25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Aku Merindukan Bunyi Klakson Kapal Itu

Aku merindukan bunyi klakson kapal itu hari ini,

bunyi yang biasanya menyusup ke kamar kita.

Kitakah yang terlambat mendengar?

Atau cuaca sedang buruk hingga satu-satunya cara

untuk tiba adalah berdoa dengan hati yang memar.

Kita mungkin pernah membayangkan

bagaimana rasanya berdiri sendirian di bibir dermaga

ketika pancaroba.

Aku mungkin pernah menunggu seseorang

yang kukira sedang kuinginkan sepenuhnya,

Namun, kabar badai telah menghapus jadwal perjalanan

dan aku pulang menghapus semua ingatan:

cinta muda yang rentan.

Kini aku bersamamu, tinggal di sebuah kota

yang terlihat begitu gampang bagi kebanyakan orang,

tetapi kerap membagikan kerumitan bagi kita.

Dan kita menerimanya dengan sesekali perih

Baca Juga :  Tutup Cangkir

yang mencoba kita samarkan

dengan ketabahan berkarat

yang tak pernah kita ralat.

Dan kita saling mencintai dengan selingan ancaman

asam lambung yang tak bisa disembunyikan

–yang kerap tak kuasa kita lawan dengan pekerjaan.

Aku merindukan bunyi klakson kapal itu lagi hari ini,

Namun, hingga dini hari tadi,

aku hanya mendengar bunyi yang lain.

Gemuruh dari dalam perutmukah itu?

Atau cuaca yang rentan,

telah menghapus semua jadwal perjalanan.

(Ampenan, 14 Februari 2020)

TJAK S. PARLAN. Lahir di
Banyuwangi, 10 November 1975. Sebuah Rumah di Bawah Menara (Rua Aksara, 2020)
adalah buku kumpulan cerpen terbarunya. Bermukim di Ampenan, Kota Mataram, Nusa
Tenggara Barat.

Baca Juga :  Tanah Para Bandit: Kebenaran dan Kerancuan

Aku merindukan bunyi klakson kapal itu hari ini,

bunyi yang biasanya menyusup ke kamar kita.

Kitakah yang terlambat mendengar?

Atau cuaca sedang buruk hingga satu-satunya cara

untuk tiba adalah berdoa dengan hati yang memar.

Kita mungkin pernah membayangkan

bagaimana rasanya berdiri sendirian di bibir dermaga

ketika pancaroba.

Aku mungkin pernah menunggu seseorang

yang kukira sedang kuinginkan sepenuhnya,

Namun, kabar badai telah menghapus jadwal perjalanan

dan aku pulang menghapus semua ingatan:

cinta muda yang rentan.

Kini aku bersamamu, tinggal di sebuah kota

yang terlihat begitu gampang bagi kebanyakan orang,

tetapi kerap membagikan kerumitan bagi kita.

Dan kita menerimanya dengan sesekali perih

Baca Juga :  Tutup Cangkir

yang mencoba kita samarkan

dengan ketabahan berkarat

yang tak pernah kita ralat.

Dan kita saling mencintai dengan selingan ancaman

asam lambung yang tak bisa disembunyikan

–yang kerap tak kuasa kita lawan dengan pekerjaan.

Aku merindukan bunyi klakson kapal itu lagi hari ini,

Namun, hingga dini hari tadi,

aku hanya mendengar bunyi yang lain.

Gemuruh dari dalam perutmukah itu?

Atau cuaca yang rentan,

telah menghapus semua jadwal perjalanan.

(Ampenan, 14 Februari 2020)

TJAK S. PARLAN. Lahir di
Banyuwangi, 10 November 1975. Sebuah Rumah di Bawah Menara (Rua Aksara, 2020)
adalah buku kumpulan cerpen terbarunya. Bermukim di Ampenan, Kota Mataram, Nusa
Tenggara Barat.

Baca Juga :  Tanah Para Bandit: Kebenaran dan Kerancuan

Terpopuler

Artikel Terbaru