SAMPIT, PROKALTENG.CO– Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) saat ini terus melakukan vaksinasi booster atau vaksinasi ketiga terhadap pelayanan publik baik terhadap Organisasi Perangkat Daerah (OPD), TNI, Polri, Kecamatan, dan lain-lainnya karena mereka yang bersentuhan langsung dengan masyarakat luas.
“Vaksinasi booster baru berlangsung pada awal Februari 2022 kemarin dan kami prioritaskan pelayanan publik, Karena pelayan publik termasuk kelompok rentan terhadap paparan virus, disebabkan profesinya yang kerap berhubungan dengan orang banyak,” kata kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotim Umar Kaderi.
Menurutnya sasaran pelayanan publik sebanyak 34.253 orang, sedangkan capaian vaksinasi booster baru 0, 26 persen. Secara keseluruhan capaian vaksinasi booster telah mencapai 1,35 persen. Terdiri dari tenaga kesehatan 75,08 persen yang lebih dulu menjalani vaksinasi booster tahun 2021 lalu, kemudian lansia 0,61 persen, masyarakat 0,94 persen, dan pelayan publik 0,26 persen.
“Saat ini capaian rata-rata vaksinasi dosis pertama telah mencapai 79,96 persen dan dosis kedua 51,40 persen dan vaksinasi ini terus kami genjot, selain itu juga sasaran vaksinasi booster terhadap pelayanan publik juga terus dilakukan agar dapat tercapai, sehingga bisa menyasar terhadap lainnya,” ujar Umar Kaderi.
Dirinya mengatakan untuk capaian vaksinasi Covid-19 terhadap anak usia 6 hingga 11 tahun masih 27,89 persen atau 12.353 anak, capaian vaksinasi anak ini masih cukup rendah dari sasaran yang ditentukan di Kabupaten Kotim ini.
“Saat ini capaian vaksinasi terhadap anak cukup rendah masih 27,89 persen atau 12.353 anak, dari sasaran yang ditentukan sebanyak 44.295 orang, capaian vaksinasi itu untuk dosis pertama, sedangkan dosis dua hanya 203 orang atau 0,46 persen,” sampai Umar Kaderi
Ia mengatakan rendahnya capaian vaksinasi itu dikarena masih adanya orangtua anak yang enggan anaknya diberi vaksinasi Covid-19. Tentu hal tersebut menjadi kendala pihaknya dalam melakukan percepatan vaksinasi untuk anak, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan vaksinasi untuk anak itu, dengan cara memberikan pemahaman kepada orangtua anak yang berusia 6 hingga 11 tahun.
“Masih adanya orang tua yang tidak setuju anaknya divaksin itu salah satu kendala kami. Mungkin para orangtua ini termakan isu-isu negatif dari vaksinasi Covid-19, pihaknya juga tidak sembarangan melakukan vaksinasi Covid-19 kepada anak. Sebelum diberikan vaksin, anak akan di lakukan pengecekan atau skrining oleh petugas kesehatan atau dokter yang telah teruji. Kalau dari hasilnya dinilai tidak dapat menerima vaksin, maka pihaknya tidak akan memberikan vaksin tersebut,” ucapnya.(bah).