WILAYAH endemis virus corona jenis baru yang menyebabkan radang
paru-paru (pneumonia) berat hingga mengancam nyawa penderitanya di Provinsi
Hubei, China, diperluas, sedangkan pembangunan rumah sakit lapangan dipercepat.
Kementerian Perhubungan China di
Beijing, Jumat (24/1), menyebutkan empat kota di Provinsi Hubei selain Wuhan,
yakni Huanggang, Ezhou, Zhijiang, dan Qianjiang ditutup total.
Semua akses transportasi menuju
lima kota di wilayah tengah China itu untuk sementara tidak bisa digunakan,
demikan Kemenhub dikutip media resmi setempat, Sabtu.
Sampai saat ini 830 orang di 29
provinsi dan daerah di China dinyatakan terpapar virus yang dinamai 2019-nCoV
oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan 1.072 orang berstatus terduga.
Di antara jumlah itu, terdapat 34
orang diizinkan meninggalkan rumah sakit. Sebanyak 25 pengidap virus tersebut
meninggal dunia, 24 di antaranya berasal dari Provinsi Hubei dan seorang lagi
dari Provinsi Hebei.
Dalam menangani wabah mematikan
itu, Pemerintah Kota Wuhan mengadopsi pola penanganan wabah SARS yang
diterapkan oleh Pemkot Beijing pada tahun 2003.
Wuhan mulai membangun rumah sakit
lapangan di atas lahan seluas 25.000 meter persegi, Jumat (24/1), dan
diperkirakan sudah bisa difungsikan pada 3 Februari mendatang.
Di atas rumah sakit lapangan itu
akan terpasang 1.000 unit ranjang untuk menampung pasien yang mengalami
pneumonia berat.
Persis yang dilakukan Beijing
pada 17 tahun yang lalu dengan membangun Rumah Sakit Xiaotangshan dalam waktu
hanya tujuh hari ketika wabah SARS menyerang wilayah Ibu Kota China itu secara
sporadis. (indopos/kpc)