27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Pengalihan Subsidi BBM Dinilai Positif, Sasarannya Kelompok Rentan Ekonomi

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO-Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah, Eko Marsoso menilai langkah pemerintah secara nasional yang akan menyalurkan bantuan sosial, seperti bantuan langsung tunai (BLT) sebagai kesiapan awal untuk menghadapi kenaikan BBM, sangat positif.

“Adanya bantuan-bantuan ini sangat positif. Walaupun bantuan ini mungkin tidak diterima semua masyarakat, tetapi setidaknya pada kelompok-kelompok rentan, ekonominya dapat tetap berjalan seperti biasa. Jadi seandainya pun nanti harga BBM jadi naik, masyarakat kita sudah siap,” ucap Eko dalam rilisnya, Rabu (31/8/2022).

Menurut Eko Marsoro, kenaikkan harga BBM ini sedikit banyak memang akan mempengaruhi pergerakan ekonomi dalam jangka pendek. Namun pengaruh itu tidak terlalu besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

“Agak melambat iya. Tapi dalam artian, ekonomi kita masih akan tetap tumbuh positif. Terlebih lagi saat ini pemerintah memang dalam posisi dilematis terkait harga bahan bakar minyak (BBM). Karena harga minyak mentah dunia melonjak setelah perang Rusia-Ukraina, yang berpotensi membuat belanja subsidi energi semakin membengkak,”ujarnya.

Tahun ini saja, menurut dia pemerintah telah mengalokasikan tambahan subsidi energi menjadi Rp502 triliun dari rencana awal yang hanya Rp 170 triliun.  Dengan kondisi global saat ini, maka kenaikan harga BBM subsidi merupakan kebijakan yang mau tidak mau mesti diterapkan untuk menyelamatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar tidak “jebol”.

Baca Juga :  Triwulan III, Pertumbuhan Ekonomi Kalteng Sebesar 6,74 Persen

“Hal ini tentu memang harus diimbangi dengan edukasi ke masyarakat agar lebih rasional.  Serta diikuti pengetatan pembelian BBM bersubsidi, agar lebih tepat sasaran. Guna menyikapi dan mengantisipasi dampak kenaikkan harga BBM ini, terutama di Kalimantan Tengah, agar pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait mempersiapkan langkah-langkah strategis agar tidak terlalu besar terhadap kenaikan inflasi. Di antaranya para pelaku usaha harus bisa melakukan efisiensi anggaran ataupun biaya,” lanjutnya.

Artinya, untuk hal-hal yang sifatnya tidak urgent bisa diminimalkan. Jadi, biaya semata-mata hanya untuk kegiatan produksi.  Selain itu, pemerintah harus melakukan intervensi agar tarif angkutan baik darat, laut maupun udara tetap terjangkau oleh masyarakat.

“Berharap pemerintah bisa menjaga daya beli masyarakat, dan memberikan bantuan di sektor pangan, kesehatan, pendidikan, serta mendorong penciptaan lapangan kerja baru.  Kemarin saya baru ikut rapat dengan Pemprov Kalteng, dan gubernur juga telah menyampai sejumlah langkah strategis yang dilakukan. Terutama dalam menjaga ketahanan pangan dan lain-lain. Di antaranya akan memberikan stimulus di berbagai bidang, seperti pertanian dan peternakan,” tuturnya.

Baca Juga :  Kalteng Alami Inflasi Sebesar 0,24 Persen di Bulan Desember 2022

Sementara itu, mantan anggota DPR RI asal Kalteng yang juga pengusaha, Hang Ali Saputra Syah Pahan mengakui bahwa kenaikkan harga BBM saat ini merupakan hal yang sulit dihindari.

“Meski saya sepakat dengan rencana pemerintah menaikkan harga BBM subsidi, namun di lain sisi juga menilai bahwa subsidi tetap harus ada,” katanya.

Dijelaskannya, para pelaku Usaha Kecil Menengah Mikro (UMKM) dan pelaku industri akan terkena dampak yang lebih berat dan kesulitan, karena akan mengacu kepada Harga Pokok Penjualan (HPP).

“Artinya, subsidi tidak dicabut total dan pukul rata sama sekali. Karena biar bagaimanapun, pada sektor-sektor tertentu akan sangat berdampak. Jadi mungkin salah satu solusinya ya bisa menggunakan aplikasi seperti yang diwacanakan itu, yakni menggunakan aplikasi MyPertamina,” ungkapnya.






Reporter: Syahyudi

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO-Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah, Eko Marsoso menilai langkah pemerintah secara nasional yang akan menyalurkan bantuan sosial, seperti bantuan langsung tunai (BLT) sebagai kesiapan awal untuk menghadapi kenaikan BBM, sangat positif.

“Adanya bantuan-bantuan ini sangat positif. Walaupun bantuan ini mungkin tidak diterima semua masyarakat, tetapi setidaknya pada kelompok-kelompok rentan, ekonominya dapat tetap berjalan seperti biasa. Jadi seandainya pun nanti harga BBM jadi naik, masyarakat kita sudah siap,” ucap Eko dalam rilisnya, Rabu (31/8/2022).

Menurut Eko Marsoro, kenaikkan harga BBM ini sedikit banyak memang akan mempengaruhi pergerakan ekonomi dalam jangka pendek. Namun pengaruh itu tidak terlalu besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

“Agak melambat iya. Tapi dalam artian, ekonomi kita masih akan tetap tumbuh positif. Terlebih lagi saat ini pemerintah memang dalam posisi dilematis terkait harga bahan bakar minyak (BBM). Karena harga minyak mentah dunia melonjak setelah perang Rusia-Ukraina, yang berpotensi membuat belanja subsidi energi semakin membengkak,”ujarnya.

Tahun ini saja, menurut dia pemerintah telah mengalokasikan tambahan subsidi energi menjadi Rp502 triliun dari rencana awal yang hanya Rp 170 triliun.  Dengan kondisi global saat ini, maka kenaikan harga BBM subsidi merupakan kebijakan yang mau tidak mau mesti diterapkan untuk menyelamatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar tidak “jebol”.

Baca Juga :  Triwulan III, Pertumbuhan Ekonomi Kalteng Sebesar 6,74 Persen

“Hal ini tentu memang harus diimbangi dengan edukasi ke masyarakat agar lebih rasional.  Serta diikuti pengetatan pembelian BBM bersubsidi, agar lebih tepat sasaran. Guna menyikapi dan mengantisipasi dampak kenaikkan harga BBM ini, terutama di Kalimantan Tengah, agar pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait mempersiapkan langkah-langkah strategis agar tidak terlalu besar terhadap kenaikan inflasi. Di antaranya para pelaku usaha harus bisa melakukan efisiensi anggaran ataupun biaya,” lanjutnya.

Artinya, untuk hal-hal yang sifatnya tidak urgent bisa diminimalkan. Jadi, biaya semata-mata hanya untuk kegiatan produksi.  Selain itu, pemerintah harus melakukan intervensi agar tarif angkutan baik darat, laut maupun udara tetap terjangkau oleh masyarakat.

“Berharap pemerintah bisa menjaga daya beli masyarakat, dan memberikan bantuan di sektor pangan, kesehatan, pendidikan, serta mendorong penciptaan lapangan kerja baru.  Kemarin saya baru ikut rapat dengan Pemprov Kalteng, dan gubernur juga telah menyampai sejumlah langkah strategis yang dilakukan. Terutama dalam menjaga ketahanan pangan dan lain-lain. Di antaranya akan memberikan stimulus di berbagai bidang, seperti pertanian dan peternakan,” tuturnya.

Baca Juga :  Kalteng Alami Inflasi Sebesar 0,24 Persen di Bulan Desember 2022

Sementara itu, mantan anggota DPR RI asal Kalteng yang juga pengusaha, Hang Ali Saputra Syah Pahan mengakui bahwa kenaikkan harga BBM saat ini merupakan hal yang sulit dihindari.

“Meski saya sepakat dengan rencana pemerintah menaikkan harga BBM subsidi, namun di lain sisi juga menilai bahwa subsidi tetap harus ada,” katanya.

Dijelaskannya, para pelaku Usaha Kecil Menengah Mikro (UMKM) dan pelaku industri akan terkena dampak yang lebih berat dan kesulitan, karena akan mengacu kepada Harga Pokok Penjualan (HPP).

“Artinya, subsidi tidak dicabut total dan pukul rata sama sekali. Karena biar bagaimanapun, pada sektor-sektor tertentu akan sangat berdampak. Jadi mungkin salah satu solusinya ya bisa menggunakan aplikasi seperti yang diwacanakan itu, yakni menggunakan aplikasi MyPertamina,” ungkapnya.






Reporter: Syahyudi

Terpopuler

Artikel Terbaru