26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Waspada Virus Nipah, Bisa Menjadi Ancaman Pandemi Jilid II di Indonesi

PROKALTENG.CO – Virus Nipah adalah virus yang ditemukan di Malaysia
pada 1999. Bahkan, virus tersebut mengakibatkan wabah di kalangan peternak babi
pada saat itu. Penularan virus tersebut disebabkan kontak langsung manusia
dengan babi sakit atau jaringan yang terkontaminasi.

“Virus ini berpotensi menjadi
pandemi kedua. Sebab, sifat virus dan cara penularannya mirip dengan
SARS-CoV-2,” kata dosen Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga Dr dr Agung Dwi Wahyu MSi MKed Klin SpMK.

Agung mengatakan, gejala yang
ditimbulkan menyerupai influenza. Di antaranya, badan meriang, demam, hingga
otot-otot terasa nyeri.

“World Health Organization (WHO)
dalam situsnya menyebutkan bahwa tingkat kematian pada virus tersebut
diperkirakan mencapai 75 persen,” ujarnya.

Baca Juga :  Selain Virus Korona, CDC Juga Ingatkan Bahaya Norovirus

Dia menjelaskan, ada beberapa hal
yang mengakibatkan tingkat kematian mencapai 75 persen. Yakni, penanganan yang
kurang komprehensif. Selain itu, gejala yang tidak umum dan kejadiannya sangat
cepat. Juga, belum ditemukan vaksin atau obat untuk virus tersebut.

“Tidak ada pengobatan yang
spesifik untuk virus tersebut. Pengobatannya hanya penatalaksanaan suportif
agar penderita bisa bertahan hidup,’’ jelasnya.

Menurut dia, virus itu berpotensi
menjadi pandemi karena sudah ada penularan dari manusia ke manusia. WHO
mencatat pada 2001, wabah virus Nipah muncul di Siliguri, India. Penularan
virus itu terjadi pada layanan kesehatan. Masa inkubasinya mirip dengan SARS-CoV-2,
yakni 5–14 hari. “Sebanyak 75 persen kasus di antaranya terjadi pada staf rumah
sakit serta pengunjung,” katanya.

Baca Juga :  Silent Hypoxia, Gejala Baru Covid-19 Serang Pasien Diam-diam

PROKALTENG.CO – Virus Nipah adalah virus yang ditemukan di Malaysia
pada 1999. Bahkan, virus tersebut mengakibatkan wabah di kalangan peternak babi
pada saat itu. Penularan virus tersebut disebabkan kontak langsung manusia
dengan babi sakit atau jaringan yang terkontaminasi.

“Virus ini berpotensi menjadi
pandemi kedua. Sebab, sifat virus dan cara penularannya mirip dengan
SARS-CoV-2,” kata dosen Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga Dr dr Agung Dwi Wahyu MSi MKed Klin SpMK.

Agung mengatakan, gejala yang
ditimbulkan menyerupai influenza. Di antaranya, badan meriang, demam, hingga
otot-otot terasa nyeri.

“World Health Organization (WHO)
dalam situsnya menyebutkan bahwa tingkat kematian pada virus tersebut
diperkirakan mencapai 75 persen,” ujarnya.

Baca Juga :  Selain Virus Korona, CDC Juga Ingatkan Bahaya Norovirus

Dia menjelaskan, ada beberapa hal
yang mengakibatkan tingkat kematian mencapai 75 persen. Yakni, penanganan yang
kurang komprehensif. Selain itu, gejala yang tidak umum dan kejadiannya sangat
cepat. Juga, belum ditemukan vaksin atau obat untuk virus tersebut.

“Tidak ada pengobatan yang
spesifik untuk virus tersebut. Pengobatannya hanya penatalaksanaan suportif
agar penderita bisa bertahan hidup,’’ jelasnya.

Menurut dia, virus itu berpotensi
menjadi pandemi karena sudah ada penularan dari manusia ke manusia. WHO
mencatat pada 2001, wabah virus Nipah muncul di Siliguri, India. Penularan
virus itu terjadi pada layanan kesehatan. Masa inkubasinya mirip dengan SARS-CoV-2,
yakni 5–14 hari. “Sebanyak 75 persen kasus di antaranya terjadi pada staf rumah
sakit serta pengunjung,” katanya.

Baca Juga :  Silent Hypoxia, Gejala Baru Covid-19 Serang Pasien Diam-diam

Terpopuler

Artikel Terbaru