PROKALTENG.CO – Wacana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) sudah berlangsung sejak era Bung Karno yang pernah menginginkan Palangka Raya menjadi pengganti Jakarta. Selanjutnya kepemimpinan negara berikutnya termasuk pada era Presiden Suharto hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berkeinginan memindahkan IKN ke wilayah Jawa Barat.
Pemindahan ini adalah kebutuhan di tengah situasi Jakarta yang semakin kompleks. Pemindahan IKN ini jelas bukan hal biasa. Ini adalah langkah besar untuk membangun keberlanjutan pembangunan. Poin ini saya sampaikan dalam acara Talk Show yang digelar oleh Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Palangka Raya.
“Saya sampaikan bahwa pemindahan IKN jadi peluang sekaligus tantangan bagi Kalimantan Tengah, sehingga kita perlu melihat apakah telah siap menyongsong peluang dan tantangan ini,” kata Anggota DPD RI Agustin Teras Narang.
Dalam hematnya, Teras mengakui, kehadiran IKN ini akan membawa pada banyak tantangan. Secara internal tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mengoptimalkan keberadaan dari sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam di Kalimantan Tengah. Terlebih hari ini telah terjadi shifting atau pergeseran tren global dengan hadirnya disrupsi yang membuat kita secara eksternal semakin punya tantangan besar.
“Hadirnya pengetahuan dan teknologi telah menjadi hal yang utama secara global. Dalam hal inilah kita di Kalimantan Tengah mesti segera berbenah agar tidak lagi tertinggal. Terlebih berdasarkan data yang kita miliki, untuk akses internet atau teknologi informasi di Kalteng, hanya lebih kurang 60 persen masyarakat kita yang bisa dijangkau,” ujar Senator asal Kalteng ini.
Dari sisi SDM, baru segelintir saja yang siap dan mampu menghadapi tantangan nasional serta global. Ada banyak pekerjaan besar yang masih harus dikerjakan untuk membuat elemen pendidikan dan kesehatan di Kalteng bisa mendongkrak mutu SDM.
“Dari kondisi seperti inilah, saya mengharapkan agar gerakan mahasiswa, khususnya Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia yang ada di Kalimantan Tengah untuk bergerak. Peran GMNI dalam menyiapkan SDM yang unggul, perlu dilakukan dengan semangat kolaborasi, gotong royong, bersama elemen masyarakat lain termasuk dengan pemerintah daerah,” jelasnya.
Dari sisi teknologi informasi, bagaimana pun mesti dikuasai oleh generasi muda Kalteng agar siap masuk dalam era revolusi industri 4.0 dan bahkan Society 5.0. Perubahan yang sudah hadir di depan mata ini mesti dihadapi dan dikuasai oleh generasi muda termasuk mereka yang berdinamika di GMNI.
“Kita mesti memainkan peran sebagai pelaku utama dalam proses bermasyarakat dan bernegara. Kita harus meningkatkan kapabilitas kita, kompetensi kita, serta kapasitas kita. Adanya pemindahan IKN sekali lagi adalah peluang sekaligus tantangan bagi kita. Dengan berbagai kondisi internal dan eksternal ini, saya harapkan akan jadi pedoman, acuan bagi generasi muda khususnya kader GMNI di Kalimantan Tengah. Agar generasi muda kita dapat menjadi pionir dan pandu dalam menyongsong IKN,” tuturnya.
Dengan hadirnya IKN ini, serta tahun politik yang makin menghangat jelang Pemilu dan Pilkada, peran generasi muda khususnya GMNI pun semakin ditantang untuk berperan. Berperan bukan sebagai pengawal, sebaliknya menjadi pelaku utama yang memainkan perubahan.
Mari generasi muda khususnya kader GMNI agar hilangkan kesombongan dan keangkuhan. Mari buka telinga untuk mendengar dengan baik, melihat dengan baik, dan melakukan aksi perubahan dengan baik. Bagaimana pun kepandaian kita tidak berarti apa-apa bila kita tidak punya kerendahan hati dan kesiapan belajar menghadapi tantangan yang ada.
“Saya juga menitip pesan 5K pada kader GMNI. Pertama agar mereka bersikap Kritis, termasuk terhadap lingkungan dan kondisi daerah kita. Sikap kritis menjadi harapan kita bersama. Kedua, agar kader GMNI selalu berpikir Konstruktif dan membangun kebaikan bersama. Ketiga, agar konstitusional sehingga dalam pergerakannya, GMNI senantiasa taat pada hukum dalam kekritisan dan aksi konstruktifnya. Keempat, Kebersamaan atau gotong royong menjadi kata kunci bagi kita menghadapi tantangan IKN. Berikutnya, Kesantunan menjadi penting baik dalam komunikasi maupun dalam aksi-aksi perubahan kita,” ungkapnya.
Semangat 5K hendaknya menjadi pemacu semangat kader GMNI yang merayakan Dies Natalis ke-69. Pesan dan semangat 5K ini juga ditujukan bagi generasi muda Kalteng, agar bersama menyiapkan sumber daya manusia yang unggul untuk menghadapi dampak dari pemindahan IKN ke Kalimantan.
“Amun dia wayah tuh, pea hindai? Amun dia itah, eweh hindai? Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Merdeka!,” tukasnya.