27.8 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Manfaatkan Alkohol Tak Terpakai, Yakin Aman Digunakan

 

Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19,
orang-orang rela membeli hand sanitizer atau pembersih tangan dengan harga
mahal. Hal berbeda dilakukan para guru SMKN 1 Banjarbaru, mereka justru
terpikir untuk membuat hand sanitizer sendiri.

 

SUTRISNO, Banjarbaru

 

Sama seperti sekolah menengah kejuruan lain,
SMKN 1 Banjarbaru, dua hari lalu menggelar ujian nasional berbasis komputer
(UNBK) hari kedua. Sejumlah siswa tampak berbaris di depan kelas untuk
bergantian membersihkan tangan mereka menggunakan hand sanitizer, sebelum
memasuki ruang ujian.

Ada yang berbeda dari hand sanitizer yang
mereka gunakan. Botolnya terlihat tidak ada merek produknya. “Hand
sanitizer ini buatan kami sendiri, jadi tidak ada mereknya,” kata Kepala
SMKN 1 Banjarbaru, Rosehan Anwar kepada Radar Banjarmasin (Grup Kaltengpos.co)
saat bersama-sama memantau para siswa menggunakan hand sanitizer.

Dia mengungkapkan, pembersihan tangan sebelum
melaksanakan ujian merupakan imbauan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) RI melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel. Sehingga,
menurutnya hal itu wajib dilakukan guna menghindari Covid-19.

“Pada hari pertama UNBK Senin (16/3) kami
menggunakan sabun. Tapi ribet karena harus menyediakan air untuk membilas. Pagi
tadi ternyata ada guru yang berinisiatif membuat hand sanitizer,”
ungkapnya.

Baca Juga :  Jangan Pernah Takut Gagal, Berani Mencoba Hal Baru Serta Jangan Mudah

Guru yang dia maksud ialah Agus Riyadi.
Pengajar jurusan desain grafis di SMKN 1 Banjarbaru ini mendapatkan ide membuat
hand sanitizer dari istrinya yang merupakan dosen jurusan Kimia Industri di
Politeknik Malang.

 

 

 

Rosehan pun meminta seorang guru untuk
memanggil Agus, guna menjelaskan bahan apa yang digunakan untuk membuat hand
sanitizer. “Mulai dari bahan sampai dosisnya dia dapatkan dari
istrinya,” ujar Rosehan.

Beberapa menit kemudian Agus datang. Pria murah
senyum ini tidak keberatan menjelaskan sedikit tentang kandungan hand sanitizer
yang diraciknya. “Bahan yang kami gunakan semua aman. Dosisnya juga pas,
sesuai penjelasan dari istri saya,” katanya.

Agus mengungkapkan, bahan utama yang dia pakai
untuk membuat hand sanitizer adalah alkohol etanol yang berfungsi sebagai
antiseptik. Setelah itu, dicampur dengan pelembab kosmetik dan sedikit cairan
produk antiseptik.

“Kebetulan kami punya stok alkohol etanol
tak terpakai bantuan dari pemerintah untuk laboratorium beberapa tahun yang
lalu, kalau tidak ada itu mungkin kami kesulitan mencari alkohol. Karena,
alkohol sekarang langka,” ungkapnya.

Dijelaskannya, alkohol etanol aman digunakan
lantaran biasanya untuk campuran makanan dan minuman. Beda dengan alkohol
metanol yang sering dipakai sebagai pelarut industri, bukan untuk dikonsumsi.
“Pelembabnya juga aman, jadi kalau pakai hand sanitizer ini kita bisa
memegang makanan,” jelasnya.

Baca Juga :  Masuk Kalteng Harus Kantongi Dokumen Bebas Covid-19

Untuk meraciknya, Agus dibantu oleh Hafilludin,
salah seorang guru jurusan perhotelan di SMKN 1 Banjarbaru yang juga aktif di
PMI Kalsel. “Karena dia tahu bagaimana cara menakar dosis bahan-bahannya,”
ujar Agus.

Hafilludin juga meyakini hand sanitizer yang
mereka buat aman bagi kesehatan. “Dosis kami ukur menggunakan gelas ukur
di laboratorium. Jadi, takarannya aman. Sesuai WHO,” bebernya.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Banjarbaru,
Rosehan Anwar mengaku beruntung sekolahnya bisa membuat hand sanitizer sendiri.
Pasalnya, persediaannya di apotek saat ini sangat langka. “Kalaupun ada
harganya sekarang mahal,” paparnya.

Terkait alkohol etanol yang digunakan,  mereka menerima bantuan dari pemerintah
antara 2014 atau 2015. Namun tak terpakai lantaran di SMKN 1 Banjarbaru tak ada
jurusan kimia. “Pada saat itu semua SMK dapat bantuan peralatan
kimia,” katanya.

Rosehan mengaku akan terus menggunakan hand
sanitizer buatan para guru untuk kebersihan tangan para siswanya. “Sampai
ujian berakhir dan anak kelas lain masuk sekolah, hand sanitizer ini bakal
terus kami gunakan,” pungkasnya. 

 

Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19,
orang-orang rela membeli hand sanitizer atau pembersih tangan dengan harga
mahal. Hal berbeda dilakukan para guru SMKN 1 Banjarbaru, mereka justru
terpikir untuk membuat hand sanitizer sendiri.

 

SUTRISNO, Banjarbaru

 

Sama seperti sekolah menengah kejuruan lain,
SMKN 1 Banjarbaru, dua hari lalu menggelar ujian nasional berbasis komputer
(UNBK) hari kedua. Sejumlah siswa tampak berbaris di depan kelas untuk
bergantian membersihkan tangan mereka menggunakan hand sanitizer, sebelum
memasuki ruang ujian.

Ada yang berbeda dari hand sanitizer yang
mereka gunakan. Botolnya terlihat tidak ada merek produknya. “Hand
sanitizer ini buatan kami sendiri, jadi tidak ada mereknya,” kata Kepala
SMKN 1 Banjarbaru, Rosehan Anwar kepada Radar Banjarmasin (Grup Kaltengpos.co)
saat bersama-sama memantau para siswa menggunakan hand sanitizer.

Dia mengungkapkan, pembersihan tangan sebelum
melaksanakan ujian merupakan imbauan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) RI melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel. Sehingga,
menurutnya hal itu wajib dilakukan guna menghindari Covid-19.

“Pada hari pertama UNBK Senin (16/3) kami
menggunakan sabun. Tapi ribet karena harus menyediakan air untuk membilas. Pagi
tadi ternyata ada guru yang berinisiatif membuat hand sanitizer,”
ungkapnya.

Baca Juga :  Jangan Pernah Takut Gagal, Berani Mencoba Hal Baru Serta Jangan Mudah

Guru yang dia maksud ialah Agus Riyadi.
Pengajar jurusan desain grafis di SMKN 1 Banjarbaru ini mendapatkan ide membuat
hand sanitizer dari istrinya yang merupakan dosen jurusan Kimia Industri di
Politeknik Malang.

 

 

 

Rosehan pun meminta seorang guru untuk
memanggil Agus, guna menjelaskan bahan apa yang digunakan untuk membuat hand
sanitizer. “Mulai dari bahan sampai dosisnya dia dapatkan dari
istrinya,” ujar Rosehan.

Beberapa menit kemudian Agus datang. Pria murah
senyum ini tidak keberatan menjelaskan sedikit tentang kandungan hand sanitizer
yang diraciknya. “Bahan yang kami gunakan semua aman. Dosisnya juga pas,
sesuai penjelasan dari istri saya,” katanya.

Agus mengungkapkan, bahan utama yang dia pakai
untuk membuat hand sanitizer adalah alkohol etanol yang berfungsi sebagai
antiseptik. Setelah itu, dicampur dengan pelembab kosmetik dan sedikit cairan
produk antiseptik.

“Kebetulan kami punya stok alkohol etanol
tak terpakai bantuan dari pemerintah untuk laboratorium beberapa tahun yang
lalu, kalau tidak ada itu mungkin kami kesulitan mencari alkohol. Karena,
alkohol sekarang langka,” ungkapnya.

Dijelaskannya, alkohol etanol aman digunakan
lantaran biasanya untuk campuran makanan dan minuman. Beda dengan alkohol
metanol yang sering dipakai sebagai pelarut industri, bukan untuk dikonsumsi.
“Pelembabnya juga aman, jadi kalau pakai hand sanitizer ini kita bisa
memegang makanan,” jelasnya.

Baca Juga :  Masuk Kalteng Harus Kantongi Dokumen Bebas Covid-19

Untuk meraciknya, Agus dibantu oleh Hafilludin,
salah seorang guru jurusan perhotelan di SMKN 1 Banjarbaru yang juga aktif di
PMI Kalsel. “Karena dia tahu bagaimana cara menakar dosis bahan-bahannya,”
ujar Agus.

Hafilludin juga meyakini hand sanitizer yang
mereka buat aman bagi kesehatan. “Dosis kami ukur menggunakan gelas ukur
di laboratorium. Jadi, takarannya aman. Sesuai WHO,” bebernya.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Banjarbaru,
Rosehan Anwar mengaku beruntung sekolahnya bisa membuat hand sanitizer sendiri.
Pasalnya, persediaannya di apotek saat ini sangat langka. “Kalaupun ada
harganya sekarang mahal,” paparnya.

Terkait alkohol etanol yang digunakan,  mereka menerima bantuan dari pemerintah
antara 2014 atau 2015. Namun tak terpakai lantaran di SMKN 1 Banjarbaru tak ada
jurusan kimia. “Pada saat itu semua SMK dapat bantuan peralatan
kimia,” katanya.

Rosehan mengaku akan terus menggunakan hand
sanitizer buatan para guru untuk kebersihan tangan para siswanya. “Sampai
ujian berakhir dan anak kelas lain masuk sekolah, hand sanitizer ini bakal
terus kami gunakan,” pungkasnya. 

Terpopuler

Artikel Terbaru