27.3 C
Jakarta
Sunday, September 8, 2024

BPBD Kotim Siap Menghadapi Potensi Bencana Banjir Maupun Karhutla

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) akan terjadi perbedaan kondisi cuaca di wilayah Kotim, hal itu berdasarkan analisa klimatologis, karena Kalimantan Tengah (Kalteng) terbagi atas 13 Zona Musim (ZOM) dengan tipe monsunal. Empat di antaranya berada di wilayah Kotim, yakni Kalteng 8, 9, 10 dan 13.

“Hasil dari klimatologis menunjukkan bahwa wilayah Kalteng 9, 10 dan 13 yang meliputi wilayah tengah dan selatan Kotim akan memasuki masa transisi musim hujan ke musim kemarau pada Juni hingga Juli,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotim Multazam, Selasa (4/6).

Dirinya mengatakan pihak BPBD Kabupaten Kotim akan bersiap menghadapi potensi dua bencana yang terjadi secara bersamaan tahun ini, lantaran adanya perbedaan musim di sebagian wilayah Kabupaten Kotim ini, Baik bencana banjir maupun kebakaran hutan dan lahan (Kathutla).

Baca Juga :  Sumbangan PBS untuk Perbaikan Jalan Belum Terkumpul

“Jadi nanti kalau terjadi bencana keduanya  secara bersamaan kami sudah siap, karena  dua-duanya sudah kami alami, yang pasti akan ada penanganan secara ekstra untuk menanggulanginya nanti,” ujar Multazam.

Menurutnya. Awal musim kemarau pada dasarian I Agustus dan puncaknya pada bulan yang sama, dan pada September siklusnya berputar kembali ke transisi musim kemarau ke musim hujan.

Sementara, pada Zona Musim (ZOM) Kalteng 8 yang meliputi wilayah utara Kabupaten Kotim tidak menunjukkan siklus musim yang sama dengan ZOM wilayah Kalteng 9, 10 dan 13, dan diprakirakan wilayah Kalteng 8 tidak ada musim kemarau atau tetap berada di musim hujan sepanjang tahun.

“Dua bencana sekaligus di Kotim, sudah pernah terjadi dan kita hadapi pada 2022 lalu kita menetapkan dua status tanggap kebencanaan secara bersamaan yaitu banjir di wilayah utara dan kebakaran hutan dan lahan yang utamanya di wilayah selatan sebab didominasi lahan gambut, maka diharapakan  hal ini menjadi perhatian masyarakat,” sampai Multazam.

Baca Juga :  Bupati Minta di Pasar Ramadan Ada Pasar Penyeimbang

Dia juga menambahkan, dalam menghadapi dua situasi kebencanaan sekaligus tentunya perlu penanganan ekstra dan hal ini tidak bisa dilakukan oleh satu instansi saja tetapi biasanya pemerintah daerah akan membentuk satuan tugas (satgas) yang melibatkan beberapa instansi di bawah koordinasi BPBD Kabupaten Kotim untuk saling membantu  meminimalkan dampak bencana yang terjadi.

“Kami mengharapakan masyarakat turut serta mencegah dan mengurangi potensi bencana, khususnya terkait karhutla, agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, sehingga potensi Karhutla dapat kita cegah,” tutupnya.(bah/kpg)

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) akan terjadi perbedaan kondisi cuaca di wilayah Kotim, hal itu berdasarkan analisa klimatologis, karena Kalimantan Tengah (Kalteng) terbagi atas 13 Zona Musim (ZOM) dengan tipe monsunal. Empat di antaranya berada di wilayah Kotim, yakni Kalteng 8, 9, 10 dan 13.

“Hasil dari klimatologis menunjukkan bahwa wilayah Kalteng 9, 10 dan 13 yang meliputi wilayah tengah dan selatan Kotim akan memasuki masa transisi musim hujan ke musim kemarau pada Juni hingga Juli,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotim Multazam, Selasa (4/6).

Dirinya mengatakan pihak BPBD Kabupaten Kotim akan bersiap menghadapi potensi dua bencana yang terjadi secara bersamaan tahun ini, lantaran adanya perbedaan musim di sebagian wilayah Kabupaten Kotim ini, Baik bencana banjir maupun kebakaran hutan dan lahan (Kathutla).

Baca Juga :  Sumbangan PBS untuk Perbaikan Jalan Belum Terkumpul

“Jadi nanti kalau terjadi bencana keduanya  secara bersamaan kami sudah siap, karena  dua-duanya sudah kami alami, yang pasti akan ada penanganan secara ekstra untuk menanggulanginya nanti,” ujar Multazam.

Menurutnya. Awal musim kemarau pada dasarian I Agustus dan puncaknya pada bulan yang sama, dan pada September siklusnya berputar kembali ke transisi musim kemarau ke musim hujan.

Sementara, pada Zona Musim (ZOM) Kalteng 8 yang meliputi wilayah utara Kabupaten Kotim tidak menunjukkan siklus musim yang sama dengan ZOM wilayah Kalteng 9, 10 dan 13, dan diprakirakan wilayah Kalteng 8 tidak ada musim kemarau atau tetap berada di musim hujan sepanjang tahun.

“Dua bencana sekaligus di Kotim, sudah pernah terjadi dan kita hadapi pada 2022 lalu kita menetapkan dua status tanggap kebencanaan secara bersamaan yaitu banjir di wilayah utara dan kebakaran hutan dan lahan yang utamanya di wilayah selatan sebab didominasi lahan gambut, maka diharapakan  hal ini menjadi perhatian masyarakat,” sampai Multazam.

Baca Juga :  Bupati Minta di Pasar Ramadan Ada Pasar Penyeimbang

Dia juga menambahkan, dalam menghadapi dua situasi kebencanaan sekaligus tentunya perlu penanganan ekstra dan hal ini tidak bisa dilakukan oleh satu instansi saja tetapi biasanya pemerintah daerah akan membentuk satuan tugas (satgas) yang melibatkan beberapa instansi di bawah koordinasi BPBD Kabupaten Kotim untuk saling membantu  meminimalkan dampak bencana yang terjadi.

“Kami mengharapakan masyarakat turut serta mencegah dan mengurangi potensi bencana, khususnya terkait karhutla, agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, sehingga potensi Karhutla dapat kita cegah,” tutupnya.(bah/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru