar sebagai partai yang
memiliki paradigma baru reformasi kita konsisten mendorong agar pemilihan
presiden itu tetap dipilih langsung oleh rakyat,†kata Ketua DPP Golkar Ace
Hasan Sadziliy di komplek DPR RI Senayan, Jakarta, Jumat (29/11).
Meski begitu, Golkar tetap menghargai pandangan PBNU. Karena
setiap pihak memiliki hak untuk menyampaikan pendapat. Sementara itu, terkait
alasan PBNU pemilu langsung banyak sisi negatifnya seperti berbiaya mahal, Ace
menilai itu yang perlu dicarikan solusi bersama. Namun, kedauatan rakyat
sebagai kedaulatan rakyat tertinggi tetap dijaga.
“Kita harus cari cara dan saya kira kita sudah empat kali, lima
kali melaksanakan pemilihan presiden secara langsung dan kita sudah dapat
memilih Presiden yang terbaik untuk bangsa Indonesia. Jangan sampai menimbulkan
kemunduran bagi demokrasi,†jelas Ace.
Diketahui, ‎Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj menerima pimpinan
MPR. Dalam pertemuan itu PBNU mengusulkan pemilihan presiden dikembalikan lewat
MPR.
Said Aqil mengatakan, keputusan tersebut berdasarkan pada
musyawarah nasional (munas) Nahdlatul Ulama 2012 silam di Cirebon. Sehingga
PBNU mengusulkan pemilihan presiden dikembalikan ke MPR. Bukan lagi mekanisme
pemilihan langsung seper‎ti yang dilakukan saat ini.
Said mengatakan, usulan itu bukan tanpa alasan. Melaikan para
kiai telah melihat dampak negatif dan positif. “Nah, kebetulan lebih banyak
negatifnya. Misalnya saja dengan berbiaya besar. Misalnya masalah biaya yang
sangat besar untuk dikeluarkan,†pungkasnya.(jpc)