33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Menjadi Umat Terbaik Sepanjang Masa

Dalam sejarah tercatat, tidak sedikit manusia
yang menempuh jalan hidup kurang baik, akhir hayatnya penuh dengan derita.

 

—

 

SEJARAH masa lampau melukiskan matinya Firaun
tenggelam di Laut Merah karena hidupnya penuh dengan arogansi, semena-mena,
bahkan setiap lahir anak laki-laki diperintahkan untuk dibunuhnya. Qarun yang
mempunyai harta kekayaan yang sangat banyak, yang kuncinya saja tidak dapat
dipikul oleh orang banyak, matinya ditelan bumi sekaligus dengan hartanya,
karena sombong dan sangat kikir.

Hamman seorang politikus andal, matinya
menderita luar biasa karena otaknya digerogoti lalat secara perlahan-lahan,
disebabkan ia melakukan tipu muslihat dalam permainan percaturan politik. Dan
masih banyak contoh lainnya, dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Nah, bagaimana agar kita mampu menjadi umat
terbaik dalam menempuh kehidupan di dunia yang fana ini? Pertama, pastikan
mempunyai pengetahuan agama Islam yang memadai dan berusaha mempraktikkannya
dalam kehidupan. Kedua, berusaha membersihkan diri dan menjaga diri dari
perbuatan yang tidak baik. Ketiga, memberikan sandang, pangan, dan papan dengan
cara yang halalan thayyiban. Keempat, membangun relasi yang baik dengan Sang
Pencipta Allah SWT. Kelima, membangun relasi yang baik dengan sesama manusia.
Keenam, tidak membuat kerusakan di muka bumi.

Belajar dari sejarah Nabi Adam AS ketika akan
dijadikan khalifah atau pemimpin di muka bumi, terlebih dahulu Allah SWT
mengajarinya, membekalinya dengan ilmu pengetahuan yang dilandasi dengan
keimanan yang kuat dan akhlak yang terpuji. Dalam hal ini tergambar betapa
pentingnya kedudukan ilmu pengetahuan, yang secara khusus adalah pengetahuan
ilmu agama Islam, yang mengatur semua tatanan kehidupan, maka wajib
mempelajarinya. Siapa pun kita, apa pun jabatan kita, agar kita menjadi umat
terbaik.

Pentingnya Ilmu Pengetahuan

Pelajaran dasar yang sangat penting dan
terlupakan oleh kebanyakan umat manusia, khusus umat Islam, adalah berwudu
ketika akan melaksanakan salat. Apa pelajaran penting dalam berwudu? Yaitu,
membersihkan segala macam kotoran dari sisi anggota wudu. Yang dibasuh pertama
adalah kedua jari-jari tangan untuk memulai berwudu –kemudian niat melaksanakan
wudu serta membasuh seluruh wajah.

 

Wajah adalah gambaran atau cerminan setiap
manusia, di mana dalam wajah tersebut ada mata, hidung, dan lisan. Orang yang
berwudu harus mampu menjaga matanya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang
Allah SWT; menjaga hidungnya dari penciuman yang dilarang Allah SWT –mencium
dalam arti luas adalah mampu menjaga dari informasi-informasi negatif dan
transaksi yang negatif; dan menjaga lisannya dari segala macam perbuatan buruk
–menyakiti hati orang lain, mengadu domba, memfitnah, dan lainnya.

Baca Juga :  Dampak Vaksinasi Covid-19 Ketiga di Amerika Serikat

Yang dibasuh kedua adalah tangan sampai kedua
sikutnya, memberikan gambaran bagaimana agar setiap manusia mampu menjaga
tangannya untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan haram yang dilarang agama
Islam. Tanda tangan palsu, transaksi barang-barang haram, menyentuh dengan
nafsu lawan jenis tanpa melalui pernikahan yang sah, menyuruh berbuat
kemungkaran dan mencegah perbuatan baik, dan lain sebagainya. Yang dibasuh
ketiga adalah sebagian rambut kepala, memberikan pelajaran penting, yaitu
bagaimana agar setiap orang yang melakukan wudu mampu berpikir positif, berbaik
sangka, punya ide-ide yang cermerlang, serta berusaha menghindarkan diri dari
pemikiran negatif dan buruk sangka.

Yang dibasuh keempat adalah telinga,
memberikan gambaran agar mampu menggunakan telinganya untuk mendengarkan yang
baik-baik dan berusaha menjauhkan diri dari mendengarkan yang buruk. Terakhir
yang dibasuh adalah dua kaki sampai mata kaki, memberikan gambaran betapa
pentingnya manfaat kaki, sehingga dengan adanya kaki akan mudah untuk melakukan
segala aktivitas. Nah, pelajaran penting dari kaki ini adalah bagaimana agar
setiap manusia mampu menggunakan kakinya untuk melakukan aktivitas atau
perbuatan yang baik. Berangkat ke kantor dengan mengucapkan
bismillahirrahmaanirrahiim, demikian pula perbuatan-perbuatan lainnya, selalu
dimulai dengan menyertakan nama Allah SWT.

 

Menjadi Umat Terbaik

Umat terbaik adalah manusia yang selalu
berusaha memperbaiki dirinya dan menghindarkan dari perbuatan-perbuatan yang
tidak baik, karena menyadari betul bahwa setiap perbuatan yang dilakukannya
akan diminta pertanggungjawaban kelak di hadapan Allah SWT di hari akhirat.
Memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala kesalahan yang dibuatnya,
mendoakan orang-orang terdekatnya, orang tua, saudaranya, sahabat-sahabatnya,
bahkan orang-orang yang telah menyakitinya, menzaliminya, dengan untaian doa
yang indah, ’’Ya Allah ampunilah segala kesalahan dosa kami, berikanlah kepada
kedua orang tua kami curahan rahmat (kasih sayang-Mu ya Allah), magfirah
(ampunan-Mu ya Allah), dan berikanlah kepada mereka yang telah menyakiti kami
dan menzalimi kami, petunjuk (menuju jalan yang Engkau ridai).

Umat terbaik adalah umat yang berusaha
mencari kehidupan untuk menghidupi keluarganya dengan cara yang halalan
thayyiban –halal lagi baik, berusaha menjauhkan diri dari barang-barang yang
diharamkan, seperti dengan menipu orang lain, korupsi, dan lainnya. Karena ia
meyakini bahwa sunatullah itu berlaku di dunia ini, bahwa setiap perbuatan yang
baik akan mendapatkan balasan kebaikan dan perbuatan buruk akan mendapatkan
balasan keburukan pula.

Baca Juga :  Menjaga Pertumbuhan UMKM

Umat terbaik adalah manusia yang mampu
membangun relasi yang baik dengan Sang Maha Pencipta. Hal ini sangat dianjurkan
bahwa setiap muslim mempunyai zawiyah di rumah masing-masing sebagai tempat
khusus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ukuran zawiyah adalah ukuran satu
sajadah, zawiyah tersebut digunakan untuk tempat ibadah kepada Allah SWT,
sehingga ibadahnya akan lebih fokus.

Umat terbaik adalah manusia yang mampu
membangun relasi yang baik dengan sesama manusia. Menebarkan nilai-nilai
kebajikan, kasih sayang, tolong-menolong, dan bermusyawarah dalam memecahkan
berbagai problem kehidupan. Mulai lingkungan keluarga sebagai induk negara
kecil, saudara-saudara dekat, tetangga dekat dan tetangga jauh, kemudian meluas
ke lingkungan berbangsa dan bernegara. Begitu indahnya ajaran Islam memberikan
solusi dalam mengatur tata cara kehidupan, di mana setelah beribadah kepada
Allah SWT, seluruh umat manusia diperintahkan untuk berbuat kepada kedua orang
tuanya, kerabat dekat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, serta berkatalah
kepada sesama manusia dengan perkataan yang baik.

Umat terbaik adalah manusia yang mampu
menjaga lingkungannya di mana pun dia berada, lingkungannya dipelihara dan
dijaga dari kerusakan, termasuk lebih luasnya adalah bagaimana agar mampu
menata kota atau lingkungan dengan baik. Mengadakan penanaman seribu pohon,
membuat aliran-aliran sungai buatan untuk menghindarkan dari bencana banjir,
yang menjadi problem besar saat ini.

Umat terbaik terangkum dalam firman Allah SWT
yang mengandung makna luas sehingga akan terwujud suatu masyarakat dan bangsa
yang mampu menciptakan kehidupan yang lebih baik, aman, damai, tenteram, dan
penuh dengan kesejahteraan. ”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah…” (QS Ali Imran: 110). (*)

 

OTONG SURASMAN. Dosen tetap Pascasarjana
Institut PTIQ Jakarta, aktif menulis buku dan jurnal.

Dalam sejarah tercatat, tidak sedikit manusia
yang menempuh jalan hidup kurang baik, akhir hayatnya penuh dengan derita.

 

—

 

SEJARAH masa lampau melukiskan matinya Firaun
tenggelam di Laut Merah karena hidupnya penuh dengan arogansi, semena-mena,
bahkan setiap lahir anak laki-laki diperintahkan untuk dibunuhnya. Qarun yang
mempunyai harta kekayaan yang sangat banyak, yang kuncinya saja tidak dapat
dipikul oleh orang banyak, matinya ditelan bumi sekaligus dengan hartanya,
karena sombong dan sangat kikir.

Hamman seorang politikus andal, matinya
menderita luar biasa karena otaknya digerogoti lalat secara perlahan-lahan,
disebabkan ia melakukan tipu muslihat dalam permainan percaturan politik. Dan
masih banyak contoh lainnya, dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Nah, bagaimana agar kita mampu menjadi umat
terbaik dalam menempuh kehidupan di dunia yang fana ini? Pertama, pastikan
mempunyai pengetahuan agama Islam yang memadai dan berusaha mempraktikkannya
dalam kehidupan. Kedua, berusaha membersihkan diri dan menjaga diri dari
perbuatan yang tidak baik. Ketiga, memberikan sandang, pangan, dan papan dengan
cara yang halalan thayyiban. Keempat, membangun relasi yang baik dengan Sang
Pencipta Allah SWT. Kelima, membangun relasi yang baik dengan sesama manusia.
Keenam, tidak membuat kerusakan di muka bumi.

Belajar dari sejarah Nabi Adam AS ketika akan
dijadikan khalifah atau pemimpin di muka bumi, terlebih dahulu Allah SWT
mengajarinya, membekalinya dengan ilmu pengetahuan yang dilandasi dengan
keimanan yang kuat dan akhlak yang terpuji. Dalam hal ini tergambar betapa
pentingnya kedudukan ilmu pengetahuan, yang secara khusus adalah pengetahuan
ilmu agama Islam, yang mengatur semua tatanan kehidupan, maka wajib
mempelajarinya. Siapa pun kita, apa pun jabatan kita, agar kita menjadi umat
terbaik.

Pentingnya Ilmu Pengetahuan

Pelajaran dasar yang sangat penting dan
terlupakan oleh kebanyakan umat manusia, khusus umat Islam, adalah berwudu
ketika akan melaksanakan salat. Apa pelajaran penting dalam berwudu? Yaitu,
membersihkan segala macam kotoran dari sisi anggota wudu. Yang dibasuh pertama
adalah kedua jari-jari tangan untuk memulai berwudu –kemudian niat melaksanakan
wudu serta membasuh seluruh wajah.

 

Wajah adalah gambaran atau cerminan setiap
manusia, di mana dalam wajah tersebut ada mata, hidung, dan lisan. Orang yang
berwudu harus mampu menjaga matanya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang
Allah SWT; menjaga hidungnya dari penciuman yang dilarang Allah SWT –mencium
dalam arti luas adalah mampu menjaga dari informasi-informasi negatif dan
transaksi yang negatif; dan menjaga lisannya dari segala macam perbuatan buruk
–menyakiti hati orang lain, mengadu domba, memfitnah, dan lainnya.

Baca Juga :  Dampak Vaksinasi Covid-19 Ketiga di Amerika Serikat

Yang dibasuh kedua adalah tangan sampai kedua
sikutnya, memberikan gambaran bagaimana agar setiap manusia mampu menjaga
tangannya untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan haram yang dilarang agama
Islam. Tanda tangan palsu, transaksi barang-barang haram, menyentuh dengan
nafsu lawan jenis tanpa melalui pernikahan yang sah, menyuruh berbuat
kemungkaran dan mencegah perbuatan baik, dan lain sebagainya. Yang dibasuh
ketiga adalah sebagian rambut kepala, memberikan pelajaran penting, yaitu
bagaimana agar setiap orang yang melakukan wudu mampu berpikir positif, berbaik
sangka, punya ide-ide yang cermerlang, serta berusaha menghindarkan diri dari
pemikiran negatif dan buruk sangka.

Yang dibasuh keempat adalah telinga,
memberikan gambaran agar mampu menggunakan telinganya untuk mendengarkan yang
baik-baik dan berusaha menjauhkan diri dari mendengarkan yang buruk. Terakhir
yang dibasuh adalah dua kaki sampai mata kaki, memberikan gambaran betapa
pentingnya manfaat kaki, sehingga dengan adanya kaki akan mudah untuk melakukan
segala aktivitas. Nah, pelajaran penting dari kaki ini adalah bagaimana agar
setiap manusia mampu menggunakan kakinya untuk melakukan aktivitas atau
perbuatan yang baik. Berangkat ke kantor dengan mengucapkan
bismillahirrahmaanirrahiim, demikian pula perbuatan-perbuatan lainnya, selalu
dimulai dengan menyertakan nama Allah SWT.

 

Menjadi Umat Terbaik

Umat terbaik adalah manusia yang selalu
berusaha memperbaiki dirinya dan menghindarkan dari perbuatan-perbuatan yang
tidak baik, karena menyadari betul bahwa setiap perbuatan yang dilakukannya
akan diminta pertanggungjawaban kelak di hadapan Allah SWT di hari akhirat.
Memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala kesalahan yang dibuatnya,
mendoakan orang-orang terdekatnya, orang tua, saudaranya, sahabat-sahabatnya,
bahkan orang-orang yang telah menyakitinya, menzaliminya, dengan untaian doa
yang indah, ’’Ya Allah ampunilah segala kesalahan dosa kami, berikanlah kepada
kedua orang tua kami curahan rahmat (kasih sayang-Mu ya Allah), magfirah
(ampunan-Mu ya Allah), dan berikanlah kepada mereka yang telah menyakiti kami
dan menzalimi kami, petunjuk (menuju jalan yang Engkau ridai).

Umat terbaik adalah umat yang berusaha
mencari kehidupan untuk menghidupi keluarganya dengan cara yang halalan
thayyiban –halal lagi baik, berusaha menjauhkan diri dari barang-barang yang
diharamkan, seperti dengan menipu orang lain, korupsi, dan lainnya. Karena ia
meyakini bahwa sunatullah itu berlaku di dunia ini, bahwa setiap perbuatan yang
baik akan mendapatkan balasan kebaikan dan perbuatan buruk akan mendapatkan
balasan keburukan pula.

Baca Juga :  Menjaga Pertumbuhan UMKM

Umat terbaik adalah manusia yang mampu
membangun relasi yang baik dengan Sang Maha Pencipta. Hal ini sangat dianjurkan
bahwa setiap muslim mempunyai zawiyah di rumah masing-masing sebagai tempat
khusus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ukuran zawiyah adalah ukuran satu
sajadah, zawiyah tersebut digunakan untuk tempat ibadah kepada Allah SWT,
sehingga ibadahnya akan lebih fokus.

Umat terbaik adalah manusia yang mampu
membangun relasi yang baik dengan sesama manusia. Menebarkan nilai-nilai
kebajikan, kasih sayang, tolong-menolong, dan bermusyawarah dalam memecahkan
berbagai problem kehidupan. Mulai lingkungan keluarga sebagai induk negara
kecil, saudara-saudara dekat, tetangga dekat dan tetangga jauh, kemudian meluas
ke lingkungan berbangsa dan bernegara. Begitu indahnya ajaran Islam memberikan
solusi dalam mengatur tata cara kehidupan, di mana setelah beribadah kepada
Allah SWT, seluruh umat manusia diperintahkan untuk berbuat kepada kedua orang
tuanya, kerabat dekat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, serta berkatalah
kepada sesama manusia dengan perkataan yang baik.

Umat terbaik adalah manusia yang mampu
menjaga lingkungannya di mana pun dia berada, lingkungannya dipelihara dan
dijaga dari kerusakan, termasuk lebih luasnya adalah bagaimana agar mampu
menata kota atau lingkungan dengan baik. Mengadakan penanaman seribu pohon,
membuat aliran-aliran sungai buatan untuk menghindarkan dari bencana banjir,
yang menjadi problem besar saat ini.

Umat terbaik terangkum dalam firman Allah SWT
yang mengandung makna luas sehingga akan terwujud suatu masyarakat dan bangsa
yang mampu menciptakan kehidupan yang lebih baik, aman, damai, tenteram, dan
penuh dengan kesejahteraan. ”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah…” (QS Ali Imran: 110). (*)

 

OTONG SURASMAN. Dosen tetap Pascasarjana
Institut PTIQ Jakarta, aktif menulis buku dan jurnal.

Terpopuler

Artikel Terbaru