28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Bikin Susah, Pertalite di Palangka Raya “Menghilang”

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.COBahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di Kota Palangka Raya hingga saat ini sepertinya masih langka. Terbukti, Minggu (5/6) kemarin masih terlihat antrean kendaraan di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Rata-rata stasiun menanti pasokan yang masih dalam perjalanan.

“Mohon maaf, pertalite sedang dalam perjalanan.” Demikian kalimat yang tertulis pada papan pengumuman di stasiun Pahandut Seberang. Sulitnya mendapatkan pertalite ini dikeluhkan masyarakat. Sebagian warga yang tidak ingin mengantre di SPBU, terpaksa membeli BBM yang dijual pengecer di pinggir-pinggir jalan.

“Agak susah sekarang (mencari BBM). Apalagi seperti saya yang kerja dengan gaji tak menentu ini. Kalau beli di pinggiran terus, bisa bangkrut saya,” kata Fajar seorang warga saat mampir di sebuah warung di wilayah Pahandut Seberang, Minggu (5/6/). Karena itu ia meminta pemerintah agar memikirkan nasib masyarakat. Apalagi saat ini menjelang Iduladha. Harga barang-barang kebutuhan pokok mulai merangkak naik. “Semoga segera ada solusi,” kata Fajar.

Baca Juga :  Kabar Gembira! Obyek Wisata di Kotim Dibuka Selama Libur Lebaran

Hal senada juga disampaikan Bambang. Ia mengatakan, persoalan kelangkaan BBM ini sebenarnya masalah klasik yang tak kunjung ada solusinya. Salah satu mahasiswa, Oktaviandi, juga mengeluhkan keadaan saat ini. Akibat kelamaan mengantre pengisian BBM, rutinitasnya jadi terhambat. Bergeser ke SPBU di Jalan Rajawali, antrean kendaraan juga terjadi. Marianto selaku pengawas SPBU mengatakan, sejak diberlakukan pertalite bersubsidi, sering terjadi antrean kendaraan saat pengisian BBM. “Jatah pertalite untuk SPBU Rajawali diajukan setiap hari dengan jumlah 30 ribu liter, tapi yang diantar hanya 16 ribu liter per hari,” bebernya, Minggu (5/6).

“Perbedaan saat belum bersubsidi dengan setelah diberlakukan subsidi bisa dilihat dari harganya. Selain itu, harga jual pertamax juga naik, sehingga warga memutuskan untuk berpindah ke pertalite karena harganya yang lebih murah,” terang Marianto.

Baca Juga :  PMII Jangan Bertengkar Urusan Pilkada, Pilgub dan Pilpres

Diakuinya bahwa antrean terus terjadi akhir-akhir ini, karena permintaan masyarakat terus bertambah. “Kalau ada minyaknya, pukul 06.00 WIB sudah dibuka dan tutup pukul 21.00 WIB. Harga BBM jenis petalite saat ini Rp7.650, sementara pertamax Rp12.750,” sebutnya.

“Memang sejak adanya kenaikan harga pertamax, yang biasa menggunakan pertamax pada pindah ke pertalite,” kata Eliyasa, petugas SPBU di Jalan Seth Adji.

“Pertamax ini sebenarnya khusus untuk kalangan masyarakat mampu, jadi memang enggak disubsidi, di Kota Palangka Raya ini kan kalangan mampu masih sedikit, lebih banyak warga yang pakai pertalite,” ujarnya.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.COBahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di Kota Palangka Raya hingga saat ini sepertinya masih langka. Terbukti, Minggu (5/6) kemarin masih terlihat antrean kendaraan di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Rata-rata stasiun menanti pasokan yang masih dalam perjalanan.

“Mohon maaf, pertalite sedang dalam perjalanan.” Demikian kalimat yang tertulis pada papan pengumuman di stasiun Pahandut Seberang. Sulitnya mendapatkan pertalite ini dikeluhkan masyarakat. Sebagian warga yang tidak ingin mengantre di SPBU, terpaksa membeli BBM yang dijual pengecer di pinggir-pinggir jalan.

“Agak susah sekarang (mencari BBM). Apalagi seperti saya yang kerja dengan gaji tak menentu ini. Kalau beli di pinggiran terus, bisa bangkrut saya,” kata Fajar seorang warga saat mampir di sebuah warung di wilayah Pahandut Seberang, Minggu (5/6/). Karena itu ia meminta pemerintah agar memikirkan nasib masyarakat. Apalagi saat ini menjelang Iduladha. Harga barang-barang kebutuhan pokok mulai merangkak naik. “Semoga segera ada solusi,” kata Fajar.

Baca Juga :  Kabar Gembira! Obyek Wisata di Kotim Dibuka Selama Libur Lebaran

Hal senada juga disampaikan Bambang. Ia mengatakan, persoalan kelangkaan BBM ini sebenarnya masalah klasik yang tak kunjung ada solusinya. Salah satu mahasiswa, Oktaviandi, juga mengeluhkan keadaan saat ini. Akibat kelamaan mengantre pengisian BBM, rutinitasnya jadi terhambat. Bergeser ke SPBU di Jalan Rajawali, antrean kendaraan juga terjadi. Marianto selaku pengawas SPBU mengatakan, sejak diberlakukan pertalite bersubsidi, sering terjadi antrean kendaraan saat pengisian BBM. “Jatah pertalite untuk SPBU Rajawali diajukan setiap hari dengan jumlah 30 ribu liter, tapi yang diantar hanya 16 ribu liter per hari,” bebernya, Minggu (5/6).

“Perbedaan saat belum bersubsidi dengan setelah diberlakukan subsidi bisa dilihat dari harganya. Selain itu, harga jual pertamax juga naik, sehingga warga memutuskan untuk berpindah ke pertalite karena harganya yang lebih murah,” terang Marianto.

Baca Juga :  PMII Jangan Bertengkar Urusan Pilkada, Pilgub dan Pilpres

Diakuinya bahwa antrean terus terjadi akhir-akhir ini, karena permintaan masyarakat terus bertambah. “Kalau ada minyaknya, pukul 06.00 WIB sudah dibuka dan tutup pukul 21.00 WIB. Harga BBM jenis petalite saat ini Rp7.650, sementara pertamax Rp12.750,” sebutnya.

“Memang sejak adanya kenaikan harga pertamax, yang biasa menggunakan pertamax pada pindah ke pertalite,” kata Eliyasa, petugas SPBU di Jalan Seth Adji.

“Pertamax ini sebenarnya khusus untuk kalangan masyarakat mampu, jadi memang enggak disubsidi, di Kota Palangka Raya ini kan kalangan mampu masih sedikit, lebih banyak warga yang pakai pertalite,” ujarnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru