26.3 C
Jakarta
Thursday, March 28, 2024

Bupati Imbau Orang Tua Periksakan Balitanya ke Posyandu

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Tingkat kunjungan balita ke Posyandu (pos pelayanan terpadu) atau pusat kegiatan masyarakat menyangkut pelayanan kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tergolong masih rendah. Hal ini dikarenakan cakupannya hanya sebesar 31 persen. Ini berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita Berbasis Masyarakat (EPPGBM).

“Makanya saya mengajak orang tua untuk memeriksakan balitanya ke posyandu, karena berdasarkan EPPGBM menyebutkan angka kunjungan balita di Posyandu di Kabupaten Kotim masih cukup rendah, hal ini menjadi perhatian kami pemerintah daerah karena berkaitan dengan penanganan stunting di daerah ini juga,” kata Bupati Kotim Halikinnor, Rabu (29/3).

Menurutnya rendahnya kunjungan ke posyandu akan berpengaruh terhadap penanganan kasus stunting di daerah ini. Oleh karena itu diperlukan inovasi yang menarik bagaimana dapat meningkatkan kunjungan orangtua agar mau memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anak. Mulai dari janin hingga balita.

Baca Juga :  Kasus DBD di Kotim Mengalami Peningkatan, Ini Imbauan Bupati

“Hal ini menjadi perhatian kami pemerintah daerah, bagaimana kedepannya kami melakukan inovasi agar data di EPPGBM serta kunjungan orangtua ke posyandu dapat meningkat,” ucap Halikin.

Dirinya mengatakan kalau mengacu juga pada EPPGBM sebaran prevalensi stunting untuk Kabupaten Kotim berada di angka 22,6 persen pada tahun 2022. Angka tersebut turun 0,6 persen dari tahun sebelumnya yang berada di angka 23,2 persen. Meski mengalami penurunan pemerintah daerah terus tetap berupaya menekan angka stunting di Kabupaten Kotim ini.

“Kami menargetkan pada tahun 2024, kasus stunting di Kabupaten Kotim hanya 14 persen saja, dan berbagai upaya akan kami lakukan sehingga target tersebut dapat tercapai,” ujar Halikin.

Baca Juga :  Bupati Tidak Mau Insentif Bidan di Kota dan di Pelosok Sama

Dia juga mengatakan pihaknya akan melakukan optimalisasi anggaran serta pelaksanaan program secara terintegrasi pada perangkat daerah dan lintas sektor, baik secara spesifi k maupun sensitif serta memaksimalkan peran serta masyarakat peduli stunting seperti kegiatan pos bunda tanggap stunting dan pos gizi masyarakat.

“Untuk mencapai target itu, Kami juga akan memaksimakan peran desa melalui anggaran desa untuk pencegahan stunting. Posyandu di tingkat desa juga harus berjalan, dan kami mengharapakan peran orangtua yang memiliki anak dapat selalu rutin datang untuk memantau tumbuh kembang anaknya ke posyandu terdekat,” jelasnya.(bah/ans/kpg)

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Tingkat kunjungan balita ke Posyandu (pos pelayanan terpadu) atau pusat kegiatan masyarakat menyangkut pelayanan kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tergolong masih rendah. Hal ini dikarenakan cakupannya hanya sebesar 31 persen. Ini berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita Berbasis Masyarakat (EPPGBM).

“Makanya saya mengajak orang tua untuk memeriksakan balitanya ke posyandu, karena berdasarkan EPPGBM menyebutkan angka kunjungan balita di Posyandu di Kabupaten Kotim masih cukup rendah, hal ini menjadi perhatian kami pemerintah daerah karena berkaitan dengan penanganan stunting di daerah ini juga,” kata Bupati Kotim Halikinnor, Rabu (29/3).

Menurutnya rendahnya kunjungan ke posyandu akan berpengaruh terhadap penanganan kasus stunting di daerah ini. Oleh karena itu diperlukan inovasi yang menarik bagaimana dapat meningkatkan kunjungan orangtua agar mau memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anak. Mulai dari janin hingga balita.

Baca Juga :  Kasus DBD di Kotim Mengalami Peningkatan, Ini Imbauan Bupati

“Hal ini menjadi perhatian kami pemerintah daerah, bagaimana kedepannya kami melakukan inovasi agar data di EPPGBM serta kunjungan orangtua ke posyandu dapat meningkat,” ucap Halikin.

Dirinya mengatakan kalau mengacu juga pada EPPGBM sebaran prevalensi stunting untuk Kabupaten Kotim berada di angka 22,6 persen pada tahun 2022. Angka tersebut turun 0,6 persen dari tahun sebelumnya yang berada di angka 23,2 persen. Meski mengalami penurunan pemerintah daerah terus tetap berupaya menekan angka stunting di Kabupaten Kotim ini.

“Kami menargetkan pada tahun 2024, kasus stunting di Kabupaten Kotim hanya 14 persen saja, dan berbagai upaya akan kami lakukan sehingga target tersebut dapat tercapai,” ujar Halikin.

Baca Juga :  Bupati Tidak Mau Insentif Bidan di Kota dan di Pelosok Sama

Dia juga mengatakan pihaknya akan melakukan optimalisasi anggaran serta pelaksanaan program secara terintegrasi pada perangkat daerah dan lintas sektor, baik secara spesifi k maupun sensitif serta memaksimalkan peran serta masyarakat peduli stunting seperti kegiatan pos bunda tanggap stunting dan pos gizi masyarakat.

“Untuk mencapai target itu, Kami juga akan memaksimakan peran desa melalui anggaran desa untuk pencegahan stunting. Posyandu di tingkat desa juga harus berjalan, dan kami mengharapakan peran orangtua yang memiliki anak dapat selalu rutin datang untuk memantau tumbuh kembang anaknya ke posyandu terdekat,” jelasnya.(bah/ans/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru