33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Dinyatakan Negatif ! Hari Ini, Tiga Mahasiswa Asal Bartim Diperbolehka

TAMIANG LAYANG-Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes)
dr Simon Biring menegaskan, tiga mahasiswa asal Kabupaten Bartim yang awalnya
dari informasi ikut karantina di Natuna telah berada di rumah. Menurut dia,
mereka hanya menjalani observasi atau pemantauan selama 14 hari dan besok (hari
ini, red) bisa keluar rumah.

Simon menerangkan, ketiga mahasiswa asal Bartim
tersebut menempuh pendidikan di Nanjing, bukan Wuhan. Jaraknya 500 kilometer
dari kawasan endemik.

“Jadi waktu itu semua jalur tranportasi
ditutup dan mereka pulang secara pribadi melalui jalur atau land Nanjing-Bangkok
menuju Jakarta kemudian Kalimantan Selatan,” ulas Simon, diwawancarai
Kalteng Pos, kemarin.

Ketiga mahasiswa asal Bartim secara swadaya
bergegas pulang menghindari virus korona yang merebak. Para mahasiwa tersebut
tiba dan tanggal 4 Februari 2020 tadi telah berada di kediaman.

Baca Juga :  Pengelolaan Sampah Harus Dilakukan Seluruh Lapisan Masyarakat

Pihaknya melakukan pemantauan sesuai standar
WHO. Para mahasiswa juga dijaga tidak boleh melakukan kontak langsung termasuk
dengan keluarga dengan mengenakan masker yang dipasok dan pemeriksaan petugas
setiap harinya ke rumah termasuk lingkungan.

“Genap besok (hari ini, red) mereka akan
mendapat surat yang menyatakan sehat karena sampai hari ini negatif. Petugas tidak
menemukan adanya perubahan seperti demam, sehingga besok baru bisa keluar
rumah,” ucapnya.

Para survilance dan petugas kesehatan sejak
awal memantau perkembangan karena ada warga Bartim di China. Informasi
observasi ketiga mahasiswa yang sebelumnya dikabarkan dikarantina di Natuna
menghindari kekhawatiran dan dampak sosial yang diterima.

Simon menyebutkan, ketiga mahasiswa itu masing-masing
berasal dari wilayah Bamban Kecamatan Benua Lima, dan mengambil kuliah
perdagangan yang telah hampir rampung. Satu dari Tangkan studi perawat dan
Ampari Kecamatan Awang yang masih masuk kelompok bahasa.

Baca Juga :  Sinergi Tangani Covid-19, Kadin Datangi Polda Kalteng

Sebenarnya, beber Simon, ada dua lagi warga
Bartim berstatus mahasiswa. Yakni, dari Lalap Kecamatan Patengkep Tutui namun
dikuliahkan oleh perusahaan yang berdomisili di Tanjung Tabalong Provinsi
Kalsel. Satu orang tersebut telah pulang dan sekarang menjalani obeservasi di sana.

“Bersangkutan memiliki orang tua di Bartim
namun ikut dengan orang tua angkat di Tanjung sehingga menjalani observasi di
Kalsel,” ucapnya.

Selain itu, satu warga Bartim lain berasal dari
Betang Nalong Kecamatan Patangkep Tutui masuk dalam kelompok bahasa. Ia
dikabarkan tidak dapat pulang karena keterbatasan biaya. (log/uni)

TAMIANG LAYANG-Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes)
dr Simon Biring menegaskan, tiga mahasiswa asal Kabupaten Bartim yang awalnya
dari informasi ikut karantina di Natuna telah berada di rumah. Menurut dia,
mereka hanya menjalani observasi atau pemantauan selama 14 hari dan besok (hari
ini, red) bisa keluar rumah.

Simon menerangkan, ketiga mahasiswa asal Bartim
tersebut menempuh pendidikan di Nanjing, bukan Wuhan. Jaraknya 500 kilometer
dari kawasan endemik.

“Jadi waktu itu semua jalur tranportasi
ditutup dan mereka pulang secara pribadi melalui jalur atau land Nanjing-Bangkok
menuju Jakarta kemudian Kalimantan Selatan,” ulas Simon, diwawancarai
Kalteng Pos, kemarin.

Ketiga mahasiswa asal Bartim secara swadaya
bergegas pulang menghindari virus korona yang merebak. Para mahasiwa tersebut
tiba dan tanggal 4 Februari 2020 tadi telah berada di kediaman.

Baca Juga :  Pengelolaan Sampah Harus Dilakukan Seluruh Lapisan Masyarakat

Pihaknya melakukan pemantauan sesuai standar
WHO. Para mahasiswa juga dijaga tidak boleh melakukan kontak langsung termasuk
dengan keluarga dengan mengenakan masker yang dipasok dan pemeriksaan petugas
setiap harinya ke rumah termasuk lingkungan.

“Genap besok (hari ini, red) mereka akan
mendapat surat yang menyatakan sehat karena sampai hari ini negatif. Petugas tidak
menemukan adanya perubahan seperti demam, sehingga besok baru bisa keluar
rumah,” ucapnya.

Para survilance dan petugas kesehatan sejak
awal memantau perkembangan karena ada warga Bartim di China. Informasi
observasi ketiga mahasiswa yang sebelumnya dikabarkan dikarantina di Natuna
menghindari kekhawatiran dan dampak sosial yang diterima.

Simon menyebutkan, ketiga mahasiswa itu masing-masing
berasal dari wilayah Bamban Kecamatan Benua Lima, dan mengambil kuliah
perdagangan yang telah hampir rampung. Satu dari Tangkan studi perawat dan
Ampari Kecamatan Awang yang masih masuk kelompok bahasa.

Baca Juga :  Sinergi Tangani Covid-19, Kadin Datangi Polda Kalteng

Sebenarnya, beber Simon, ada dua lagi warga
Bartim berstatus mahasiswa. Yakni, dari Lalap Kecamatan Patengkep Tutui namun
dikuliahkan oleh perusahaan yang berdomisili di Tanjung Tabalong Provinsi
Kalsel. Satu orang tersebut telah pulang dan sekarang menjalani obeservasi di sana.

“Bersangkutan memiliki orang tua di Bartim
namun ikut dengan orang tua angkat di Tanjung sehingga menjalani observasi di
Kalsel,” ucapnya.

Selain itu, satu warga Bartim lain berasal dari
Betang Nalong Kecamatan Patangkep Tutui masuk dalam kelompok bahasa. Ia
dikabarkan tidak dapat pulang karena keterbatasan biaya. (log/uni)

Terpopuler

Artikel Terbaru