33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Darius dan Donna Ketagihan Mengaspal di Jalan Raya Tertinggi Dunia

Tim Himalayan Ridge berhasil mencapai Khardung La Pass, India, pada Selasa (6/8). Dari enam rider asal Indonesia tersebut, ada pasangan selebritas, yakni Darius Sinathrya dan Donna Agnesia.

Khardung La Pass merupakan jalan raya tertinggi di dunia (5.359 meter di atas permukaan laut). Khardung La berada di pegunungan Himalaya tepatnya di wilayah India Utara.

Kondisi lintasan dan cuaca yang cukup ekstrem di wilayah tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pasangan suami-istri tersebut bersama tim Himalayan Ridge.

“Kami bersyukur bisa menyelesaikan misi Himalayan Ridge. Tim dalam kondisi prima kendati harus menghadapi beragam rintangan jalan dan cuaca yang berubah-ubah,” kata Darius.

Darius dan pasangan telah memulai petualangan bermotor Himalayan Ridge dari kota Chandigarh, India pada 1 Agustus 2019. Perjalanan yang membawa misi sosial #kebaikantanpabatas, sebuah kegiatan pengumpulan dana untuk pembangunan sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), ini dilakukan bersama tim dokumenter yang terdiri dari jurnalis senior sekaligus petualang bermotor Wisnu Guntoro Adi, kameraman dan drone master Nico Silfido, fotografer Riko Louis, serta logistik Gugum Gumilar.

Baca Juga :  Vicky Notonegoro Ditangkap Polisi

“Setelah mengeksplor kota Manali kami melanjutkan perjalanan menuju Leh. Di sinilah petualangan yang sesungguhnya dimulai,” lanjut produser film Night Bus tersebut.

Darius menceritakan perjalanan dari Manali membuahkan pengalaman baru yang belum pernah dirasakan sebelumnya. “Bermotor di atas ketinggian 4.000 meter tidak semudah yang dibayangkan. Di sepanjang perjalanan kami dihantui penyakit ketinggian, altitude sickness,” ungkapnya.

Hal tersebut diakui Donna. Menurutnya dia sempat mengalami altitude sickness dalam level medium. “Rasa sakit di kepala yang sulit dijelaskan. Baru pertama saya merasakan sakit kepala dan mual yang seperti itu,” ungkap Donna.

Donna mengisahkan, rasa sakit yang teramat sangat dialami saat perjalanan dari distrik Keylong menuju Sarchu yang berada pada ketinggian 3.500 meter hingga 4.400 meter.

Rasa sakit diakuinya semakin tinggi ketika tim memutuskan bermalam di tenda di atas ketinggian 4.700 meter.

Baca Juga :  Gugat Cerai Suami

“Bermalam di tenda di atas ketinggian 4.000 meter membuat saya sulit tidur. Angin kencang menggemuruh di dalam tenda sepanjang malam. Rasa dingin tak terkirakan, padahal ini musim panas di Himalaya,” lanjut ibu tiga anak itu.

Meski begitu Donna tidak patah semangat menjalani petualangan yang penuh resiko tersebut. Dibonceng suaminya dia merasa telah meraih pengalaman tersendiri.

“Saya beruntung bisa merasakan sensasi berpetualang seperti ini,” ungkapnya. “Saya baru pertama kali bermotor seperti ini dan sama sekali tidak kapok.”

Keberhasilan Himalayan Ridge mencapai Khardung La juga diakui Darius berkat kerja sama solid tim. “Tim berisi pemotor berpengalaman yang tidak hanya mampu menguasi sepeda motor, namun juga bisa berhitung tentang medan jalan, kondisi cuaca dan ritme perjalanan. Tanpa kematangan itu mungkin Himalaya bisa mendikte kami,” pungkas Darius. (mg8/jpnn)

Tim Himalayan Ridge berhasil mencapai Khardung La Pass, India, pada Selasa (6/8). Dari enam rider asal Indonesia tersebut, ada pasangan selebritas, yakni Darius Sinathrya dan Donna Agnesia.

Khardung La Pass merupakan jalan raya tertinggi di dunia (5.359 meter di atas permukaan laut). Khardung La berada di pegunungan Himalaya tepatnya di wilayah India Utara.

Kondisi lintasan dan cuaca yang cukup ekstrem di wilayah tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pasangan suami-istri tersebut bersama tim Himalayan Ridge.

“Kami bersyukur bisa menyelesaikan misi Himalayan Ridge. Tim dalam kondisi prima kendati harus menghadapi beragam rintangan jalan dan cuaca yang berubah-ubah,” kata Darius.

Darius dan pasangan telah memulai petualangan bermotor Himalayan Ridge dari kota Chandigarh, India pada 1 Agustus 2019. Perjalanan yang membawa misi sosial #kebaikantanpabatas, sebuah kegiatan pengumpulan dana untuk pembangunan sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), ini dilakukan bersama tim dokumenter yang terdiri dari jurnalis senior sekaligus petualang bermotor Wisnu Guntoro Adi, kameraman dan drone master Nico Silfido, fotografer Riko Louis, serta logistik Gugum Gumilar.

Baca Juga :  Vicky Notonegoro Ditangkap Polisi

“Setelah mengeksplor kota Manali kami melanjutkan perjalanan menuju Leh. Di sinilah petualangan yang sesungguhnya dimulai,” lanjut produser film Night Bus tersebut.

Darius menceritakan perjalanan dari Manali membuahkan pengalaman baru yang belum pernah dirasakan sebelumnya. “Bermotor di atas ketinggian 4.000 meter tidak semudah yang dibayangkan. Di sepanjang perjalanan kami dihantui penyakit ketinggian, altitude sickness,” ungkapnya.

Hal tersebut diakui Donna. Menurutnya dia sempat mengalami altitude sickness dalam level medium. “Rasa sakit di kepala yang sulit dijelaskan. Baru pertama saya merasakan sakit kepala dan mual yang seperti itu,” ungkap Donna.

Donna mengisahkan, rasa sakit yang teramat sangat dialami saat perjalanan dari distrik Keylong menuju Sarchu yang berada pada ketinggian 3.500 meter hingga 4.400 meter.

Rasa sakit diakuinya semakin tinggi ketika tim memutuskan bermalam di tenda di atas ketinggian 4.700 meter.

Baca Juga :  Gugat Cerai Suami

“Bermalam di tenda di atas ketinggian 4.000 meter membuat saya sulit tidur. Angin kencang menggemuruh di dalam tenda sepanjang malam. Rasa dingin tak terkirakan, padahal ini musim panas di Himalaya,” lanjut ibu tiga anak itu.

Meski begitu Donna tidak patah semangat menjalani petualangan yang penuh resiko tersebut. Dibonceng suaminya dia merasa telah meraih pengalaman tersendiri.

“Saya beruntung bisa merasakan sensasi berpetualang seperti ini,” ungkapnya. “Saya baru pertama kali bermotor seperti ini dan sama sekali tidak kapok.”

Keberhasilan Himalayan Ridge mencapai Khardung La juga diakui Darius berkat kerja sama solid tim. “Tim berisi pemotor berpengalaman yang tidak hanya mampu menguasi sepeda motor, namun juga bisa berhitung tentang medan jalan, kondisi cuaca dan ritme perjalanan. Tanpa kematangan itu mungkin Himalaya bisa mendikte kami,” pungkas Darius. (mg8/jpnn)

Terpopuler

Artikel Terbaru