29 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

Kasus TBC di Kotim Semakin Meningkat

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Jumlah Kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) semakin meningkat dan cukup tinggi. Pada triwulan pertama tahun 2023 ini ada sebanyak 107 kasus, dan pada tahun 2022 lalu ditemukan 1.823 kasus.

“Kasuw TBC di Kabupaten Kotim memang cukup tinggi, penyakit yang menyerang paru-paru ini di sebut lebih berbahaya dari Covid-19 dan menurut data pertriwulan pertama tahun ini saja ditemukan sebanyak 107 kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotim Umar Kaderi, baru-baru ini.

Menurutnya berdasarkan data WHO Global TB Report tahun 2020, 10 juta orang didunia menderita TBC dan menyebabkan 1,2 juta orang meniggal dunia setiap tahunnya.dan Indonesia merupakan salah satu negara masyarakatnya terserang TBC tertinggi di dunia.

Baca Juga :  Sukseskan dan Semarakan Porprov Kotim, Ini Imbauan Bupati

Dinkes Kotim akan terus mengencarkan imbauan kepada masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan, dam ketika badan kurang sehat dapat mengunakan masker, agar peluang penularan TBC dapat dicegah dan tidak sampai menyebar.

“Kami akan terus gencar melakukan imbauan kepada masyarakat untuk selalu menjalankan pola hidup sehat, dan menjaga kebersihan seperti saluran air pembungan mengalir lancqr, dan mengunakan septic tank sesuai standar kesehatan,” ujar Umar.

Dirinya mengatakan hampir semua Kecamatan yang ada di Kabupaten Kotim ditemukan orang yang mengalami penyakit TBC. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pola hidup sehat dan beraih tidak dijalankan, atau ada penularan akibat terkontaminasi dari orang yang menderita TBC.

Baca Juga :  Bupati Batalkan Kenaikan Retribusi Pasar

“Kami mengharapkan perilaku hidup sehat dan bersih harus terus dilakukan, hal itu untuk membentengi diri kita dari bahaya penularan penyakit TBC dan penyakit lainnya,” ucap Umar.

Ia mengatakan penyakit TBC ditandai dengan gejala pada paru yang mengalami batuk lama lebih dari dua minggu, dahak bercampur darah terasa ynyeri didada atau napas terasa sesak, badan kurus, napsu makan menurun, berkeringat pada malam hari dan demam mengingil.

“Kalau ada gejala tersebut segera lakukan pemeriksaan kesehatan kepasilitas kesehatan terdekat, langkah tersebut untuk mengetahui apakah itu penyakit TBC atau penyakit lainnya, kalau memang terindikasi penyakit TBC maka lakukan pengobatan secara rutin, dan untuk mencegah penularan harus mengunakan masker saat berinteraksi dengan orang,” tutupnya. (bah/ans)

 

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Jumlah Kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) semakin meningkat dan cukup tinggi. Pada triwulan pertama tahun 2023 ini ada sebanyak 107 kasus, dan pada tahun 2022 lalu ditemukan 1.823 kasus.

“Kasuw TBC di Kabupaten Kotim memang cukup tinggi, penyakit yang menyerang paru-paru ini di sebut lebih berbahaya dari Covid-19 dan menurut data pertriwulan pertama tahun ini saja ditemukan sebanyak 107 kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotim Umar Kaderi, baru-baru ini.

Menurutnya berdasarkan data WHO Global TB Report tahun 2020, 10 juta orang didunia menderita TBC dan menyebabkan 1,2 juta orang meniggal dunia setiap tahunnya.dan Indonesia merupakan salah satu negara masyarakatnya terserang TBC tertinggi di dunia.

Baca Juga :  Sukseskan dan Semarakan Porprov Kotim, Ini Imbauan Bupati

Dinkes Kotim akan terus mengencarkan imbauan kepada masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan, dam ketika badan kurang sehat dapat mengunakan masker, agar peluang penularan TBC dapat dicegah dan tidak sampai menyebar.

“Kami akan terus gencar melakukan imbauan kepada masyarakat untuk selalu menjalankan pola hidup sehat, dan menjaga kebersihan seperti saluran air pembungan mengalir lancqr, dan mengunakan septic tank sesuai standar kesehatan,” ujar Umar.

Dirinya mengatakan hampir semua Kecamatan yang ada di Kabupaten Kotim ditemukan orang yang mengalami penyakit TBC. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pola hidup sehat dan beraih tidak dijalankan, atau ada penularan akibat terkontaminasi dari orang yang menderita TBC.

Baca Juga :  Bupati Batalkan Kenaikan Retribusi Pasar

“Kami mengharapkan perilaku hidup sehat dan bersih harus terus dilakukan, hal itu untuk membentengi diri kita dari bahaya penularan penyakit TBC dan penyakit lainnya,” ucap Umar.

Ia mengatakan penyakit TBC ditandai dengan gejala pada paru yang mengalami batuk lama lebih dari dua minggu, dahak bercampur darah terasa ynyeri didada atau napas terasa sesak, badan kurus, napsu makan menurun, berkeringat pada malam hari dan demam mengingil.

“Kalau ada gejala tersebut segera lakukan pemeriksaan kesehatan kepasilitas kesehatan terdekat, langkah tersebut untuk mengetahui apakah itu penyakit TBC atau penyakit lainnya, kalau memang terindikasi penyakit TBC maka lakukan pengobatan secara rutin, dan untuk mencegah penularan harus mengunakan masker saat berinteraksi dengan orang,” tutupnya. (bah/ans)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru