25.3 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Kiat untuk Orang Tua Dampingi Buah Hati saat Bermain Gadget

Tak
bisa dimungkiri, kehidupan anak zaman sekarang begitu akrab dengan teknologi
digital. Meski begitu, peran orang tua sebagai pengawas juga penting untuk
mengarahkan dan membatasi anak-anak dalam penggunaan gadget.

Dalam
laman Medical News Today disebutkan peneliti dari University of California,
Davis, merekomendasikan agar orang tua menunda mengenalkan anak prasekolah
mereka ke layar ponsel, seperti smartphone dan tablet. Sebagai orang dewasa,
kita terus-menerus beralih antara bekerja di komputer, memeriksa ponsel,
menonton TV di malam hari terkadang bahkan bermain dengan anak menggunakan
tablet.

Anak-anak
mulai memahami perilaku ini, dengan waktu penggunaan gadget di antara anak-anak
meningkat. Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)
menunjukkan bahwa anak-anak berusia 8-10 tahun rata-rata menghabiskan 6 jam per
hari di depan layar. Pada usia 11-14, ini meningkat menjadi hampir 9 jam
sehari. Sebuah studi baru dari University of California, Davis (UC Davis)
menunjukkan bahwa layar mungkin memiliki efek kritis pada perkembangan anak
ketika mereka mulai menggunakannya pada usia dini. Para peneliti telah
mempublikasikan temuan mereka di JAMA Pediatrics.

Baca Juga :  Pernikahan Tak Bahagia, Ini 4 Solusi Bagi Pasutri Tanpa Harus Bercerai

Analis
sosial-cum-demograf asal Australia, Mark McCrindle dalam sebuah penelitiannya
menemukan fakta bahwa anak-anak yang lahir di atas tahun 2010, atau yang
dinamainya dengan Generasi Alpha, merupakan generasi yang paling melek dan
tidak bisa dipisahkan dengan teknologi. Lebih jauh McCrindle mengatakan, berkat
penguasaannya akan teknologi itu jugalah, Generasi Alpha nantinya diperkirakan
akan menjadi generasi yang paling maju, sejahtera, dan terdidik. Mengetahui
hasil penelitian itu, bisa dipastikan tak sedikit orang tua yang mengalami
dilema.

Pasalnya,
untuk memiliki daya saing di masa depan, maka pengenalan digital teknologi pada
Generasi Alpha mau tidak mau harus dilakukan sejak dini. Namun, di sisi lain
orang tua juga menyadari, ada banyak dampak negatif yang mungkin bisa
didapatkan anak bila dikenalkan dengan teknologi digital, apalagi jika tanpa
pengawasan. Di antaranya bisa membuat anak kecanduan gadget hingga
menjadikannya tumbuh menjadi pribadi yang antisosial.

Baca Juga :  Opening Jakarta Fashion Week 2021 Beri Penghormatan Untuk Barli Asmara

“Kami
sungguh memahami dan peduli akan kekhawatiran serta dilema yang dihadapi orang
tua sehubungan dengan pengenalan teknologi, khususnya penggunaan gadget pada
anak. Maka kini teknologi semakin canggih, orang tua bisa memfasilitasi anak
menghadapi dunia digital sembari terus mendampingi dan mengawasi tanpa membuat
anak tertekan,” kata Project Manager Geniora Phone Peybel SN, kepada wartawan
baru-baru ini secara daring.

Dengan
kata lain, kini tak perlu ada lagi ‘drama’ penyitaan smartphone jika anak susah
membagi waktu saat bermain

gadget.
Sebab, orang tua bisa mengatur sepenuhnya lewat smartphone jenis apapun yang
dimilikinya.

“Sehingga
orang tua dapat mengawasi, membatasi, dan menginterupsi penggunaan gadget pada
anak,” tambah Peybel.

Atau
bisa mengawasi saat anak terlalu lama bermain smartphone, hingga lupa waktu
belajar, berdoa, tidur, dan lainnya. Dengan teknologi pula, orang tua dapat
mengingatkan anak akan kewajibannya.

“Apalagi
saat ini masa pandemi, orang tua ikut membimbing anak belajar dari rumah,” kata
Peybel. (*)

Tak
bisa dimungkiri, kehidupan anak zaman sekarang begitu akrab dengan teknologi
digital. Meski begitu, peran orang tua sebagai pengawas juga penting untuk
mengarahkan dan membatasi anak-anak dalam penggunaan gadget.

Dalam
laman Medical News Today disebutkan peneliti dari University of California,
Davis, merekomendasikan agar orang tua menunda mengenalkan anak prasekolah
mereka ke layar ponsel, seperti smartphone dan tablet. Sebagai orang dewasa,
kita terus-menerus beralih antara bekerja di komputer, memeriksa ponsel,
menonton TV di malam hari terkadang bahkan bermain dengan anak menggunakan
tablet.

Anak-anak
mulai memahami perilaku ini, dengan waktu penggunaan gadget di antara anak-anak
meningkat. Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)
menunjukkan bahwa anak-anak berusia 8-10 tahun rata-rata menghabiskan 6 jam per
hari di depan layar. Pada usia 11-14, ini meningkat menjadi hampir 9 jam
sehari. Sebuah studi baru dari University of California, Davis (UC Davis)
menunjukkan bahwa layar mungkin memiliki efek kritis pada perkembangan anak
ketika mereka mulai menggunakannya pada usia dini. Para peneliti telah
mempublikasikan temuan mereka di JAMA Pediatrics.

Baca Juga :  Pernikahan Tak Bahagia, Ini 4 Solusi Bagi Pasutri Tanpa Harus Bercerai

Analis
sosial-cum-demograf asal Australia, Mark McCrindle dalam sebuah penelitiannya
menemukan fakta bahwa anak-anak yang lahir di atas tahun 2010, atau yang
dinamainya dengan Generasi Alpha, merupakan generasi yang paling melek dan
tidak bisa dipisahkan dengan teknologi. Lebih jauh McCrindle mengatakan, berkat
penguasaannya akan teknologi itu jugalah, Generasi Alpha nantinya diperkirakan
akan menjadi generasi yang paling maju, sejahtera, dan terdidik. Mengetahui
hasil penelitian itu, bisa dipastikan tak sedikit orang tua yang mengalami
dilema.

Pasalnya,
untuk memiliki daya saing di masa depan, maka pengenalan digital teknologi pada
Generasi Alpha mau tidak mau harus dilakukan sejak dini. Namun, di sisi lain
orang tua juga menyadari, ada banyak dampak negatif yang mungkin bisa
didapatkan anak bila dikenalkan dengan teknologi digital, apalagi jika tanpa
pengawasan. Di antaranya bisa membuat anak kecanduan gadget hingga
menjadikannya tumbuh menjadi pribadi yang antisosial.

Baca Juga :  Opening Jakarta Fashion Week 2021 Beri Penghormatan Untuk Barli Asmara

“Kami
sungguh memahami dan peduli akan kekhawatiran serta dilema yang dihadapi orang
tua sehubungan dengan pengenalan teknologi, khususnya penggunaan gadget pada
anak. Maka kini teknologi semakin canggih, orang tua bisa memfasilitasi anak
menghadapi dunia digital sembari terus mendampingi dan mengawasi tanpa membuat
anak tertekan,” kata Project Manager Geniora Phone Peybel SN, kepada wartawan
baru-baru ini secara daring.

Dengan
kata lain, kini tak perlu ada lagi ‘drama’ penyitaan smartphone jika anak susah
membagi waktu saat bermain

gadget.
Sebab, orang tua bisa mengatur sepenuhnya lewat smartphone jenis apapun yang
dimilikinya.

“Sehingga
orang tua dapat mengawasi, membatasi, dan menginterupsi penggunaan gadget pada
anak,” tambah Peybel.

Atau
bisa mengawasi saat anak terlalu lama bermain smartphone, hingga lupa waktu
belajar, berdoa, tidur, dan lainnya. Dengan teknologi pula, orang tua dapat
mengingatkan anak akan kewajibannya.

“Apalagi
saat ini masa pandemi, orang tua ikut membimbing anak belajar dari rumah,” kata
Peybel. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru