32.8 C
Jakarta
Wednesday, December 11, 2024

Stres Jadi Pemicu Masalah Jerawat yang Berkelanjutan

Umumnya, jerawat yang muncul akibat stres adalah hasil dari peningkatan atau memburuknya jerawat yang sudah ada sebelumnya sebagai reaksi terhadap faktor psikologis stres.

Dr. Allison K. Truong, seorang dokter kulit di Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles dan anggota American Academy of Dermatology (AAD), menyatakan bahwa seseorang yang biasanya hanya memiliki satu atau dua jerawat mungkin mengalami peningkatan jerawat akibat stres.

Bahkan mereka yang berhasil mengendalikan jerawat hormonal dengan alat kontrasepsi hormonal pun dapat mengalami lonjakan jerawat karena stres.

Penyebab

Jerawat akibat stres memiliki akar penyebab utama, yaitu stres itu sendiri. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Clinical, Cosmetic, and Investigational Dermatology, terdapat korelasi antara tingkat stres dan keparahan jerawat.

Dilansir dari Health, Senin (8/1), para peneliti menjelaskan teori bahwa peningkatan hormon tertentu, seperti kortisol dan androgen merupakan penyebab utamanya.

Baca Juga :  Untuk Melindungi Kesehatan Mata, Berikut 7 Makanan yang Direkomendasikan

Hormon-hormon ini merangsang kelenjar minyak dan folikel rambut di kulit yang pada akhirnya dapat memicu timbulnya atau memburuknya jerawat.

Dengan kata lain, stres dapat menjadi pemicu masalah jerawat yang berkelanjutan.

Menurut Dr. Truong, jerawat akibat stres cenderung lebih sering muncul pada seseorang yang sebelumnya telah mengalami jerawat pada masa remaja atau memiliki riwayat jerawat hormonal.

Dr. Truong juga menjelaskan bahwa orang-orang ini mungkin sudah berhasil mengontrol dan merawat jerawat mereka dengan pengobatan atau terapi tertentu.

Namun, tiba-tiba jerawat mereka kambuh atau menjadi lebih parah tanpa alasan yang jelas, dan ini dapat menjadi pemicu stres yang tidak masuk akal bagi mereka.

 

Cara mengatasi

Baca Juga :  7 Bahan Alami untuk Menghilangkan Dahak dan Melegakan Tenggorokan

Sebuah ulasan yang diterbitkan di Acta Dermatovenereologica Croatia, yang mengevaluasi beberapa studi tentang jerawat, menemukan bahwa stres emosional dapat memperburuk kondisi jerawat pada 50% hingga 80% pada individu.

Langkah awal dalam mengatasi jerawat adalah mencoba mengurangi tingkat stres. Dr. Truong merekomendasikan teknik-teknik pengurangan stres, seperti meditasi, jurnal tulisan, atau yoga.

Dengan mengurangi stres, jerawat diharapkan akan sembuh secara alami.

“Proses ini mungkin memakan waktu beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan. Saya biasanya memberi tahu orang-orang bahwa, berapapun lama proses itu, jerawat pada akhirnya akan hilang dengan sendirinya,” ungkapnya.

Tidak peduli produk apa yang digunakan untuk mengatasi jerawat, menurut Dr. Truong, “hal yang utama adalah mengatasi akar penyebabnya. Dan itu berarti mengatasi stres, jika ada cara untuk melakukannya.”(jpc)

Umumnya, jerawat yang muncul akibat stres adalah hasil dari peningkatan atau memburuknya jerawat yang sudah ada sebelumnya sebagai reaksi terhadap faktor psikologis stres.

Dr. Allison K. Truong, seorang dokter kulit di Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles dan anggota American Academy of Dermatology (AAD), menyatakan bahwa seseorang yang biasanya hanya memiliki satu atau dua jerawat mungkin mengalami peningkatan jerawat akibat stres.

Bahkan mereka yang berhasil mengendalikan jerawat hormonal dengan alat kontrasepsi hormonal pun dapat mengalami lonjakan jerawat karena stres.

Penyebab

Jerawat akibat stres memiliki akar penyebab utama, yaitu stres itu sendiri. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Clinical, Cosmetic, and Investigational Dermatology, terdapat korelasi antara tingkat stres dan keparahan jerawat.

Dilansir dari Health, Senin (8/1), para peneliti menjelaskan teori bahwa peningkatan hormon tertentu, seperti kortisol dan androgen merupakan penyebab utamanya.

Baca Juga :  Untuk Melindungi Kesehatan Mata, Berikut 7 Makanan yang Direkomendasikan

Hormon-hormon ini merangsang kelenjar minyak dan folikel rambut di kulit yang pada akhirnya dapat memicu timbulnya atau memburuknya jerawat.

Dengan kata lain, stres dapat menjadi pemicu masalah jerawat yang berkelanjutan.

Menurut Dr. Truong, jerawat akibat stres cenderung lebih sering muncul pada seseorang yang sebelumnya telah mengalami jerawat pada masa remaja atau memiliki riwayat jerawat hormonal.

Dr. Truong juga menjelaskan bahwa orang-orang ini mungkin sudah berhasil mengontrol dan merawat jerawat mereka dengan pengobatan atau terapi tertentu.

Namun, tiba-tiba jerawat mereka kambuh atau menjadi lebih parah tanpa alasan yang jelas, dan ini dapat menjadi pemicu stres yang tidak masuk akal bagi mereka.

 

Cara mengatasi

Baca Juga :  7 Bahan Alami untuk Menghilangkan Dahak dan Melegakan Tenggorokan

Sebuah ulasan yang diterbitkan di Acta Dermatovenereologica Croatia, yang mengevaluasi beberapa studi tentang jerawat, menemukan bahwa stres emosional dapat memperburuk kondisi jerawat pada 50% hingga 80% pada individu.

Langkah awal dalam mengatasi jerawat adalah mencoba mengurangi tingkat stres. Dr. Truong merekomendasikan teknik-teknik pengurangan stres, seperti meditasi, jurnal tulisan, atau yoga.

Dengan mengurangi stres, jerawat diharapkan akan sembuh secara alami.

“Proses ini mungkin memakan waktu beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan. Saya biasanya memberi tahu orang-orang bahwa, berapapun lama proses itu, jerawat pada akhirnya akan hilang dengan sendirinya,” ungkapnya.

Tidak peduli produk apa yang digunakan untuk mengatasi jerawat, menurut Dr. Truong, “hal yang utama adalah mengatasi akar penyebabnya. Dan itu berarti mengatasi stres, jika ada cara untuk melakukannya.”(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru