26.3 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Film Perjalanan Band Seventeen Hingga Diterjang Tsunami Segera Digarap

Masih ingat dengan tragedi tsunami Banten yang melanda band
Seventeen setahun lalu? Hampir seluruh personel band itu tersapu ombak ganas
tsunami saat sedang manggung merayakan malam tahun baru. Banyak netizen menilai
peristiwa kelam itu akan menarik jika dibuat dalam layar lebar.

Desas-desus rencana pembuatan film band Seventeen itu kini
terjawab sudah. Mahakarya Pictures bersama Mahaka Integra Radio kini
mengumumkan teaser dan poster film yang diberi judul ‘Kemarin’ bersamaan dengan
syukuran syuting film.

Dua minggu sebelum peristiwa tsunami yaitu pada 13 Desember
2018, Seventeen bersama manajemen sempat melakukan meeting tentang
rencana pembuatan film dokumenter. Setelah itu Seventeen pun sibuk dengan
kontrak kerja yang berturut-turut hingga tahun baru.

Namun suratan berkata lain tepat pada 22 Desember 2018 saat
Seventeen mengisi sebuah panggung acara gathering, tsunami datang.
Bencana alam itu merenggut nyawa 6 orang keluarga Seventeen bersama dengan
ratusan orang lainnya menjadi korban meninggal dunia.

Baca Juga :  Gagal Bertemu, Titip Salam dengan Petugas Jaga

Faktanya band asal Yogyakarta itu memiliki materi video
perjalanan Seventeen lebih tepatnya sebanyak 55 jam dokumentasi sejak awal
hingga akhir perpisahan mereka memang benar adanya. Harus ada sebuah wadah yang
bisa menyampaikan semua kisah perjalanan Ifan (vokalis), alm Bani (bassist),
alm Herman (gitaris), alm Andi (drummer) berserta seluruh kru dan management
yang sudah menjadi sebuah keluarga besar.

Niatan membuat film pun sebenarnya telah terurungkan karena
semua masih dalam keadaan duka. Tak ada rencana yang terbersit untuk Seventeen
saat itu. Namun sebulan tepat setelah tsunami, kamera milik almarhum Andi
diketemukan. Dalam kamera tersebut tersimpan semua kenangan terakhir Seventeen
di Tanjung Lesung. Dari H-1 tsunami hingga saat Seventeen di atas panggung
bahkan ketika tsunami menerjang di lagu kedua mereka tampil.

“Setelah melihat semua isi kamera almarhum Andi, saya putuskan
untuk melanjutkan pembuatan film dokumenter. Lalu menelpon Upie Guava untuk
menyampaikan rencana ini. Upie sangat tertarik dan merasa terhormat mendapat
kesempatan ini,” ujar CEO Mahakarya yang juga bagian dari Seventeen, Dendi
Reynando dalam keterangan tertulis, Selasa (29/10).

Baca Juga :  Baru Melahirkan, Shandy Aulia Dibuat Cemburu Suami

Dalam perjalanannya, Mahakarya menawari Wisnu Surya Pratama yang
cukup sering menulis film dokumenter untuk ‘Kemarin’. Setelah menonton seluruh
footage akhirnya Wisnu tertarik untuk terlibat. Dari rencana awal konsep
dokumenter, film dikembangkan dalam kemasan doku drama. Kejadian tsunami pun
diproduksi ulang sesuai dengan kebutuhan cerita.

Film ‘Kemarin’ akan bercerita tentang perjalanan Seventeen dan
hal-hal yang dihadapi. Dan tentunya apa yang terjadi pada Seventeen saat dan
setelah tsunami yang menjadi poros dari film ‘Kemarin’.

“Semangat kami semakin optimis setelah Adrian Syarkawi, CEO
Mahaka Radio dan Mahaka Media bersedia terlibat dalam film ini. Kami menjadi
optimis cerita yang akan dibagi ini bisa sampai dengan baik pada masyarakat
Indonesia,” tutur Dendi.(jpc)

 

Masih ingat dengan tragedi tsunami Banten yang melanda band
Seventeen setahun lalu? Hampir seluruh personel band itu tersapu ombak ganas
tsunami saat sedang manggung merayakan malam tahun baru. Banyak netizen menilai
peristiwa kelam itu akan menarik jika dibuat dalam layar lebar.

Desas-desus rencana pembuatan film band Seventeen itu kini
terjawab sudah. Mahakarya Pictures bersama Mahaka Integra Radio kini
mengumumkan teaser dan poster film yang diberi judul ‘Kemarin’ bersamaan dengan
syukuran syuting film.

Dua minggu sebelum peristiwa tsunami yaitu pada 13 Desember
2018, Seventeen bersama manajemen sempat melakukan meeting tentang
rencana pembuatan film dokumenter. Setelah itu Seventeen pun sibuk dengan
kontrak kerja yang berturut-turut hingga tahun baru.

Namun suratan berkata lain tepat pada 22 Desember 2018 saat
Seventeen mengisi sebuah panggung acara gathering, tsunami datang.
Bencana alam itu merenggut nyawa 6 orang keluarga Seventeen bersama dengan
ratusan orang lainnya menjadi korban meninggal dunia.

Baca Juga :  Gagal Bertemu, Titip Salam dengan Petugas Jaga

Faktanya band asal Yogyakarta itu memiliki materi video
perjalanan Seventeen lebih tepatnya sebanyak 55 jam dokumentasi sejak awal
hingga akhir perpisahan mereka memang benar adanya. Harus ada sebuah wadah yang
bisa menyampaikan semua kisah perjalanan Ifan (vokalis), alm Bani (bassist),
alm Herman (gitaris), alm Andi (drummer) berserta seluruh kru dan management
yang sudah menjadi sebuah keluarga besar.

Niatan membuat film pun sebenarnya telah terurungkan karena
semua masih dalam keadaan duka. Tak ada rencana yang terbersit untuk Seventeen
saat itu. Namun sebulan tepat setelah tsunami, kamera milik almarhum Andi
diketemukan. Dalam kamera tersebut tersimpan semua kenangan terakhir Seventeen
di Tanjung Lesung. Dari H-1 tsunami hingga saat Seventeen di atas panggung
bahkan ketika tsunami menerjang di lagu kedua mereka tampil.

“Setelah melihat semua isi kamera almarhum Andi, saya putuskan
untuk melanjutkan pembuatan film dokumenter. Lalu menelpon Upie Guava untuk
menyampaikan rencana ini. Upie sangat tertarik dan merasa terhormat mendapat
kesempatan ini,” ujar CEO Mahakarya yang juga bagian dari Seventeen, Dendi
Reynando dalam keterangan tertulis, Selasa (29/10).

Baca Juga :  Baru Melahirkan, Shandy Aulia Dibuat Cemburu Suami

Dalam perjalanannya, Mahakarya menawari Wisnu Surya Pratama yang
cukup sering menulis film dokumenter untuk ‘Kemarin’. Setelah menonton seluruh
footage akhirnya Wisnu tertarik untuk terlibat. Dari rencana awal konsep
dokumenter, film dikembangkan dalam kemasan doku drama. Kejadian tsunami pun
diproduksi ulang sesuai dengan kebutuhan cerita.

Film ‘Kemarin’ akan bercerita tentang perjalanan Seventeen dan
hal-hal yang dihadapi. Dan tentunya apa yang terjadi pada Seventeen saat dan
setelah tsunami yang menjadi poros dari film ‘Kemarin’.

“Semangat kami semakin optimis setelah Adrian Syarkawi, CEO
Mahaka Radio dan Mahaka Media bersedia terlibat dalam film ini. Kami menjadi
optimis cerita yang akan dibagi ini bisa sampai dengan baik pada masyarakat
Indonesia,” tutur Dendi.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru