35.2 C
Jakarta
Thursday, April 18, 2024

Makhluk Tak Kasatmata di Jalan Gerbong Sering Tiba-tiba Membonceng

Pocong, “anak-anak”, hingga tubuh yang tak utuh. Sosok tak kasatmata itu konon mendiami kawasan Jalan Gerbong. Mereka kerap mengganggu pengendara. Terutama perempuan yang melintas di atas pukul 23.00.

Bambang Hadi Purnomo mendatangi pohon besar di Jalan Gerbong pada Kamis malam (1/7). Sekitar 20 meter dari bawah jembatan Stasiun Gubeng Lama. Aroma dupa yang dibakarnya, ditambah udara dingin malam itu, menghadirkan aura yang bikin bulu kuduk merinding.

Praktisi spiritual tersebut hendak mengajak ”makhluk-makhluk” di sekitar lokasi untuk berkomunikasi. Tak lama kemudian, Bambang duduk di sebuah lapak di seberang jalan. Komunikasi pun dimulai.

Bambang menyampaikan, ada sosok laki-laki. Umurnya 45–50 tahun. Wujudnya sudah tidak utuh. Sebagian wajahnya hancur. Rupanya, sosok itu yang kerap mengganggu pengendara. Terutama perempuan yang melintas di atas pukul 23.00 WIB.

Saat berkomunikasi dengan Bambang, makhluk tersebut bercerita. Ia sengaja menggoda pengendara karena kesepian. Sebetulnya, lokasi meninggalnya sosok tersebut bukan di Jalan Gubeng, melainkan di wilayah Pasuruan.

Baca Juga :  Gemasnya Cinta Remaja di Mariposa, Baper Lagi gara-gara Angga-Zara

Saat itu ada kereta yang melintas. Nahas, ia tertabrak dan meninggal. Tubuhnya hancur. Sebagian ikut terbawa kereta. Bambang mengatakan, sosok itu datang ke sini untuk mencari kepalanya yang hilang. Kejadiannya itu sudah lama. Sekitar awal 1990.

Selain itu, ada beberapa makhluk lain yang ”berkeliaran” di Jalan Gerbong. Ada ular besar dan pocong. Sosok pocong tersebut juga berkomunikasi dengan Bambang. Hanya, sesekali ia menampakkan diri. ”Kalau yang ini relatif ndak nganggu,” ucap Bambang.

Beda dengan sosok yang tidak utuh itu. Ia sering ngikut membonceng di belakang pengendara sehingga secara tak sadar motor tiba-tiba berat. Namun, saat tikungan menuju Jalan Tapak Siring, ia kembali ke tempat semula.

Sepanjang Jalan Gerbong memang dikenal cukup banyak makhluk astral. Bahkan, sebelum menara signal direnovasi, konon makhluk gaib itu sering mengubah signal sehingga memengaruhi jalan kereta.

Selain itu, banyak sosok ”anak-anak” yang seliweran di sepanjang jalan. Nah, hal itu yang kadang membuat pengendara motor terjatuh. Menurut Bambang, ”anak kecil” itu adalah janin yang dibuang.

Baca Juga :  Pulang Mengajar, Buka Bengkel Patah Tulang

Dulu, sekitar 1990, Jalan Gerbong belum dibuka untuk jalan umum. Hanya ditempati gerbong kereta. ”Dulu cuma dipakai untuk jalan motor,” kata Efendi, salah seorang warga sekitar. Nah, sering ditemukan janin yang dibuang di gerbong kereta.

Menurut Efendi, area Jalan Gerbong dulu dikenal sebagai ”Kampung Seng”, kawasan esek-esek kelas pinggiran. Gubuk-gubuk dan lampu gas menjadi pemandangan lumrah di sepanjang rel saat malam. Sekitar 10 tahun lalu, gubuk-gubuk itu ditertibkan. Pria 74 tahun tersebut tak menampik kalau di bawah jembatan sering ada pengendara yang terjatuh. Entah apa penyebabnya.

Menanggapi kejadian tersebut, Bambang menyatakan, hal itu bisa disebabkan gangguan makhluk gaib. Misalnya, sosok ”anak-anak” yang kerap seliweran. Pria yang juga anggota tim rescue tersebut menambahkan, kawasan Stasiun Gubeng menyimpan cukup banyak cerita misteri. Bambang mengungkapkan, misalnya di area Stasiun Gubeng Lama. Di sana konon ada seorang nonik Belanda. Ia tidak bisa berjalan lantaran tertabrak kereta.

Pocong, “anak-anak”, hingga tubuh yang tak utuh. Sosok tak kasatmata itu konon mendiami kawasan Jalan Gerbong. Mereka kerap mengganggu pengendara. Terutama perempuan yang melintas di atas pukul 23.00.

Bambang Hadi Purnomo mendatangi pohon besar di Jalan Gerbong pada Kamis malam (1/7). Sekitar 20 meter dari bawah jembatan Stasiun Gubeng Lama. Aroma dupa yang dibakarnya, ditambah udara dingin malam itu, menghadirkan aura yang bikin bulu kuduk merinding.

Praktisi spiritual tersebut hendak mengajak ”makhluk-makhluk” di sekitar lokasi untuk berkomunikasi. Tak lama kemudian, Bambang duduk di sebuah lapak di seberang jalan. Komunikasi pun dimulai.

Bambang menyampaikan, ada sosok laki-laki. Umurnya 45–50 tahun. Wujudnya sudah tidak utuh. Sebagian wajahnya hancur. Rupanya, sosok itu yang kerap mengganggu pengendara. Terutama perempuan yang melintas di atas pukul 23.00 WIB.

Saat berkomunikasi dengan Bambang, makhluk tersebut bercerita. Ia sengaja menggoda pengendara karena kesepian. Sebetulnya, lokasi meninggalnya sosok tersebut bukan di Jalan Gubeng, melainkan di wilayah Pasuruan.

Baca Juga :  Gemasnya Cinta Remaja di Mariposa, Baper Lagi gara-gara Angga-Zara

Saat itu ada kereta yang melintas. Nahas, ia tertabrak dan meninggal. Tubuhnya hancur. Sebagian ikut terbawa kereta. Bambang mengatakan, sosok itu datang ke sini untuk mencari kepalanya yang hilang. Kejadiannya itu sudah lama. Sekitar awal 1990.

Selain itu, ada beberapa makhluk lain yang ”berkeliaran” di Jalan Gerbong. Ada ular besar dan pocong. Sosok pocong tersebut juga berkomunikasi dengan Bambang. Hanya, sesekali ia menampakkan diri. ”Kalau yang ini relatif ndak nganggu,” ucap Bambang.

Beda dengan sosok yang tidak utuh itu. Ia sering ngikut membonceng di belakang pengendara sehingga secara tak sadar motor tiba-tiba berat. Namun, saat tikungan menuju Jalan Tapak Siring, ia kembali ke tempat semula.

Sepanjang Jalan Gerbong memang dikenal cukup banyak makhluk astral. Bahkan, sebelum menara signal direnovasi, konon makhluk gaib itu sering mengubah signal sehingga memengaruhi jalan kereta.

Selain itu, banyak sosok ”anak-anak” yang seliweran di sepanjang jalan. Nah, hal itu yang kadang membuat pengendara motor terjatuh. Menurut Bambang, ”anak kecil” itu adalah janin yang dibuang.

Baca Juga :  Pulang Mengajar, Buka Bengkel Patah Tulang

Dulu, sekitar 1990, Jalan Gerbong belum dibuka untuk jalan umum. Hanya ditempati gerbong kereta. ”Dulu cuma dipakai untuk jalan motor,” kata Efendi, salah seorang warga sekitar. Nah, sering ditemukan janin yang dibuang di gerbong kereta.

Menurut Efendi, area Jalan Gerbong dulu dikenal sebagai ”Kampung Seng”, kawasan esek-esek kelas pinggiran. Gubuk-gubuk dan lampu gas menjadi pemandangan lumrah di sepanjang rel saat malam. Sekitar 10 tahun lalu, gubuk-gubuk itu ditertibkan. Pria 74 tahun tersebut tak menampik kalau di bawah jembatan sering ada pengendara yang terjatuh. Entah apa penyebabnya.

Menanggapi kejadian tersebut, Bambang menyatakan, hal itu bisa disebabkan gangguan makhluk gaib. Misalnya, sosok ”anak-anak” yang kerap seliweran. Pria yang juga anggota tim rescue tersebut menambahkan, kawasan Stasiun Gubeng menyimpan cukup banyak cerita misteri. Bambang mengungkapkan, misalnya di area Stasiun Gubeng Lama. Di sana konon ada seorang nonik Belanda. Ia tidak bisa berjalan lantaran tertabrak kereta.

Terpopuler

Artikel Terbaru